Wujudkan Generasi Cerdas dan Produktif, Disperpa Kota Magelang Gandeng Dishanpan Jateng Mantapkan Gerakan Konsumsi Pangan B2SA

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah, jumat (22/3) di area Pusat Perbenihan/Perbibitan Senopati, Jurangombo Utara-Kota Magelang menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk “Gerakan Konsumsi Pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman)” Tahun 2019. Kegiatan yang dibiayai dari APBD I Provinsi Jateng itu dihadiri langsung Kepala Disperpa Kota Magelang, pejabat struktural Dishanpan Provinsi Jawa Tengah, narasumber Chef PCPI (Persatuan Chef Profesional Indonesia), sejumlah guru dan ratusan siswa dari 4 SD terdekat yaitu SD Negeri Kemirirejo 1, SD Negeri Kemirirejo 3, SD Negeri Jurangombo 1 dan SD Negeri Jurangombo 2. Acara dimeriahkan dengan pembacaan puisi, menyanyikan jingle B2SA, demo olahan B2SA, dialog interaktif dengan siswa SD dan gerakan makan bersama dengan menu B2SA.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak - anak akan pentingnya konsumsi pangan B2SA dan mendorong anak - anak untuk mengkonsumsi aneka ragam jenis pangan dengan porsi yang seimbang. Gerakan Konsumsi Pangan B2SA ini selain untuk mengenalkan pangan lokal kepada anak-anak, juga dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada pangan lokal agar lebih sejajar dengan pangan siap saji yang lain.

Manurutnya setiap individu membutuhkan pangan yang berkualitas untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif. Konsumsi pangan yang berkualitas, dikatakannya, dapat diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi sehari - hari mengandung zat gizi lengkap dengan jumlah yang berimbang antar kelompok pangan, serta memperhatikan cita rasa, daya cerna, daya terima dan daya beli masyarakat. “Dengan begitu pola konsumsi pangan sehat atau yang lebih dikenal dengan pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) bisa terwujud di level masyarakat, utamanya anak-anak. Saya yakin, dengan tekad dan kemauan yang keras segala mimpi akan dapat terwujud generasi yang sehat, cerdas, aktif dan produktif.,”ujarnya.

Ditegaskannya saat ini pola konsumsi pangan masyarakat sudah tidak lagi memperhatikan pangan lokal karena terpengaruhi oleh gaya hidup atau pola konsumsi yang sudah tidak terkendali. Padahal pangan lokal masih dapat diolah menjadi produk pangan yang sangat variatif. “Dengan kemampuan inovasi, tampilan dan rasa pangan dengan bahan baku lokal, saya kira akan dapat bersaing dengan pangan dari beras maupun bahan impor,”tandasnya.


            Kepala Dishanpan Provinsi Jawa Tengah dalam sambutan yang dibacakan Kabid Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, Diah Kusumarini mengatakan bahwa Kebijakan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan sebagaimana tertuang dalam Perpres No.22, ditindaklanjuti dengan Pergub No.41 tahun 2009 yang disahkan untuk peningkatan konsumsi B2SA melalui peningkatan teknologi pengolahan pangan dan pemanfaatan pekarangan perlu adanya dukungan pihak terkait dalam upaya untuk meningkatkan citra, rasa, dan inovasi pangan berbasis pangan lokal.

            Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan data Dishanpan, kaya akan potensi pangan lokal yang telah dikenal se-nusantara, sebut saja ubi kayu, jagung, dan ubi jalar yang hampir terdapat di seluruh wilayah Jawa Tengah. Masih banyak lagi pangan lokal yang belum optimal dalam pemanfaatannya antara lain sukun, ganyong, garut, uwi dan kacang-kacangan.

Dari aspek indikator keberhasilan konsumsi pangan, skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Jateng, tahun 2018 mencapai 87,30 dari target 87. Namun bila dicermati per kelompok jenis pangan untuk padi-padian perlu diturunkan dan umbi-umbian, buah dan sayur serta pangan hewani perlu ditingkatkan.

Untuk itu solusinya konsumsi Pangan B2SA diharapkan dapat menjadi budaya (life style ) dalam masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif. “Saya berharap hasil dari Gerakan Konsumsi Pangan B2SA kepada anak-anak Sekolah Dasar pangan lokal dapat berdaya guna dan berhasil guna untuk mendukung peningkatan kualitas SDM Pembangunan dan mewujudkan Kedaulatan Pangan di Jawa Tengah,”ujarnya. (among_wibowo,red)