MEMAHAMI FENOMENA EL NINO DAN MITIGASI DISPERPA KOTA MAGELANG MENGHADAPI EL NINO

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Artikel Pertanian

Oleh

Among wibowo,sp, mma

Penyuluh Pertanian Madya

Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang

 

 

El Nino merupakan fenomena iklim alamiah yang terjadi ketika suhu permukaan laut di wilayah tengah dan timur Samudra Pasifik menjadi lebih hangat daripada umumnya. Siklus Fenomena El Nino tidak teratur, tetapi biasa terjadi setiap 2 tahun hingga 7 tahun sekali. Perubahan suhu laut ini mempengaruhi pola angin dan aliran udara di seluruh dunia, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pola cuaca dan curah hujan di berbagai wilayah. El Nino adalah bagian dari variabilitas alamiah dalam cuaca global yang mempengaruhi suhu permukaan laut di Samudra Pasifik sehingga menyebabkan perubahan siklus iklim yang signifikan dan dapat berdampak besar terhadap sektor pertanian.

Dampak El Nino pada pertanian dapat sangat bervariasi tergantung pada lokasi geografis dan intensitas El Niño itu sendiri. Beberapa dampak utama  yang diakibatkan El Nino adalah (1) Kekeringan, El Nino sering kali menyebabkan penurunan curah hujan dan kekeringan di beberapa wilayah. Kondisi ini dapat mengakibatkan krisis air yang serius untuk pertanian, menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan potensi hasil panen, (2) Peningkatan Suhu, suhu yang lebih tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat menyebabkan stres panas pada tanaman tertentu sehingga dapat mengurangi produktivitas tanaman dan kualitas hasil panen, (3) Banjir dan Tanah Longsor, meskipun El Nino dikenal dengan cuaca kering, di beberapa wilayah, fenomena ini juga dapat memicu terjadinya banjir dan tanah longsor akibat curah hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat setelah periode kekeringan; (4) Perubahan Pola Hama dan Penyakit, perubahan pola cuaca yang terkait dengan El Nino dapat mempengaruhi pola serangan hama dan penyakit tanaman. Akibatnya serangan hama dapat tidak terduga dan penyebaran penyakit menjadi lebih cepat.

 

                        Ilustrasi foto kekeringan (Sumber BNPB)

 

Tahun 2023 Indonesia dihadapkan dengan fenomena iklim El-Nino, dampak langsung pada sektor pertanian adalah ancaman gagal tanam dan puso (gagal panen) di beberapa wilayah. Terkait fenomena ini Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang telah melaksanakan Early Warning Stystem (EWS) disertai kegiatan pengawalan dan pendampingan kepada petani dan kelompok tani untuk segera melakukan adaptasi dan mitigasi guna meminimalisir resiko-resiko yang timbul terhadap dampak fenomena El Nino antara lain (studi kasus pada padi sawah) :

  1. Optimalisasi penggunaan Sumber Air Irigasi Tanah Dangkal (SIATD) di Cacaban dan Tidar Utara serta sumber air dari Kali Bening, Kali Progo dan Kali Elo dengan pompa air di setiap kelompok tani
  2. Percepatan waktu tanam agar saat fase kritis tanaman sudah aman dari resiko kekeringan
  3. Pengaturan pola tanam MT III dengan varietas toleran kekeringan/padi gogo (Ciherang, Inpago) dan atau palawija (sayuran, jagung dan kedelai)
  4. Pengaturan jadwal penggunaan air irigasi antar sub sektor
  5. Penggunaan sistem pengairan berselang (Intermittent Irrigation) pada padi sawah (amw, red)

Prospek Budidaya Ayam Joper

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Artikel Pertanian

Oleh :

AMONG WIBOWO, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa

 

Ayam jowo super atau lebih dikenal dengan ayam joper merupakan ayam hasil perbaikan genetik menggunakan metode grading up. Metode ini, yaitu dengan menyilangkan ayam ras betina dengan pejantan ayam kampung. Pejantan yang digunakan bisa ayam bangkok, ayam pelung, ayam nunukan, atau berbagai jenis ayam lokal unggul lainnya. Dari hasil persilangan tersebut diperoleh keunggulan masing-masing ayam. Misalnya, pertumbuhannya yang cepat, memiliki kandungan gizi yang tinggi, rasanya yang lezat, kemampuan bertelur terus menerus, namun tidak memilki sifat mengeram serta tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan penyakit. Kendati tidak persis sama, tampilan ayam joper tidak begitu berbeda dengan ayam kampung pada umumnya. Perbedaannya hanya dalam hal : 1) Ayam joper jantan memiliki jengger yang besar dengan pial besar dan tegap, serta memiliki warna bulu bervariasi; 2) Warna telur memiliki kerabang yang lebih coklat dibandingkan dengan telur ayam kampung biasa yang agak putih; 3) masa panen lebih cepat yaitu umur 45 hari, berbeda dengan ayam kampung biasa umumnya baru bisa dipanen setelah berumur 2 bulan.

