Standar Operasional Prosedur Budidaya Kedelai Edamame

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :
Among WIbowo, SP, MMA
Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang
 
 

Lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman adalah persyaratan usaha yang harus tersedia, dengan agroklimat dan pengairan yang optimal. Tiga bulan sebelum tanam sudah harus ada kepastian lahan yang akan ditanami, dan selambatnya satu bulan sebelum tanam lahan sudah diolah dan dipersiapkan untuk budi daya edamame. Tanaman kedelai umumnya dapat beradaptasi pada berbagai jenis tanah, seperti Aluvial, Regosol, Grumusol, Latosol, dan Andosol, namun edamame menghendaki tanah berstruktur ringan, sedang sampai setengah berat dengan drainase yang baik dan jaminan kecukupan air.

Sifat dan jenis tanah, hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lahan untuk pengembangan edamame adalah:

  1. Lokasi dekat ke jalan untuk memudahkan transportasi hasil panen - Jauh dari tanaman inang, terutama kedelai biasa
  2. Terdapat pengairan teknis, mudah membuang dan memasukkan air
  3. Hamparan datar dan tidak ternaungi
  4. Lingkungan sosial masyarakat mendukung dari segi tenaga kerja dan keamanan.

Pada musim kemarau kedelai edamame dapat ditanam pada tanah berstruktur sedang sampai agak berat. Tanah dengan kondisi demikian dapat menahan air dalam tanah sehingga cocok untuk mengantisipasi berkurangnya air pengairan. Pada musim hujan edamame harus ditanam pada tanah berstruktur ringan sampai sedang, karena lebih mudah meloloskan air dalam tanah dan tidak mudah terjadi penggenangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan direncanakan dengan matang dalam memilih lahan adalah:

  1. Luasan lahan disesuaikan dengan program usaha, dengan membuat perencanaan perolehan lahan minimal tiga bulan sebelum penanaman.
  2. Pertimbangan musim dengan memilih lokasi atau wilayah yang sesuai dengan karakter musim yang ada di daerah pertanaman yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan tipe dalam setahun.

Edamame dapat dibudidayakan sepanjang tahun, dengan menyesuaikan persyaratan yang harus dipenuhi. Namun secara umum, kegiatan tanam dapat dibedakan atas tiga periode waktu, yaitu:

  1. Januari – April: basah - basah
  2. Mei – Agustus: kering - kering
  3. November – Januari: kering - basah

Dengan mempertimbangkan pasar, penanaman edamame dapat dilaksanakan pada bulan November-April. Periode tersebut sesuai dengan ekspor ke Jepang pada saat importir di Jepang bersiap-siap menghadapi musim panas, yang merupakan puncak konsumsi edamame. Namun, mengingat pasokan edamame dari Indonesia masih kecil, maka di luar musim puncak (top season) tetap diharapkan selalu tersedia stok, sehingga penanaman perlu dilakukan sepanjang tahun.

Untuk mempermudah operasionalisasi di lapangan, baik untuk tanam maupun kegiatan lainnya, maka satu tahun dibagi menjadi 52 minggu tanam, atau 52 TMK (Tanam Minggu Ke), sehingga dapat dibuat perencanaan kerja yang matang dan baik secara mingguan, yang meliputi: (1) pencarian lahan, (2) persiapan tanam, (3) tanam/pemeliharaan, (4) panen (5) pengolahan, dan (6) ekspor.

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan untuk persiapan tanam merupakan bagian penting dari teknologi budi daya, dalam upaya mendapatkan produktivitas optimal. Penyiapan lahan yang baik dapat memberikan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman. Kegiatan penyiapan lahan adalah sebagai berikut:

1. Persiapan dan pembuatan saluran

Kegiatan diawali dengan observasi untuk mengetahui kemiringan lahan pada lokasi yang akan dikelola, guna menentukan langkah yang akan diambil berupa:

  • arah saluran, pemasukan dan pengeluaran air, sanitasi, sistem pembukaan tanah, penentuan jalan ke lokasi dan di dalam lokasi (pengangkutan saprodi dan hasil panen), membuat jadwal kegiatan, kebutuhan tenaga, dan biaya.
  • pemasangan patok atau tanda-tanda yang diperlukan.
  • menuangkan program dalam bentuk sketsa/denah, gambar atau daftar untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan.

Selain berfungsi untuk pendistribusian air di dalam lokasi, saluran air juga berfungsi untuk menurunkan permukaan air tanah atau menurunkan kejenuhan air tanah yang akan menjadi media perakaran. Ada dua macam saluran yang diperlukan yaitu:

  • Saluran keliling, dibuat mengelilingi lokasi dengan lebar 50 cm, dalam 50 cm, untuk memisahkan areal pertanaman edamame dengan sawah petani.
  • Saluran tengah, dalam areal pertanaman searah dengan kemiringan lahan dengan lebar 50 cm dan dalam 40 cm.
  • Jarak antar saluran 11 m pada tempat yang kondisinya cenderung basah dan 22 m pada tempat dengan kondisi kering.
  • Dalam pembuatan jalan untuk pengaawasan pertanaman perlu dipastikan lahan yang akan digunakan. Apabila dapat menggunakan pematang akan lebih baik karena menghemat penggunaan lahan budi daya, tetapi bila masih kurang memadai perlu dibuat agar intensitas pengawasan ke semua bedengan dapat dengan mudah dilakukan.

