Strategi Untuk Meningkatkan Derajat Kemasaman (pH) Tanah Pertanian

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :
AMONG WIBOWO, SP, MMA
Penyuluh Pertanian Ahli Madya
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang

 

Produksi pertanian salah satunya sangat ditentukan oleh kondisi kemasaman tanah (pH). Untuk lebih memahaminya kita harus dapat mendalami secara teroritis berbagai kondisi pH tanah pertanian (pH tanah pertanian diukur dari skala 0 -12). Tanah masam merupakan tanah yang ber-pH rendah, biasanya pH tanah kurang dari 6. Semakin rendah nilai pH suatu tanah maka derajat kemasaman tanah tersebut semakin tinggi. Penyebab tanah bereaksi masam atau ber-pH rendah adalah karena minimnya unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Oleh karena itu tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.

Kendala utama bagi pertumbuhan tanaman pada tanah masam adalah keracunan Al, Fe, dan Mn. Tingginya kandungan unsur-unsur tersebut akan berbahaya bagi akar dan menghambat pertumbuhan akar serta translokasi P dan Ca ke bagian tanaman. Tanah yang masam umumnya akan menurunkan tingkat produktivitas lahan untuk beberapa jenis tanaman pangan utama seperti padi, jagung, dan kedelai. Selanjutnya ada dua macam jenis tanah masam di Indonesia, yakni:

1. Tanah ultisol; Tanah ultisol mempunyai potensi untuk perluasan areal pertanian, namun produktivitasnya rendah. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat tanah seperti:

  • pH dan KTK tanah yang rendah,
  • Miskin terhadap kation basa,
  • Al-dd tinggi yang dapat meracuni tanaman,
  • Fiksasi unsur N, P,K, dan Ca
  • Tanah mudah tererosi.

2. Tanah gambut; Tanah gambut dicirikan dengan kandungan bahan organik yang tinggi, kemasaman tanah tinggi, namun mempunyai ketersediaan hara makro dan mikro yang sangat rendah. Selain itu pada musim penghujan akan terjadi penggenangan air dan pada musim kemarau akan terjadi kekeringan, sehingga tata air menjadi kebutuhan multak, selanjutnya tingkat keasaman (pH) pada lahan gambut berkisar antara 3-5, yang mengkibatkan unsur hara makro tidak tersedia dalam jumlah yang cukup seperti kurangnya unsur Ca, N, P, K, dan Mg, unsur hara mikro yang diperlukan dalam jumlah sedikit mengalami peningkatan sehsingga bersifat racun bagi tanaman seperti unsur Al, Mn, dan Fe. Selain itu tanah yang terlalu masam dapat menghambat perkembangan mikroorganisme tertentu di dalam tanah.

Tanah masam bukan merupakan jenis tanah yang karakteristiknya alami dari asalnya. Namun tanah ini merupakan tanah yang sedang mengalami krisis. Dengan kata lain, tanah ini dapat dikembalikan supaya menjadi jenis tanah yang normal. Selanjutnya bagaimana agar tanah masam tersebut menjadi tanah yang normal dan dapat di pergunakan untuk usaha tani secara maksimal. Upaya-upaya khusus untuk mengatasi kendala tanah masam agar tanaman kita dapat tumbuh sesuai yang diinginkan seperti berikut ini :

Melakukan Pengapuran

Pengapuran adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keasaman dan kejenuhan AI yang tinggi. Pemberian kapur pada tanah dapat mengubah tanah yang sifatnya sangat masam atau masam hingga mendekati pH netral. Untuk jenis kapur yang baik adalah jenis kapur magnesium atau dolomit yang bisa sekaligus mensuplai Ca dan Mg. Dosis  kapur  disesuaikan dengan  pH  tanah, umumnya sekitar   3 ton/ha,  berkisar antara 1-5 ton/ha. Kapur  yang  baik adalah kapur magnesium atau dolomit yang  dapat sekaligus mensuplai Ca dan Mg.