PROSPEK DAN PEMELIHARAAN

Berbeda dengan ayam yang lain, permintaan pasar akan ayam joper saat ini masih relatif tinggi, sehingga harga jualnya tetap terjaga dan stabil. Berapapun produksi ayam joper akan diserap oleh pasar dengan harga yang sangat menarik. Sehingga, secara ekonomi, prospek usaha ternak ayam joper sangat menjanjikandan memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Untuk mewujudkannya, tentu saja peternak wajib memperhatikan keseimbangan usaha yang tepat dan terciptanya lingkungan yang nyaman disamping manajemen yang terkoordinasi dengan baik agar produksi bisa bertahan lebih lama dan keuntungan maksimal bisa diperoleh peternak. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam usahaternak ayam joper ini adalah : kandang, pakan, penangan penyakit.

  1. Sebagai komponen penting, kondisi kandang harus baik, dimulai dari pemilihan lokasi strategis yang jauh dari pemukiman penduduk dan lingkungan udara yang sesuai untuk ayam. Lingkungan yang baik dipengaruhi suhu udara dan kelembaban. Adanya sumber air merupakan hal yang sangat penting. Untuk kandang DOC perlu diberikan penghangat, agar DOC tidak kedinginan. Suhu kandang jangan terlalu panas, sekitar 30-32o C saja. Struktur, tata letak serta peralatan perkandangan yang baik juga hal yang penting. Jika ayam joper dipelihara dari DOC hingga panen, dibedakan antara kandang pemeliharaan DOC dan kandang pembesaran.

Kandang DOC, digunakan mulai umur 0-3 minggu. Umumnya berbentuk box yang di dalamnya terdapat sumber pemanas buatan yang berfungsi sebagai penghangat. Penghangat ini berupa lampu dengan kekuatan 5-10 watt. Selain menggunakan baby box, DOC juga bisa dipelihara di kandang postal. Penghangat yang digunakan pada tipe kandang postal adalah central heater, seperti Indukan Gas Medion (IGM). Pemeliharaan DOC menjadi hal yang sangat diprioritaskan karena fase ini menentukan hasil panen yang akan diperoleh. Perkembangan DOC harus diperhatikan setiap harinya.

Kandang pembesaran. Pada umumnya ukuran kandang lebar 6-9 meter dan panjang 50-70 meter. Kapasitas sekitar 8 ekor/m² untuk ayam yang sudah siap panen. Perlu pengaturan agar ayam tetap dalam kondisi nyaman dan tidak berdesak-desakan. Semakin bertambah umur ayam maka dibutuhkan kandang yang lebih luas.

Pakan, tidak kalah penting untuk diperhatikan agar asupan nutrisi dan gizinya terpenuhi sehingga bisa tumbuh dengan cepat dan baik. Dengan masa pemeliharaan yang cukup singkat, ayam joper tidak membutuhkan banyak pakan. Kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan sangat menentukan produktivitas ayam joper. Perlu diperhatikan juga saat melakukan pergantian pakan ke periode selanjutnya harus dilakukan secara bertahap agar ternak dapat beradaptasi dengan kualitas pakan yang baru. Sebelum dan sesudah pergantian pakan juga berikan multivitamin seperti Vita Stress. Pemberian pakan jangan sampai terlambat karena akan berpengaruh terhadap bobot badan.

