KULTUR JARINGAN ANGGREK SKALA RUMAH TANGGA
Anggrek merupakan tanaman hias yang bunganya sangat indah. Anggrek telah dikenal manusia sejak 200 tahun lalu dan barulah sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan di Indonesia. Pusat tanaman anggrek di Eropa ialah Inggris, sedangkan di Asia ialah Muangthai. Di Indonesia sendiri anggrek banyak berada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera maupun di Papua.
Bunga Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae yang merupakan salah satu bunga yang memiliki jenis terbanyak. Habitat bunga ini tersebar luas dari daerah sirkumpolar sampai wilayah tropika basah, tetapi kebanyakan bunga ini hidup di daerah tropika.
Anggrek merupakan salah satu jenis tumbuhan yang hidup menumpang atau menempel pada pohon lain. Tetapi bunga anggrek bukan tanaman parasit. walaupun mereka menempel pada pohon lain, tanaman ini mampu hidup secara mandiri.
Anggrek memiliki bentuk bunga yang unik, bentuk dari bunga ini mampu menarik perhatian serangga peyerbuk. Hal ini karena bunga ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan binatang penyerbuk fungsinya untuk menarik serangga agar hinggap dan membantu dalam proses penyerbukan.
Namun tidak semua anggrek dapat melakukan penyerbukan secara alami. Banyak pula jenis-jenis anggrek yang membutuhkan campur tangan manusia dalam penyerbukannya seperti : anggek bulan, dendrobium, cattleya dll. Setelah penyerbukan berhasil, maka bunga akan layu dan menggembung menjadi buah.
Perbanyakan anggrek dengan buah hanya bisa dilakukan dalam lingkungan yang aseptic melaui kultur jaringan. Kenapa harus kultur jaringan? Hal ini disebabkan karena biji anggrek tidak mempunyai cadangan makanan dan juga sarinya tidak berupa serbuk tetapi berbentuk buliran.
Namun tidak semua orang dapat melakukan kultur jaringan diantaranya karena biaya yang mahal dan membutuhkan keahlian khusus. Pada artikel ini akan kami sampaikan cara melakukan perbanyakan anggrek dalam skala rumah tangga yang tidak membutuhkan modal yang besar untuk melakukannya.
Yang perlu disiapkan antara lain :
Alat :
1. Enkas
2. Pinset
3. Bunsen
4. Blender
5. Timbangan
6. Autoclave
7. Panci dan kompor
8. Kertas pH
9. Scalpel / pisau bedah
Bahan :
1. Biji anggrek
2. Alkohol 70%
3. Media kultur
4. Formalin tablet
5. Botol + tutup
Adapun untuk membuat 1 liter media kultur diperlukan :
1. Kentang 65 gram
2. Pisang 45 gram
3. Agar-agar 8 gram (bisa menggunakan agar-agar swallow)
4. Gula pasir 15 gram
5. Grow More 1,5 gram
6. Charcoal 2,5 gram (opsional) (bisa menggunakan arang tempurung kelapa yang dihaluskan)
7. Air kelapa 150 mL (opsional)
Cara membuat media :
1. Blender kentang dan pisang dan gula dengan menggunakan sedikit air hingga halus. Bila ingin tanaman lebih segar bisa ditambahkan air kelapa.
2. Tambahkan air hingga 1 liter
3. Ukur pH sekitar 5,8 – 6 dengan menggunakan kertas pH.
4. Panaskan campuran tadi hingga hampir mendidih, masukkan agar-agar. Untuk menumbuhkan akar bisa ditambahkan charcoal/arang pada proses ini. Didihkan.
5. Tuang larutan dalam gelas/botol, tutup.
6. Sterilisasi dengan menggunakan autoclave pada suhu 121oC selama 23 menit.
7. Dinginkan media, biarkan ± 1 minggu sebelum digunakan.
8. Media siap digunakan.
Langkah-langkah menabur biji anggrek.
1. Biji anggek hasil silangan yang sudah matang dipanen, cuci bersih menggunakan air mengalir dengan menggunakan sabun pencuci piring dan pemutih pakaian (Clorox).
2. Bersihkan enkas dengan menggunakan alcohol 70%.
3. Masukan botol media ke dalam enkas, sebelumnya sterilisasi dengan menggunakan alcohol 70%.
4. Sebelum masuk ke enkas, biji perlu disterilkan dengan menggunakan alcohol dengan cara diusap
5. Masukan biji ke dalam enkas kemudian bakar (pembakaran hanya dilakukan sebentar tidak boleh dilakukan lama).
6. Belah biji menggunakan scalpel, masukan ke dalam media secara merata.
7. Tutup botol media, jangan lupa memberi nama jenis anggrek dan tanggal penaburan.
8. Tunggu 3 bulan untuk dilakukan sub kultur/penjarangan.
9. Keluarkan botol ketika berusia ± 1 tahun atau bila anggrek sudah terlihat tumbuh daun 3 dan akarnya sudah banyak dan kuat.
Biji anggrek Setelah ± 3 bulan
Siap dijarangkan / Sub Kultur
Siap Aklimatisasi