 2. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah untuk budi daya edamame ditujukan untuk meratakan dan menggemburkan tanah dalam bentuk bedengan-bedengan.

Pengolahan tanah meliputi:

  • Pembukaan tanah. Berfungsi membuka dan membalik tanah di permukaan, dan membentuk bongkahan-bongkahan kecil tanah sampai kedalaman 20-25 cm sebelum dibuat bedengan. Sesuai dengan jenis dan kondisi tanah, serta cuaca dapat dipilih alat yang tepat seperti bajak traktor, bajak sapi, cangkul total, lempak atau kombinasi dari alat-alat tersebut, dengan mempertimbangkan mutu hasil olahan dan besarnya biaya.
  • Pembuatan bedeng. Bedengan untuk penanaman benih edamame, dibuat dengan cara menghancurkan ulang tanah hasil pembukaan tanah pertama, sehingga menjadi rata dan gembur dengan lebar 1 m, panjang 10 m, dan tinggi 20-25 cm, jarak antarbedeng 50 cm. Dengan ukuran tersebut didapatkan 600 bedengan/ha. Teknik tanam ini dapat mengatasi berbagai macam situasi cuaca, sehingga membuat edamame disebut sebagai tanaman “segala musim”.

3. Jarak Tanam

Benih edamame di tanam di atas permukaan bedengan setelah disebar pupuk kandang dan pupuk dasar, permukaan rata dan gembur, bersih dari gulma dan dalam kondisi lembab.

Untuk memperoleh produksi optimal maka penanaman benih dilakukan dengan jari tangan. Lubang benih dibuat dengan ibu jari dan telunjuk, ditekan ke dalam bedengan tanah sedalam 2,0-3,0 cm. Sebagai pedoman untuk ukuran kedalaman penempatan benih adalah ruas satu telunjuk jari tangan. Dengan cara ini, kedalaman lubang benih tetap terjaga sehingga pertumbuhan kecambah tidak akan terganggu akibat lubang tanam yang terlalu dalam.

Ke dalam setiap lubang tanam dimasukkan satu butir biji benih edamame, kemudian lubang ditutup dengan tanah secara merata dan tidak dipadatkan (untuk menutup benih agar tetap berada di tempatnya dan menjaga kelembaban benih). Mulsa jerami ditebarkan sejajar dengan lebar bedengan. Mulsa diletakkan tidak terlalu rapat dan padat, namun dapat menutupi permukaan bedeng secara merata, kemudian segera dilakukan penyiraman air dengan menggunakan gembor agar mulsa (yang basah tersiram air) tidak terbang tertiup angin dan tetap melekat pada permukaan tanah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penanaman adalah:

  • Tanah bedengan lembab (kapasitas lapang)
  • Jarak tanam 20 cm x 20 cm
  • Benih yang akan ditanam adalah 250 butir untuk setiap bedeng + 20% cadangan, sehingga menjadi 300 butir/bedeng, atau populasi tanaman 180.000 pohon/ha
  • Pada umumnya benih berjumlah 2.750 butir/kg, dan diperlukan benih 65,5 kg/ha
  • Mulsa jerami dihamparkan merata di atas permukaan bedengan (tidak terlalu tebal) yang telah ditanami, untuk menjaga kelembaban tanah bedengan.

 

4. Pandu Daya Tumbuh dan Penyulaman

Pemantauan daya tumbuh benih perlu dilakukan untuk memastikan benih yang telah ditanam dapat berkecambah dan tumbuh normal, sehingga populasi tanaman yang hidup tiap hektar sesuai dengan yang direncanakan. Penyulaman tanaman diperlukan karena tidak semua benih dapat tumbuh normal. Namun penyulaman tanaman edamame berbeda dengan kedelai biasa. Penyulaman kedelai biasa menggunakan benih, sedang penyulaman edamame adalah dengan cara tanam pindah (transplanting), menggunakan bibit yang sudah ditumbuhkan terlebih dahulu di dalam bilik pembibitan atau nursery. Penyemaian benih di bilik pembibitan dilakukan bersamaan dengan saat tanam benih di lapang. Penggunaan bibit transplant untuk penyulaman diperlukan karena pertumbuhannya sangat pesat. Apabila penyulaman tidak menggunakan bibit transplant, pertumbuhan tanaman tertinggal karena adanya persaingan dengan tanaman-tanaman yang sudah tumbuh terlebih dulu, khususnya dalam mendapatkan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Penyulaman dilaksanakan pada saat tanaman berumur 7-10 hari.