Beberapa jenis pakan yang baik untuk ayam joper : 1) Pakan Jadi, yang dapat diberikan kepada ayam joper DOC. Hal ini karena pakan jadi mudah dicerna oleh anak ayam. Selain itu, pemberian pakan jadi juga bertujuan untuk meningkatkan nutrisi bagi ternak; 2) Dedak, merupakan by product dari proses penggilingan padi. Dedak merupakan jenis bahan baku ransum yang sudah lazim diberikan pada ternak karena mengandung sumber energi dan asam amino yang tinggi. Energi metabolisme pada dedak yaitu 2.340 kkal/kg. Pemberian dedak perlu dibatasi karena mengandung 10,2% serat kasar yang sulit dicerna. Batasan penggunaan dedak pada ayam joper yaitu 10-15%; 3) Tepung onggok, yang berasal dari limbah olahan singkong menjadi tepung tapioka. Kandungan metabolismenya cukup tinggi yaitu sekitar 2.956 kkal/kg. Namun pemberiannya dibatasi hanya 5-10% saja; 4) Pollard, merupakan limbah olahan gandum menjadi tepung terigu. Pollard cocok dijadikan bahan pakan ayam joper. Namun, penggunaannya harus dibatasi sekitar 5-10% saja. Meskipun kandungan energinya tergolong tinggi, tapi kandungan serat yang dimiliki dapat membuat ayam diare; 5) Jagung, merupakan biji-bijian yang disenangi oleh ayam. Selain itu, jagung banyak mengandung karbohidrat. Pemberiannya bisa disesuaikan dengan umur ayam. Jagung bisa diberikan dalam bentuk utuh, jagung giling kasar ataupun jagung giling halus. Pakan jagung yang berbentuk utuh bisa diberikan pada ayam joper yang sudah dewasa. Bentuk partikel yang baik untuk diberikan ke ayam joper adalah pakan bentuk pelet. Pelet adalah pakan yang digiling dan kemudian dipadatkan. Pakan yang satu ini sangat disukai ayam karena bisa meningkatkan nafsu makan selain efisiensinya lebih tinggi dibandingkan dengan pakan bentuk tepung (mash). Air minum juga harus selalu tersedia atau ad libitum. Perhatikan juga kualitas air minum baik fisik, kimia maupun kandungan mikroorganismenya.

Kesehatan ayam. Sebelum ayam diserang oleh berbagai penyakit lakukan tindakan preventif terlebih dahulu, antara lain dengan cara: 1) Menjaga kebersihan kandang dan peralatan, yang meliputi sanitasi dan desinfeksi. Terapkan pengontrolan lalu lintas orang yang keluar masuk kandang. Semprot kandang dan lingkungan sekitarnya minimal dua kali seminggu dengan Medisep/Antisep/Neo Antisep serta sanitasi air minum dengan Desinsep. Bersihkan dan buang feses yang menumpuk; 2) Isolasi ayam joper yang sakit, dengan memisahkannya sehingga penularan dapat diminimalkan terutama penyakit Coryza. Sedangkan ayam joper yang mati segera dikeluarkan dari kandang dan dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar; 3) Vaksinasi, untuk menciptakan antibodi sehingga daya tahan tubuh ayam joper lebih optimal. Diolah dari berbagai sumber

Peran Nyata Eco Enzim Menggenjot Produktivitas Pertanian Secara Berkelanjutan

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Artikel Pertanian

Oleh :
Among Wibowo, SP, MMA
Penyuluh Pertanian Madya Pada DIsperpa Kota Magelang

 

 

Strategi untuk menggenjot produktivitas pertanian, terus dilakukan oleh berbagai pihak. Banyak cara diaplikasikan demi mewujudkan peningkatan produktivitas pertanian. Salah satunya dengan mengaplikasikan Eco enzim pada tanaman sebagai pestisida alami, pupuk organik dan bio fertilizer. Pemanfaatan eco enzim dapat menurunkan penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan.

Eco enzim merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Komposisi sampah yaitu 54% berasal dari sampah organik. Manfaat eco enzim untuk rumah tangga yaitu: 1) merendam sayur, menghilangkan pestisida, herbisida, bahan logam dan sel parasit. Juga zat lilin pada buah-buahan, 2) menghilangkan kutu di beras, 3) membersihkan lantai WC dan dinding atau kamar mandi, juga pel lantai sehingga serangga tidak ada, 4) campuran cuci piring sehingga lebih kesat dan bersih, 5) campuran ke cucian pakaian. Memutihkan pakaian tanpa pemutih. Zat fluoren pada pemutih sangat berbahaya bagi kulit, 6) membersihkan minyak atau lemak membandel, 7) memperlancar saluran WC, 8) penjernih Air akuarium, 9) pembersih kerak yang bandel, 10) memoles barang-barang yang kusam, 11) mengurangi nyamuk/ serangga.

