Menduga Produktivitas Padi Menurut Jarak Tanam Melalui Teknik Ubinan

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Artikel Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

Twitter

Upaya peningkatan produktivitas padi hanya dengan menggunakan varietas unggul berdaya hasil tinggi tidak akan efektif tanpa diikuti oleh teknik budidaya, terutama pengaturan jarak tanam yang optimal. Perbedaan jarak tanam sering kali kurang mendapat perhatian dalam cara menentukan produktivitas padi berdasarkan ubinan Jarak tanam yang menetukan populasi tanaman per satuan luas bervariasi antarpetani dan antarlokasi. Hal ini menyebabkan dugaan produktivitas persatuan luas juga akan bervariasi. Kesalahan dalam pendugaan hasil padi per satuan luas berdampak terhadap kesalahan data produksi nasional. Oleh karena itu diperlukan standarisasi ubinan, populasi jumlah tanaman (jumlah rumpun) per satuan luas, dan konversi gabah hasil ubinan ke hektar berdasarkan jarak tanam padi di lapangan.

Ubinan adalah luasan pada pertanaman, yang umumnya berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar (untuk mempermudah perhitungan luas), yang dipilih untuk mewakili suatu hamparan pertanaman yang akan diduga produktivitasnya (hasil tanaman per hektar tanpa pematang) dengan cara menimbang hasil (kg/ubinan), dikali 10.000 m2, dan dibagi dengan luas ubinan (m2). Ubinan yang benar adalah apabila diperluas ke kanan-kiri atau ke depan-belakang (pada pertanaman dengan jarak tanam beraturan), maka jumlah rumpun tanaman (populasi) merupakan kelipatan dari jumlah rumpun dalam ubinan semula.

Persyaratan ubinan menurut Gomez dan Gomez (1983) adalah
(1) mudah diidentifikasi, jelas batasnya, terutama pada hamparan pertanaman padi dengan jarak tanam yang sama;

(2) mudah diukur atau dikonversi ke hektar, misalnya luas ubinan sudah diketahui (6,25 m2, sesuai cara lama);

(3) ketepatan dugaan tinggi dengan biaya murah, misalnya hasil padi pada suatu hamparan diduga dari ubinan secara tepat dan tidak memerlukan banyak biaya;

(4) panjang dan lebar atau bentuk ubinan disesuaikan dengan jarak tanam yang beraturan di lapangan, diukur dari titik tengah antar-4 rumpun ke titik tengah antar-4 rumpun di ujung lainnya;

(5) upayakan berbentuk bujur sangkar atau empat per segi panjang yang mendekati bujur sangkar;
(6) ubinan diletakkan pada bagian dari pertanaman yang mewakili kondisi pertanaman seluruhnya;
(7) apabila ada bagian-bagian dari pertanaman yang menunjukkan perbedaan pertumbuhan/kesuburan, maka pada setiap bagian pertanaman diletakkan satu ubinan, dan produktivitas pertanaman merupakan rata-rata dari produktivitas bagian pertanaman, dikali dengan proporsi luas keseluruhan. Misalnya, bagian pertanaman pertama memiliki produktivitas 5 ton/ha dengan proporsi 10% dari seluruh areal pertanaman, bagian pertanaman kedua memiliki produktivitas 6 ton/ha dengan proporsi 40%; dan bagian pertanaman ketiga memiliki produktivitas 7 ton/ha dengan proporsi 50%, maka produktivitas hamparan dihitung sbb:

Produktivitas rata-rata = (5 x 0,1) + (6 x 0,4) + (7 x 0,5) ton/ha = 6,4 ton/ha

Tanpa mempertimbangkan perbandingan luas pertanaman (proporsi), maka produktivitas bisa salah hitung menjadi (5+ 6 + 7)/3 ton/ha = 6,0 ton/ha.
Ukuran ubinan yang digunakan di lapangan saat ini, untuk menentukan produktivitas padi, adalah 2,5 m x 2,5 m. Apabila jarak tanam 25 cm x 25 cm maka jumlah rumpun dalam ubinan yang dipanen adalah 100 rumpun (250/25 x 250/25 = 10 rumpun x 10 rumpun). Apabila jarak tanam 20 cm x 20 cm maka jumlah rumpun yang dipanen dengan cara yang sama adalah 250/20 x 250/20 = 12,5 rumpun x 12,5 rumpun = 156,25 rumpun, yang tentunya tidak dapat dilaksanakan dengan tepat, sehingga menimbulkan perbedaan dalam penghitungan.
Misalnya, nilai 12,5 rumpun bisa dibulatkan menjadi 13 rumpun dalam luas ubinan 6,25 m2, dan bisa juga "dianggap" 13 x13 rumpun atau 169 rumpun

Cara 1) Dibandingkan dengan bila yang dipanen 12 rumpun x 12 rumpun atau 144 rumpun Cara 2), maka hasil ubinan dari 2,5 m x 2,5 m akan berbeda 25 rumpun.
Dengan kata lain, hasil ubinan dengan cara 1 akan 1,17 x lebih besar dibandingkan dengan cara 2, yaitu 169/144 = 1,17. Jadi apabila cara 1 hasilnya 6.000 kg/ha, maka dengan cara 2 hasilnya 5.128 kg/ha, padahal luas hamparannya sama.

Contoh :
Sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1 (20 cm ? 40 cm) x 10 cm

a. Orientasi Pertanaman

b. Populasi tanaman

Populasi tanaman dalam 1,2 m x 1 m = 4 rumpun x 10 rumpun atau 1,2 m2 = 40 rumpun atau 1 ha = 10.000/1,2 m2 x 40 rumpun 333.333 rumpun.

c. Ukuran ubinan

Ukuran ubinan yang sesuai adalah: 2,4 m x 2,5 m = 6 m2 atau 8 rumpun x 25 rumpun = 200 rumpun.
d. Konversi hasil ubinan ke hektar

Apabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah 10.000/6 m2 x 3 kg = 5.000 kg GKP/ha.


Pustaka

Puslitbang Tanaman Pangan -Badan Litbang Pertanian 2014