Pencegahan Rebah Batang Pada Tanaman Padi Sawah

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

Menanam padi pada saat musim hujan adalah berkah tersendiri bagi petani karena kebutuhan air akan terpenuhi terlebih bagi lahan sawah yang pengairannya mengandalkan dari air hujan/tadah hujan. Namun disisi lain menjadi kekhawatiran bagi petani yang tanaman padinya sudah mulai berbulir dan menua akan terjadi rebah akibat diterpa angin kencang dan hujan lebat yang terus-menerus.

Apa bila hal ini tidak diantisipasi maka akan terjadi kerugian akibat kehilangan hasil panen yang lebih besar. Karena tanaman padi yang sudah rebah biasanya akan mengalami gangguan dalam proses tranfer unsur hara yang akan berpengaruh pada perkembangan bulir padi.

Tanaman padi yang tumbuh terlalu subur  akan semakin rentan untuk rebah atau biasa disebut oleh orang sunda adalah ayeuh. Hal tersebut bisa terjadi akibat pertumbuhan tanaman terlalu subur sehingga batang padi tidak kuat menopang daun dan bulir padi. Terlebih lagi pada saat musim hujan tiba, bulir padi makin berisi, menguning dan batang padi semakin menua sehingga tidak kuat dan mudah rebah terkena tiupan angin dan hujan. Rebahnya tanaman padi akan menyebabkan sulitnya proses pemanenan dan akan menambah biaya pemanenan, serta akan terjadi penurunan  hasil panen.

Banyak hal yang telah dilakukan oleh petani dalam pengendalian rebah salah satunya dengan melakukan pengikatan batang padi, tetapi hal ini tidak maksimal. Apa lagi apa bila batang padi rebah saat bulir padi masih proses pengisian. Batang padi yang rebah didirikan kembali lalu diikat sudah tidak maksimal lagi dalam pengisian bulir.

Faktor Penyebab

Oleh karena itu harus kita ketahui faktor-faktor penyebabnya diantaranya :

(1) tanaman padi pertumbuhannya terlalu gemuk/subur, hal ini menyebabkan batang tanaman padi tidak kuat menopang pertumbuhan daun dan malai, maka sedikit saja terkena tempaan angin akan mudah rebah.

(2) Pangkal tanaman membusuk akibat seragan hama atau penggenangan yang terlalu lama dan terus-menerus tanpa adanya pengaturan.

Tindakan Perlakuan

Hal-hal yang perlu dilakukan agar tanaman padi tidak mudah rebah adalah sebagai berikut ;

  1. Tanaman lah jenis varietas padi yang tidak tinggi atau tahan terhadap genangan;
  2. Lakukan pemupukan yang berimbang sesuai rekomendasi tanah atau dengan mengurangi penggunaan jenis unsur N (urea) karena jenis unsur tersebut akan mengakibatkan pertumbuhan menjadi lebat dan tanaman terlalu gemuk. Gunakan pupuk ZA atau NPK karena jenis pupuk tersebut bisa memperkuat batang tanaman.
  3. Lakukan pengaturan pengairan dengan tidak digenangi secara terus menerus karena akan berakibat batang padi menjadi mudah busuk atau kadang lahan dikeringkan.
  4. Penggunaan Pupuk Organik

       Penggunaan pupuk berbahan organik sangat diperlukan tanaman, selain untuk pertumbuhan tanaman seperti akar, batang dan daun, kebutuhan nutrisi mikro yang terdapat pada bahan organik sangat dibutuhkan tanaman untuk memperkuat batang padi.

  1. Metode Sistem Tanam jajar Legowo

       Dengan menggunakan metode tanam jajar legowo maka jumlah rumpun padi dapat meningkat sehingga membuat tanaman padi menjadi lebih kokoh jika ditiup angin.

Apabila perlakuan pemupukan sudah terkontrol dan berimbang tanaman padi masih terlalu gemuk, metode terakhir adalah pemotongan daun bagian atas. Ujung daun dipotong kurang lebih 10 – 15 cm pada saat tanaman padi berumur 45 – 50 hari setelah tanam, jangan sampai lebih karena bisa mengganggu pembentukan malai. Pemotongan bertujuan untuk mengurangi jumlah daun dan mengurangi beban yang ditopang batang padi terutama pada saat musim hujan.