Melakukan pemupukan pupuk Phospat secara intensif

Kekahatan P pada tanah menjadi kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian pupuk Phospat dengan kadar tinggi pada tanah. Pupuk Phospat yang umum digunakan adalah yang mudah larut seperti TSP, SP-36, SSP, DAP. Pupuk-pupuk tersebut bisa dilarutkan dengan air terlebih dahulu baru disiramkan ke tanah. Unsur yang satu ini juga cocok menghilangkan unsur besi dan aluminium yang terdapat pada tanah dan meracuni tanaman.

Melakukan pengaturan sistem tanam

Bagaimana cara mengatur sistem tanah? Caranya adalah dengan memberikan kotoran hewan atau beberapa bibit lainnya di tanah tersebut. Dengan begitu, beberapa tanaman liar akan mulai tumbuh di sekitar tanah tersebut. Pengaturan sistem tanam sebenarya hanya bersifat untuk mencegah keasaman tanah terjadi atau lebih parah. Untuk mempertahankan kesuburan tanah biasanya petani memberakan tanah atau membiarkan semak belukar tumbuh di lahan yang sudah diusahana dalam masa tertentu. Para petani percaya bahwa tanaman akan lebih subur apabila ditanam pada lahan yang sudah diberakan.

Melakukan pemberian mikroorganisme pengurai

Pemberian mikroorganisme pengurai juga cukup membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini untuk mempercepat penguraian-penguraian bahan organik yang berada di area lahan (among_wibowo, red)

Standar Operasional Prosedur Budidaya Kedelai Edamame

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :
Among WIbowo, SP, MMA
Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang
 
 

Lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman adalah persyaratan usaha yang harus tersedia, dengan agroklimat dan pengairan yang optimal. Tiga bulan sebelum tanam sudah harus ada kepastian lahan yang akan ditanami, dan selambatnya satu bulan sebelum tanam lahan sudah diolah dan dipersiapkan untuk budi daya edamame. Tanaman kedelai umumnya dapat beradaptasi pada berbagai jenis tanah, seperti Aluvial, Regosol, Grumusol, Latosol, dan Andosol, namun edamame menghendaki tanah berstruktur ringan, sedang sampai setengah berat dengan drainase yang baik dan jaminan kecukupan air.

Sifat dan jenis tanah, hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lahan untuk pengembangan edamame adalah:

  1. Lokasi dekat ke jalan untuk memudahkan transportasi hasil panen - Jauh dari tanaman inang, terutama kedelai biasa
  2. Terdapat pengairan teknis, mudah membuang dan memasukkan air
  3. Hamparan datar dan tidak ternaungi
  4. Lingkungan sosial masyarakat mendukung dari segi tenaga kerja dan keamanan.

Pada musim kemarau kedelai edamame dapat ditanam pada tanah berstruktur sedang sampai agak berat. Tanah dengan kondisi demikian dapat menahan air dalam tanah sehingga cocok untuk mengantisipasi berkurangnya air pengairan. Pada musim hujan edamame harus ditanam pada tanah berstruktur ringan sampai sedang, karena lebih mudah meloloskan air dalam tanah dan tidak mudah terjadi penggenangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan direncanakan dengan matang dalam memilih lahan adalah:

  1. Luasan lahan disesuaikan dengan program usaha, dengan membuat perencanaan perolehan lahan minimal tiga bulan sebelum penanaman.
  2. Pertimbangan musim dengan memilih lokasi atau wilayah yang sesuai dengan karakter musim yang ada di daerah pertanaman yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan tipe dalam setahun.

Edamame dapat dibudidayakan sepanjang tahun, dengan menyesuaikan persyaratan yang harus dipenuhi. Namun secara umum, kegiatan tanam dapat dibedakan atas tiga periode waktu, yaitu:

  1. Januari – April: basah - basah
  2. Mei – Agustus: kering - kering
  3. November – Januari: kering - basah

Dengan mempertimbangkan pasar, penanaman edamame dapat dilaksanakan pada bulan November-April. Periode tersebut sesuai dengan ekspor ke Jepang pada saat importir di Jepang bersiap-siap menghadapi musim panas, yang merupakan puncak konsumsi edamame. Namun, mengingat pasokan edamame dari Indonesia masih kecil, maka di luar musim puncak (top season) tetap diharapkan selalu tersedia stok, sehingga penanaman perlu dilakukan sepanjang tahun.