Beberapa manfaat eco enzim untuk pertanian antara lain sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, menurunkan asap dalam ruangan, filter air, pupuk alami untuk tanaman dan menurunkan efek rumah kaca. Cara pengaplikasian eco enzim pada lahan sawah sebagai pupuk yaitu dengan menumpahkan eco enzim ke pengairan sawah. Cara pengaplikasian eco enzim untuk membasmi pestisida adalah dengan cara menambahkan 1 tutup botol ke dalam air kemudian sayuran dibersihkan dan direndam dengan sempurna, setelah 45 menit baru diangkat. Cara membuat eco enzim yaitu dengan mencampurkan 1 bagian gula/ molases, 3 bagian sampah organik dan 10 bagian air jernih. Campuran tersebut didiamkan selama 3 bulan di wadah plastik kedap udara. Jika pH sudah dibawah 4,0 berarti eco enzim sudah siap dipanen. Sebelum digunakan, disaring terlebih dahulu.

Eco enzim juga bisa dijadikan kompos dengan bahan-bahan: 1) kohe ayam 10 karung, 2) daun gamal 3 karung, 3) daun rumput bunga putih/cromolema 3 karung, 4) batang pisang 1 karung, 5) sekam padi 5 karung, 6) eco enzim murni 1 botol, 7) molase 1 botol dan 8) air. Alat yang digunakan yaitu sekop 2 buah, ember 2 buah, terpal 4x6 1 buah dan gembor 1 buah. Cara pembuatannya dengan mencacah semua bahan dan dicampurkan dengan dedak halus 10 kg. Air 10 liter dicampur dengan molase 4 sendok, EM4 2 tutup dan EE murni 2 tutup, aduk hingga rata kemudian siram menggunakan gempor ke campuran tadi. Campuran tersebut tidak boleh terlalu basah dan tidak terlalu kering. Sesudah itu bahan campuran dibuat segi empat dengan tinggi 40 cm lalu ditaburi dedak halus di atasnya dan ditutup rapat untuk fermentasi selama 2 minggu. Setelah 2 minggu terpal dibuka dan didinginkan selama 1 hari lalu bisa digunakan sebagai media tanam. Tanda bokasi siap digunakan yaitu tidak berbau dan muncul jamur putih di atasnya serta warna kecoklatan.

       Eco enzim digunakan sebagai pembersih air dengan perbandingannya 1:1000 tergantung dengan volume airnya, didiamkan semalaman maka akan hilang baunya. Boleh menggunakan selang, yang terpenting tidak masuk udara. Eco enzim murni disemprotkan ke tanaman yang terendam banjir 3 bulan dapat membuat tanaman tumbuh normal kembali. Jangan ragu untuk menggunakan eco enzim. dalam kondisi bencana. Eco enzim juga bisa dimanfaatkan untuk kesehatan dan kecantikan. Eco enzim ini tidak membutuhkan banyak modal, karena bahan-bahannya bisa dengan mudah didapat secara gratis kecuali gula merah/molase yang digunakan.  Hidroponik butuh unsur hara yang lengkap, eco enzim tidak bisa menggantikan unsur hara yang dibutuhkan,bisa ditambahkan untuk melengkapi AB mix namun tidak bisa menggantikan 100%. Cara untuk menjernihkan air Danau Toba yang tercemar agar kembali jernih seperti semula dengan menggalang komunitas di masyarakat sekitar danau toba untuk membuat eco enzim agar bisa dituang ke dalam danau, tidak bisa hanya mengandalkan 1 orang saja dalam pembuatan eco enzimnya.  Eco enzim yang difermentasi lebih lama lebih baik kualitasnya , jika dipanen dalam waktu 7-12 hari, enzimnya belum terbentuk.

Mengenal Rumput Pakchong, Pakan Hijauan Unggulan Ternak Sapi

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Artikel Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

 

Bagi ternak ruminansia seperti sapi, hijauan merupakan pakan utama. Secara prosentase, lebih dari 70 persen total ransum dikonsumsi ternak ini dalam bentuk hijauan disamping konsentrat. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pakan hijauan diperlukan ternak agar bisa berproduksi dan berkembang biak dengan baik. Kebutuhan akan hijauan semakin bertambah sejalan dengan bertambahnya populasi dan berat badan sapi. Sedangkan ketersediaan hijauan di lapangan sangat dipengaruhi oleh musim. Saat musim hujan, ketersediaannya melimpah. Sebaliknya pada musim kemarau, ketersediaannya jauh menurun, bahkan pada wilayah tertentu tidak tersedia sama sekali. Untuk itu perlu disiasati agar pakan hijauan ternak tetap terjamin ketersediaannya sepanjang waktu, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dan salah satu sumber pakan hijauan adalah rerumputan.