Penghematan Penggunaan Benih Pada Teknik Budidaya Padi Sawah Sistem Salibu

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

Terbatasnya penyebaran sentra benih menyebabkan penggunaan atau pemanfaatan benih varietas unggul bersertifikat, khususnya untuk benih padi belum maksimal. menyadari keterbatasan dan kendala yang ada tersebut, maka untuk mewujudkan peningkatan produksi padi diperlukan teknologi yang dapat menghemat penggunaan benih dan meningkatkan produksi padi secara bersama-sama.

Salah satu inovasi teknologi untuk memacu produktivitas/peningkatan produksi padi adalah dengan memanfaatkan batang sisa panen yang telah dipotong, tunas akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah. tunas ini akan mengeluarkan akar baru sehingga supply hara (aliran makanan) tidak lagi tergantung pada batang lama, hal ini yang membuat pertumbuhan dan produksinya sama atau lebih dibanding tanaman pertama (ibunya), teknologi ini disebut dengan salibu.

Teknologi salibu memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, karena memiliki banyak sekali keunggulan diantaranya adalah umurnya relatif lebih pendek, dapat menghemat benih, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan pada pengolahan tanah, mempertahankan kemurnian benih, minim tenaga kerja, meningkatkan hasil yang berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan, ramah lingkungan.  budidaya padi dengan teknologi salibu merupakan teknik bertanam dengan memanfaatkan batang bawah setelah panen sebagai tunas/anakan yang akan dipelihara, tunas ini merupakan pengganti bibit pada tanam pindah. dengan teknologi tersebut diharapkan nantinya dapat memberikan solusi dari keterbatasan benih unggul yang ada dengan tetap dapat meningkatkan produksi beras.

Teknologi salibu memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, karena memiliki banyak sekali keunggulan diantaranya adalah umurnya relatif lebih pendek, dapat menghemat benih, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan pada pengolahan tanah, mempertahankan kemurnian benih, minim tenaga kerja, meningkatkan hasil yang berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan, ramah lingkungan.

Pelaksanaan teknologi salibu diawali dengan mengkondisikan tanah sawah tetap lembab saat pemotongan dan bebas gulma; (2) pemotongan tunggul setinggi 3 -5 cm dengan menggunakan alat pemotong yang tajam (dilakukan 7-10 hari setelah panen); (3) setelah dipotong diusahakan kondisi air di sawah  macak-macak; (4) pada umur 20 – 25 hari dilakukan penyiangan, penyisipan dan pemupukan sesuai dosis serta pembenaman jerami; (5) disarankan memakai pola tanam sistem jajar legowo; (6) langkah selanjutnya sama seperti pemeliharaan padi pada umumnya.

Pada teknologi salibu perlu diperhatikan bahwa pertumbuhan tunas setelah dilakukan pemotongan dipengaruhi oleh (1) tinggi pemotongan batang sisa panen; (2) varietas yang digunakan; (3) kondisi air tanah waktu panen dan (4) pemupukan.

Dalam upaya mengimbangi kebutuhan unsur hara pada masa pertumbuhanan akan padi salibu, perlu dilakukan pemupukan yang cukup, terutama hara nitrogen. untuk sementara dosis pupuk yang digunakan adalah (150 kg/haurea dan 150 kg phonska/ha), waktu pemberian pupuk pertama sebaiknya umur 20-25 hari setelah pemotongan batang sisa panen, pada saat yang sama juga dilakukan penjarangan dan penyisipan. dosis pupuk akan dipengaruhi oleh: jenis tanah, pengelolaan bahan organic dan varietas yang dipakai/tanam dan spesifik daerah.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sistem budidaya padi salibu adalah sebagai berikut:

  1. Tanaman induk mt1/tapin sebaiknya ditanam sistim legowo;
  2. Tiga minggu sebelum panen sampai dua minggu sesudah panen tanah dalam kapasitas lapang (lemab);
  3. Panen dilakukan lebih awal 7-10 hari, untuk menjaga kesegaran batang bawah supaya tunas salibu banyak tumbuhnya;
  4. Setelah panen lakukan pembersihan gulma, atau semprot dengan herbisida kontak secara spot, ini bertujuan untuk menahan pertumbuhan gulma diawal pertumbuhan tunas;
  5. Jika tanah kering lakukan pengenangan 1-2 hari, kemudian air di keluarkan sampai tanah lembab;
  6. Pemotongan ulang batang sisa panen dilkukan pada 7-10 hari setelah panen, tinggi pemotongan 3-5 cm dari muka tanah;
  7. Selama 1 minggu setelah pemotongan tanah dalam keadaan lembab, kemudian baru diairi;
  8. Pada umur 15-20 hari setelah pemotongan dilakukan penjarang/pembelahan rumpun yang anaknya banyak, kemudian disulamkan pada rumpun yang tidak tumbuh;
  9. Pemupukan pertama dilakukan pada umur 15-20 hari setelah pemotongan, kemudian diikuti dengan penyiangan;
  10. Pemupukan dan penyiangan kedua dilakukan umur 40-45 hari setelah panen (hsp).

Dengan pengembangan padi melalui salibu peningkatan produksi padi dan penghematan penggunaan benih dapat dilakukan secara bersama-sama.

 

Pustaka

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2019, Budidaya Padi Teknologi Salibu, Jakarta.

http://sumbar.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-tek/1216-teknologi-padi-salibu

Mengenal Padi VUB Inpari Nutri Zinc, Padi Kaya Nutrisi Penangkal Stunting

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

Mengapa Inpari Nutri Zinc Penting

Inpari IR Nutri Zinc merupakan hasil terobosan pemuliaan tanaman padi untuk menyediakan pangan dengan kandungan gizi tertentu, yaitu Zinc. Fungsi Zinc terbilang sangat vital bagi kelangsungan hidup sel-sel tubuh manusia. Zinc atau Zn merupakan komponen pembentuk lebih dari 300 enzim yang berfungsi antara lain untuk penyembuhan luka, menjaga kesuburan, sintesa protein, meningkatkan daya tahan tubuh, dan berbagai fungsi terkait kesehatan tubuh.

Salah satu efek negatif dari kekurangan Zinc adalah dapat menyebabkan stunting. Adapun stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan pada anak sehingga memiliki ukuran tinggi badan lebih rendah (kerdil) dari standar usianya. Hal tersebut merupakan akibat kekurangan gizi yang kronis terutama pada 1.000 hari pertama hingga usia di bawah tiga tahun (batita). Permasalahan stunting di Indonesia cukup mengkahawatirkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia pada di urutan kelima jumlah anak dengan kondisi stunting di dunia. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa, karena anak-anak stunted tidak hanya hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya. Pencegahan stunting menjadi salah satu fokus pemerintah saat ini.

Keunggulan:

Kementerian Pertanian, dalam hal ini Badan Litbang Pertanian berupaya untuk menanggulangi stunting dengan upaya memenuhi kebutuhan gizi tersebut melalui perakitan varietas. Inpari IR Nutri Zinc dilepas tahun 2019 melalui SK Menteri Pertanian 168/HK.540/C/01/2019/. Potensi kandungan Zn pada varietas ini dapat mencapai 34,51 ppm, dengan rata-rata kandungan Zn 29,54 ppm. Inpari IR Nutri Zinc termasuk golongan cere, dengan bentuk tanaman tegak.

Umur tanaman tergolong cukup genjah, yaitu dapat dipanen ±115 hari. Inpari IR Nutri Zinc memiliki bentuk gabah ramping, dan ketika dipanen cukup mudah karena memiliki tingkat kerontokan sedang dan kerebahan sedang. Memiliki tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 16,60%, tekstur ini tentu sangat cocok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Tidak kalah penting adalah potensi hasil cukup tinggi, yaitu dapat mencapai 9,98 ton/hektar, dengan rata-rata hasil yang dapat diperoleh 6,21 ton/hektar. Potensi hasil yang tinggi tentu saja menjadi potensi untuk meningkatkan pendapatan petani.

Inpari IR Nutri Zinc agak tahan wereng batang coklat (WBC) biotipe 1, 2, dan agak rentan WBC biotipe 3. Selain itu, agak tahan hawar daun bakteri (HDB) patotipe III, dan rentan HDB patotipe IV dan VIII pada stadia vegetatif, agak tahan HDB patotipe III rentan patotipe IV dan VIII pada stadia generatif, tahan terhadap blas ras 033, 073, 133, namun rentan blas 173, dan agak tahan tungro inakulum Garut dan Purwakarta.  Inpari IR Nutri Zinc baik ditanam untuk lahan sawah irigasi pada ketinggian 0-600 mdpl.  