Untuk mempermudah operasionalisasi di lapangan, baik untuk tanam maupun kegiatan lainnya, maka satu tahun dibagi menjadi 52 minggu tanam, atau 52 TMK (Tanam Minggu Ke), sehingga dapat dibuat perencanaan kerja yang matang dan baik secara mingguan, yang meliputi: (1) pencarian lahan, (2) persiapan tanam, (3) tanam/pemeliharaan, (4) panen (5) pengolahan, dan (6) ekspor.

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan untuk persiapan tanam merupakan bagian penting dari teknologi budi daya, dalam upaya mendapatkan produktivitas optimal. Penyiapan lahan yang baik dapat memberikan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman. Kegiatan penyiapan lahan adalah sebagai berikut:

1. Persiapan dan pembuatan saluran

Kegiatan diawali dengan observasi untuk mengetahui kemiringan lahan pada lokasi yang akan dikelola, guna menentukan langkah yang akan diambil berupa:

  • arah saluran, pemasukan dan pengeluaran air, sanitasi, sistem pembukaan tanah, penentuan jalan ke lokasi dan di dalam lokasi (pengangkutan saprodi dan hasil panen), membuat jadwal kegiatan, kebutuhan tenaga, dan biaya.
  • pemasangan patok atau tanda-tanda yang diperlukan.
  • menuangkan program dalam bentuk sketsa/denah, gambar atau daftar untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan.

Selain berfungsi untuk pendistribusian air di dalam lokasi, saluran air juga berfungsi untuk menurunkan permukaan air tanah atau menurunkan kejenuhan air tanah yang akan menjadi media perakaran. Ada dua macam saluran yang diperlukan yaitu:

  • Saluran keliling, dibuat mengelilingi lokasi dengan lebar 50 cm, dalam 50 cm, untuk memisahkan areal pertanaman edamame dengan sawah petani.
  • Saluran tengah, dalam areal pertanaman searah dengan kemiringan lahan dengan lebar 50 cm dan dalam 40 cm.
  • Jarak antar saluran 11 m pada tempat yang kondisinya cenderung basah dan 22 m pada tempat dengan kondisi kering.
  • Dalam pembuatan jalan untuk pengaawasan pertanaman perlu dipastikan lahan yang akan digunakan. Apabila dapat menggunakan pematang akan lebih baik karena menghemat penggunaan lahan budi daya, tetapi bila masih kurang memadai perlu dibuat agar intensitas pengawasan ke semua bedengan dapat dengan mudah dilakukan.

 2. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah untuk budi daya edamame ditujukan untuk meratakan dan menggemburkan tanah dalam bentuk bedengan-bedengan.

Pengolahan tanah meliputi:

  • Pembukaan tanah. Berfungsi membuka dan membalik tanah di permukaan, dan membentuk bongkahan-bongkahan kecil tanah sampai kedalaman 20-25 cm sebelum dibuat bedengan. Sesuai dengan jenis dan kondisi tanah, serta cuaca dapat dipilih alat yang tepat seperti bajak traktor, bajak sapi, cangkul total, lempak atau kombinasi dari alat-alat tersebut, dengan mempertimbangkan mutu hasil olahan dan besarnya biaya.
  • Pembuatan bedeng. Bedengan untuk penanaman benih edamame, dibuat dengan cara menghancurkan ulang tanah hasil pembukaan tanah pertama, sehingga menjadi rata dan gembur dengan lebar 1 m, panjang 10 m, dan tinggi 20-25 cm, jarak antarbedeng 50 cm. Dengan ukuran tersebut didapatkan 600 bedengan/ha. Teknik tanam ini dapat mengatasi berbagai macam situasi cuaca, sehingga membuat edamame disebut sebagai tanaman “segala musim”.