Rerumputan sebagai sumber serat dan sumber energi bagi sapi, merupakan sumber serat kasar yang berperan dalam menjaga kesehatan dan fungsi rumen. Keberadaan serat di dalam pakan hijauan (selulosa dan hemiselulosa) menjadikan sumber energi bagi mikroba rumen. Hijauan Pakan Ternak yang sudah umum dikembangkan para peternak saat ini diantaranya rumput raja, rumput gajah, rumput setaria, rumput odot dan lainnya.

Namun belakangan ini ada jenis rumput yang unggul dan sedang dikembangkan para peternak khususnya di Pulau Jawa yaitu Rumput Napier Pakchong yang berasal dari Thailand. Disamping berkualitas baik, produksi  Rumput Pakchong ini sangat tinggi dibandingkan jenis rumput lainnya yakni dapat berproduksi hingga 1.500 ton / ha / tahun. Hal tersebut tentu saja jauh diatas produksi rumput yang ada saat ini. Rumput Pakchong merupakan persilangan Rumput Pennisetum Purpureum (Rumput Gajah) dengan Pennisetum Glaucum yang dikembangkan oleh Prof. Krailas Kiyotong di daerah Pak Chong Thailand. Persilangan tersebut menghasilkan rumput yang memiliki pertumbuhan sangat cepat.

Rumput Pakchong disamping produktivitasnya yang sangat tinggi juga memiliki kadar Protein Kasar yang tinggi. Protein kasar ini sangat penting bagi hewan ternak untuk produksi daging maupun susu. Rumput Pakchong juga tahan terhadap kekeringan, sehingga dapat ditanam di berbagai daerah yang kondisi alamnya berbeda beda. Cara menanam rumput Pakchong ini juga mudah. Cukup menggunakan stek sepanjang 2 sampai 3 ruas dengan sistem tanam seperti menanam singkong.

         Berikut ini penjelasan secara lebih lengkap keunggulan dari rumput pakchong sebagai pakan ternak sapi : 1)  Rumput pakchong memiliki Kadar Protein yang tingi yaitu 16,45 %, yang artinya lebih tinggi dari rumput odot ( 11,6 % ), rumput  Taiwan ( 13 % ). Dari perbandingan tersebut dapat dipastikan hewan ternak akan terpenuhi nutrisinya dan lekas gemuk saat proses pemeliharaannya. Bahkan kadar protein yang tinggi pada rumput pakchong juga sangat penting bagi hewan ternak terutama bagi sapi perah untuk menghasilkan susu yang lebih banyak. Intinya, pakchong memiliki kandungan protein yang lebih banyak daripada rumput gajah lainnya ; 2) Disukai Hewan Ternak. Rumput pakchong ini dapat tumbuh hingga mencapai 5 meter. Daun dan batangnya tidak ditumbuhi bulu sehingga sangat disukai oleh hewan ternak. Ini karena daun yang ditumbuhi bulu halus biasanya membuat gatal ketika dimakan; 3) Produktivitas Rumput Pakchong paling tinggi diantara rumput yang dikenal para peternak selama ini yaitu bisa mencapai 1.500 ton / ha / tahun, sedangkan rumput odot hanya mampu berproduksi 350 ton  / ha / tahun dan rumput Taiwan sekitar 400 ton / ha / tahun; 4) Walaupun secara saintik rumput Pakchong memiliki jenis spesies yang sama dengan napier India dan napier Taiwan tetapi diantara ketiga jenis tersebut, napier Pakchong dianggap oleh para peternak sebagai jenis yang paling mampu untuk menghasilkan pangan secara langsung bagi ternaknya; 5) Ciri khas rumput Pakchong adalah umur yang panjang dimana pertumbuhannya bisa mencapai usia 9 tahun dan bisa dipanen setiap 40 sampai 50 hari. Rumput ini hanya perlu disiram satu minggu sekali pada saat musim hujan. Selain itu rumput Pakchong ini tidak mempunyai duri sehingga selain memudahkan ternak untuk mengkonsumsinya juga dapat memudahkan para peternak saat pemanenan. Demikianlah sekilas informasi tentang keunggulan Rumput Pakchong yang perlu kita ketahui, semoga berguna bagi peternak khususnya peternak sapi.