 

Pustaka

BB Padi, 2019, Deskripsi Varietas Unggul Padi, http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/varietas-padi/inbrida-padi-sawah-inpari

Adriamin Azis, Munifatul Izzati1, Sri Haryanti, 2015, Aktivitas Antioksidan Dan Nilai Gizi Dari Beberapa Jenis Beras Dan Millet Sebagai Bahan Pangan Fungsional Indonesia, Jurnal Biologi Volume 4 No 1 Januari 2015

https://technology-indonesia.com/pertanian-dan-pangan/inovasi-pertanian/inilah-empat varietas-unggul-padi-tipe-khusus/

Teknik Pengolahan Manisan dari Jahe

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

Tanaman jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dipergunakan oleh keluarga Indonesia untuk campuran bahan makanan dan juga minuman hangat yang memiliki kandungan gizi yang tinggi

Sebagai tanaman yang memiliki rumpun berbatang semu, maka tanaman jahe memiliki famili yang sama seperti tanaman kunyit, kencur, temulawak dan lengkuas

Jahe (Zingiber officinale) dan aneka rimpang lainnya memang tengah naik daun saat Pandemi Corona. Sehingga beragam olahannya selalu menjadi incaran dan berdampak pada usaha kecil yang dilakukan masyarakat. Semasa Pandemi Corona, semua bahan alami dari herbal semakin dicari. Salah satunya adalah segala olahan jahe

Mengolah Produk Jahe

Hal ini memunculkan pemikiran untuk membuat bentuk produk baru empon-empon yang lebih optimal dan mempunyai nilai keuntungan yaitu : (a) meningkatkan nilai tambah produk empon-empon, (b) memperkecil ketergantungan terhadap pembeli (biasanya petani menanam sesuai pesanan), (c) meningkatkan kapasitas produksi empon-empon, (d) memperluas peluang pasar, (e) meningkatkan mutu produk, (f) mempunyai daya saing lebih tinggi.

Seiring tren produk herbal yang semakin banyak diminati konsumen, peluang olahan jahe pun semakin terbuka lebar, salah satunya adalah jahe yang bisa diolah menjadi permen dan manisan. Manisan jahe ada yang diolah kering dan basah. Permintaan di pasar lebih banyak untuk manisan basah, namun bukan berarti manisan  kering tidak ada permintaannya

Langkah pengolahan Jahe menjadi manisan jahe sebagai berikut:

Siapkan alat yang akan digunakan seperti wajan, talenan, pisau, kompor dan tentu saja bahan yang akan dibuat manisan basah, yaitu jahe, gula pasir dan air bersih.. Kemudian iris jahe yang akan digunakan, bisa setipis mungkin sesuai dengan selera permintaan konsumen. Dianjurkan sebaiknya menggunakan jahe gajah untuk menghasilkan jahe yang bersih, ukuran besar dan jumlahnya banyak. Kemudian masukkan irisan jahe tersebut kedalam wajan dan ditambah air secukupnya, kemudian ditambahkan dengan gula pasir sebanyak yang diinginkan. Selanjutnya dipanaskan bahan  tersebut sambil diaduk-aduk sesekali agar tidak hangus.

Setelah matang, jahe melunak dan air gula menyusut. Setelah jahe dingin, dilakukan pengemasan manisan jahe dalam wadah toples kaca atau dipacking dalam plastik dan diberi label sehingga menarik konsumen yang menyukai manisan jahe tersebut.. Kemudian manisan jahe siap dipasarkan dengan harga yang dapat bersaing dengan makanan lainnya.

Manfaat Konsumsi Manisan Jahe

Mengonsumsi manisan jahe ini mampu menghangatkan tenggorokan, menghilangkan bau nafas tidak sedap, mencegah penyakit batuk dan lain-lainnya. Secara farmakologis, rimpang jahe memiliki sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

 

Pustaka

Murhananto, 2007, Budi Daya, Pengolahan, Perdagangan Jahe,  Penebar Swadaya, Jakarta.