3. Jarak Tanam

Benih edamame di tanam di atas permukaan bedengan setelah disebar pupuk kandang dan pupuk dasar, permukaan rata dan gembur, bersih dari gulma dan dalam kondisi lembab.

Untuk memperoleh produksi optimal maka penanaman benih dilakukan dengan jari tangan. Lubang benih dibuat dengan ibu jari dan telunjuk, ditekan ke dalam bedengan tanah sedalam 2,0-3,0 cm. Sebagai pedoman untuk ukuran kedalaman penempatan benih adalah ruas satu telunjuk jari tangan. Dengan cara ini, kedalaman lubang benih tetap terjaga sehingga pertumbuhan kecambah tidak akan terganggu akibat lubang tanam yang terlalu dalam.

Ke dalam setiap lubang tanam dimasukkan satu butir biji benih edamame, kemudian lubang ditutup dengan tanah secara merata dan tidak dipadatkan (untuk menutup benih agar tetap berada di tempatnya dan menjaga kelembaban benih). Mulsa jerami ditebarkan sejajar dengan lebar bedengan. Mulsa diletakkan tidak terlalu rapat dan padat, namun dapat menutupi permukaan bedeng secara merata, kemudian segera dilakukan penyiraman air dengan menggunakan gembor agar mulsa (yang basah tersiram air) tidak terbang tertiup angin dan tetap melekat pada permukaan tanah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penanaman adalah:

  • Tanah bedengan lembab (kapasitas lapang)
  • Jarak tanam 20 cm x 20 cm
  • Benih yang akan ditanam adalah 250 butir untuk setiap bedeng + 20% cadangan, sehingga menjadi 300 butir/bedeng, atau populasi tanaman 180.000 pohon/ha
  • Pada umumnya benih berjumlah 2.750 butir/kg, dan diperlukan benih 65,5 kg/ha
  • Mulsa jerami dihamparkan merata di atas permukaan bedengan (tidak terlalu tebal) yang telah ditanami, untuk menjaga kelembaban tanah bedengan.

 

4. Pandu Daya Tumbuh dan Penyulaman

Pemantauan daya tumbuh benih perlu dilakukan untuk memastikan benih yang telah ditanam dapat berkecambah dan tumbuh normal, sehingga populasi tanaman yang hidup tiap hektar sesuai dengan yang direncanakan. Penyulaman tanaman diperlukan karena tidak semua benih dapat tumbuh normal. Namun penyulaman tanaman edamame berbeda dengan kedelai biasa. Penyulaman kedelai biasa menggunakan benih, sedang penyulaman edamame adalah dengan cara tanam pindah (transplanting), menggunakan bibit yang sudah ditumbuhkan terlebih dahulu di dalam bilik pembibitan atau nursery. Penyemaian benih di bilik pembibitan dilakukan bersamaan dengan saat tanam benih di lapang. Penggunaan bibit transplant untuk penyulaman diperlukan karena pertumbuhannya sangat pesat. Apabila penyulaman tidak menggunakan bibit transplant, pertumbuhan tanaman tertinggal karena adanya persaingan dengan tanaman-tanaman yang sudah tumbuh terlebih dulu, khususnya dalam mendapatkan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Penyulaman dilaksanakan pada saat tanaman berumur 7-10 hari.

Pemanfaatan Jerami Padi untuk Perbaikan Sifat Tanah

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

AMONG WIBOWO, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

 

Pemberian pupuk an-organik, secara terus menerus dilahan pertanaman padi membuat tanah lebih padat dan kekurangan bahan organik. Untuk itu perlu gerakan pengembalian jerami ke lahan. Diketahui bahwa jerami padi mengandung Si (4-7%), K (1,2 -1,7%), N (0,5-0,8%) dan P(0,07-0,12) (Dobermann dan Fairhurst, 2000).

