Strategi Untuk Meningkatkan Derajat Kemasaman (pH) Tanah Pertanian
Produksi pertanian salah satunya sangat ditentukan oleh kondisi kemasaman tanah (pH). Untuk lebih memahaminya kita harus dapat mendalami secara teroritis berbagai kondisi pH tanah pertanian (pH tanah pertanian diukur dari skala 0 -12). Tanah masam merupakan tanah yang ber-pH rendah, biasanya pH tanah kurang dari 6. Semakin rendah nilai pH suatu tanah maka derajat kemasaman tanah tersebut semakin tinggi. Penyebab tanah bereaksi masam atau ber-pH rendah adalah karena minimnya unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Oleh karena itu tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.
Kendala utama bagi pertumbuhan tanaman pada tanah masam adalah keracunan Al, Fe, dan Mn. Tingginya kandungan unsur-unsur tersebut akan berbahaya bagi akar dan menghambat pertumbuhan akar serta translokasi P dan Ca ke bagian tanaman. Tanah yang masam umumnya akan menurunkan tingkat produktivitas lahan untuk beberapa jenis tanaman pangan utama seperti padi, jagung, dan kedelai. Selanjutnya ada dua macam jenis tanah masam di Indonesia, yakni:
1. Tanah ultisol; Tanah ultisol mempunyai potensi untuk perluasan areal pertanian, namun produktivitasnya rendah. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat tanah seperti:
- pH dan KTK tanah yang rendah,
- Miskin terhadap kation basa,
- Al-dd tinggi yang dapat meracuni tanaman,
- Fiksasi unsur N, P,K, dan Ca
- Tanah mudah tererosi.
2. Tanah gambut; Tanah gambut dicirikan dengan kandungan bahan organik yang tinggi, kemasaman tanah tinggi, namun mempunyai ketersediaan hara makro dan mikro yang sangat rendah. Selain itu pada musim penghujan akan terjadi penggenangan air dan pada musim kemarau akan terjadi kekeringan, sehingga tata air menjadi kebutuhan multak, selanjutnya tingkat keasaman (pH) pada lahan gambut berkisar antara 3-5, yang mengkibatkan unsur hara makro tidak tersedia dalam jumlah yang cukup seperti kurangnya unsur Ca, N, P, K, dan Mg, unsur hara mikro yang diperlukan dalam jumlah sedikit mengalami peningkatan sehsingga bersifat racun bagi tanaman seperti unsur Al, Mn, dan Fe. Selain itu tanah yang terlalu masam dapat menghambat perkembangan mikroorganisme tertentu di dalam tanah.
Tanah masam bukan merupakan jenis tanah yang karakteristiknya alami dari asalnya. Namun tanah ini merupakan tanah yang sedang mengalami krisis. Dengan kata lain, tanah ini dapat dikembalikan supaya menjadi jenis tanah yang normal. Selanjutnya bagaimana agar tanah masam tersebut menjadi tanah yang normal dan dapat di pergunakan untuk usaha tani secara maksimal. Upaya-upaya khusus untuk mengatasi kendala tanah masam agar tanaman kita dapat tumbuh sesuai yang diinginkan seperti berikut ini :
Melakukan Pengapuran
Pengapuran adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keasaman dan kejenuhan AI yang tinggi. Pemberian kapur pada tanah dapat mengubah tanah yang sifatnya sangat masam atau masam hingga mendekati pH netral. Untuk jenis kapur yang baik adalah jenis kapur magnesium atau dolomit yang bisa sekaligus mensuplai Ca dan Mg. Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, umumnya sekitar 3 ton/ha, berkisar antara 1-5 ton/ha. Kapur yang baik adalah kapur magnesium atau dolomit yang dapat sekaligus mensuplai Ca dan Mg.
Melakukan pemupukan pupuk Phospat secara intensif
Kekahatan P pada tanah menjadi kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian pupuk Phospat dengan kadar tinggi pada tanah. Pupuk Phospat yang umum digunakan adalah yang mudah larut seperti TSP, SP-36, SSP, DAP. Pupuk-pupuk tersebut bisa dilarutkan dengan air terlebih dahulu baru disiramkan ke tanah. Unsur yang satu ini juga cocok menghilangkan unsur besi dan aluminium yang terdapat pada tanah dan meracuni tanaman.
Melakukan pengaturan sistem tanam
Bagaimana cara mengatur sistem tanah? Caranya adalah dengan memberikan kotoran hewan atau beberapa bibit lainnya di tanah tersebut. Dengan begitu, beberapa tanaman liar akan mulai tumbuh di sekitar tanah tersebut. Pengaturan sistem tanam sebenarya hanya bersifat untuk mencegah keasaman tanah terjadi atau lebih parah. Untuk mempertahankan kesuburan tanah biasanya petani memberakan tanah atau membiarkan semak belukar tumbuh di lahan yang sudah diusahana dalam masa tertentu. Para petani percaya bahwa tanaman akan lebih subur apabila ditanam pada lahan yang sudah diberakan.
Melakukan pemberian mikroorganisme pengurai
Pemberian mikroorganisme pengurai juga cukup membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini untuk mempercepat penguraian-penguraian bahan organik yang berada di area lahan (among_wibowo, red)