Rabies

Ditulis oleh heru_ceb.dvm on . Posted in Artikel Pertanian

Yang perlu anda ketahui

Tentang

“RABIES”

Apakah Rabies itu ?

Penyakit rabies atau yang sering disebut Anjing Gila disebabkan Virus dari family Rhabdioviridae. Virus ini menyerang sel syaraf dan berkembang biak dalam kelenjar ludah hewan terserang. Virus rabies merambat melalui serabut syaraf menuju ke otak. Jika virus ini sampai ke otak, hewan atau manusia yang terserang sulit sekali disembuhkan dan berakhir dengan kematian.

Rabies bukan hanya menyerang pada anjing dan manusia, tetapi juga dapat menyerang hewan-hewan lain, seperti hewan ternak (sapi, kambing, domba, dll), hewan kesayangan (kucing, kera) maupun hewan liar (kelelawar, rubah).

Bagaimana Cara Penularannya ?

Penularan Rabies dari hewan ke hewan maupun dari hewan ke manusia umumnya melalui gigitan anjing penderita Rabies, Terutama anjing liar yang dibiarkan bebas tanpa pemeliharaan khusus. Virus Rabies terdapat di dalam air ludah (Saliva) hewan penderita rabies, yang masuk ke tubuh manusia atau hewan lain melalui gigitan dan terus menjalar menuju ke otak melalui syaraf di badan.

 

Bagaimana Gejalanya pada Hewan ?

Umumnya gejala penyakit Rabies pada anjing ditandai adanya perubahan tingkah laku. Anjing yang biasanya galak berubah menjadi tenang dan suka menyendiri, sedangkan anjing yang biasanya tenang berubah menjadi galak (agresif). Perilaku galak ditandai dengan gejala seperti menggigit benda apa saja sehingga sering ditemukan benda-benda seperti batu, plastik pada lambung anjing saat dilakukan otopsi (bedah bangkai). Anjing cenderung menyerang benda yang bergerak, sensitive terhadap cahaya atau suara, mata selalu waspada dan lidah menjulur.

Anjing penderita Rabies juga memperlihatkan gejal takut air (hydrophobia), selalu merasa kehausan, namun otot menjadi kejang ketika melihat air.

Pada kucing, penyakit rabies ditandai dengan keinginan untuk menyerang. Kucing berlari kesana kemari, mengigit, mencakar, serta berani menyerang manusia. Lama-lama kucing sulit untuk menelan karena terjadi kelumpuhan otot leher (kerongkongan) dan akhirnya kejang. Kematian terjadi 3-7 hari setelah gejala klinis timbul.

Bagaimana Gejalanya pada Manusia?

Rabies pada manusia dapat ditandai dengan gejala demam namun merasa kedinginan, kelelahan, diikuti rasa gatal, nyeri atau terbakar di daerah gigitan. Apabila tidak segera ditangani, terjadi kehilangan daya gerak atau vitalitas, kejang otot, air ludah berlebihan (hipersalivasi),rasa sakit sekujur tubuh, koma selama beberapa jam atau hari dan berakhir dengan kematian.

Apa sebaiknya yang harus dilakukan ?

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Perlunya tindakan pencegahan kejadian penyakit rabies pada anjing, kucing dan kera dapat dilakukan dengan Vaksinasi Rabies. Pencegahan rabies dengan vaksinasi pada manusia tidak lazim digunakan, biasanya hanya pada orang yang memiliki resiko tinggi tertular, seperti petugas yang melakukan otopsi (bedah bangkai) terhadap penderita Rabies dan petugas laboratorium, termasuk petugas medis dan paramedis veteriner.

Pertolongan pertama terhadap orang yang digigit anjing

Bila seseorang digigit anjing, maka bekas gigitan harus dicucui di bawah air mengalir dengan sabun atau detergent agar virus hancur atau rusak. Pencucian dilakukan sekitar 5 – 10 menit.

Setelah pencucian dengan sabun atau detergent dilakukan, selanjutnyan luka dicuci dengan alcohol 70 % dan diberi povidone iodine yodium tincture.

Setelah dialkukan tindakan pertama tersebut, korban dibawa ke dokter untuk dilakukan evaluasi terhadap luka gigitan.

Penting untuk segera melapor ke instansi yang berwenang (Dinas Pertanian, Perternakan dan Perikanan atau Klinik Hewan Kota Magelang) agar hewan yang menggigit maupun yang digigit segera ditangkap untuk dilakukan observasi.