Dilapangan untuk memberikan gerakan pengembalian jerami ke lahan menemui beberapa hambatan antara lain: (1) Masyarakat lebih suka melihat lahan sawahnya bersih dari serabutan Jerami, (2) Jerami mengganggu terhadap pelaksanaan pengolahan tanah, dan (3) Kurangnya pengetahuan petani mengenai manfaat dari jerami tersebut.

Untuk mengembalikan jerami ke dalam tanah dengan cara: jerami dicincang terlebih dahulu sebelum diberikan pada lahan sawah yang bertujuan untuk mempercepat proses dekomposisi. Contoh pemberian dosis jerami segar adalah 5 t/ha dan dosis pupuk kandang sebanyak 3 t/ha. Sedangkan pengolahan tanah dilakukan dengan cara dicangkul sedalam + 20 cm, dan diratakan. Pada perlakuan pengomposan jerami segar disebar langsung, pencangkulan dilakukan 5-7 hari setelah jerami disebar dan disemprot dengan dekomposer (dalam keadaan basah). Pada perlakuan kompos jerami diberikan saat pemerataan tanah, keadaan tanah basah-tergenang setengah macak-macak (kadar air 30-50%).

Selain itu perlu dilakukan sosialisasi kepada petani manfaat dari pengembalian jerami tersebut, jerami padi diketahui mengandung + 12 kg K2O/ton yang dapat digunakan untuk mengurangi kebutuhan pupuk K. Oleh karena itu, jerami padi yang banyak tersedia setelah panen dapat secara langsung dimanfaatkan dengan cara mencincang terlebih dahulu baru diberikan pada lahan sawah sewaktu mengolah lahan pertama.

Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Hal ini berlangsung melalui mekanisme: Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan agregat.

Salah satu peranan bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen, fosfor dan belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil dekomposisi bahan organik akan mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral.

Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh (Stevenson, 1994).

Salah satu alasan mengapa bahan organik dan pupuk kandang diperlukan untuk memperbaiki produktivitas tanah adalah karena pupuk kandang dan sumber organik lainnya digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kadar bahan organik tanah dan juga menyediakan hara mikro serta faktor-faktor pertumbuhan lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia (an-organik). Penggunaan bahan-bahan ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah. Oleh karena itu pemberian dan pengelolaan bahan organik/pupuk organik secara tepat adalah merupakan tindakan yang terlebih dahulu dilakukan untuk memperbaiki lingkungan tumbuh tanaman sehingga produktivitasnya tidak merosot.

Berikut ini beberapa manfaat dari pupuk organik :

  1. Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro yang relatif kecil jika dibandingkan dengan pupuk kimia.
  2. Mampu memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah, dan mudah ditembus akar
  3. Dapat meningkatkan daya menahan air (water holding capacity), sehingga kemampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga.
  4. Dapat memperbaiki kehidupan biologi tanah
  5. Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperan dalam proses dekomposisi bahan organik.
  6. Aman bagi lingkungan
  7. Dapat membantu peningkatan pH tanah

Perlu mendorong dan mengedukasi petani, pentingnya mengembalikan jerami ke lahan. Ayok belum terlambat, untuk memperbaiki kualitas tanah.

 

Sumber Informasi

Dobermann, A. dan T. Fairhurst. 2000. Rice : Nutrient Disorders & Nutrient Management. Potash & Potash Institute/Potash & Potash Intitute of Canada

Arsyad. S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor, Bogor 17p.

Stevenson, F.J., 1992. Humus Chemistry. John Wiley and Sons. New York.

Aplikasi Jerami Padi untuk Perbaikan Sifat Tanah dan Produksi Padi Sawah Siti Maryam Harahap, Universitas Sumatera Utara Medan 2008

Cara Memperpanjang Masa Simpan Buah Cabai

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

Twitter

Cabai merah (Capsicum annum, L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Cabai merah juga merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat Kalimantan Selatan. Selain karena alas an citarasa, orang menkonsumsi cabai karena manfaat yang ada dalam cabai. Zat capsaicin (8-metil-N-vanilil-6-nonenamida) yang terdapat dalam urat putih cabai diketahui bersifat stomakik yang mampu merangsang produksi hormon endorphin dan juga meningkatkan nafsu makan. Selain itu cabai juga bersifat antikoagulan, antibiotik alami dan mampu menurunkan kadar kolesterol darah. Kandungan kalsium, fosfor, vitamin C dan betakaroten (provitamin A) diketahui juga sangat tinggi. Baik menanam cabai sendiri ataupun mengambil keuntungan dari harga cabai yang murah di pasar, mengawetkan cabai adalah cara yang baik untuk tetap memiliki cabai sepanjang tahun. Pilihlah salah satu cara di antara mengeringkan, mengasinkan, membekukan, atau mengawetkan cabai dalam minyak. Masing-masing cara pengawetan akan menghasilkan tekstur yang berbeda, tetapi rasa dan panas cabai akan tetap utuh.
Bersihkan dan keringkan cabai.

Bilaslah cabai dengan air dingin yang mengalir untuk membersihkan kotoran dan puing-puing debu lainnya. Buang cabai yang telah membusuk atau rusak, karena cabai-cabai tersebut tidak akan bertahan lama. Tepuk cabai dengan kertas tisu hingga kering sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.

  • Akan lebih baik jika mengenakan sarung tangan ketika menangani cabai. Cabai pedas mengandung zat kapsaisin, yaitu zat kimia yang membakar ketika bersentuhan dengan kulit.
  • Sangat berhati-hatilah untuk tidak menyentuh mata atau hidung setelah menangani cabai pedas.
  • Letakkan cabai di atas rak kawat. Cara ini dapat menggunakan rak pendingin atau rak lainnya yang memiliki celah agar terdapat sirkulasi udara dari bawah. Jika memungkinkan, jangan menggunakan baki atau nampan masak yang padat, karena kurangnya aliran udara akan membuat cabai sulit kering dengan merata.
  • Letakkan rak atau baki di dalam ruangan yang disinari matahari dan memiliki ventilasi yang baik. Ambang jendela dapur adalah tempat yang bagus.
  • Biarkan cabai mengering selama tiga hari atau lebih, lalu simpan cabai dalam wadah kedap udara.
  • Cobalah menguntai dan menggantung cabai.

Ini adalah cara yang mudah dan dekoratif untuk mengeringkannya. Ketika cabai telah kering, bisa membiarkannya tetap menggantung atau menyimpannya untuk digunakan lain kali. Ini adalah cara melakukannya:

  • Masukkan benang yang kuat atau benang pancing ke dalam jarum. Tusuk cabai hingga tembus pada bagian pangkal tangkainya agar cabai teruntai dengan benang. Lakukan ini hingga semua cabai teruntai.? Gantung untaian cabai pada bagian rumah yang memiliki cukup ventilasi dan disinari matahari.
  • Dalam tiga hari hingga satu minggu, cabai akan mengering dan siap digunakan.
    Keringkan cabai dengan cepat menggunakan oven.
    Ini adalah cara yang baik jika terburu-buru dan tidak ingin menunggu cabai untuk mengering secara alami. Daripada membiarkan cabai dalam kondisi utuh, lebih baik memotongnya agar cabai mengering dengan lebih cepat dan merata.
  • Potong setengah cabai yang telah dibersihkan secara memanjang.
  • Letakkan cabai yang telah dipotong di atas baki panggangan dengan sisi biji cabai menghadap ke luar.
  • Panggang cabai pada suhu 51,67 derajat Celsius (atau pengaturan suhu terendah alat pemanggang ) untuk beberapa jam.
  • Lebih baik lagi bila menggunakan mesin pengering makanan untuk hasil yang lebih cepat.

 

Pustaka
Balai Besar Pengakajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP)
Jl. Tentara Pelajar No.10 Bogor.