Hindari Gagal Panen, Disperpa Kota Magelang Gropyokan Hama Tikus Di Tidar Selatan
.MAGELANG – Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang kamis (29/8/2019) kembali menggelar gropyokan tikus di areal persawahan Tidar Selatan. Kegiatan yang melibatkan 20 orang itu merupakan hasil sinergi Bidang Pertanian, Penyuluh Pertanian dan Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan petani anggota Poktan Campursari Tidar Selatan. Kegiatan menyasar sejumlah lahan pertanian di areal persawahan Tidar Selatan. Diantaranya lahan pertanian yang sebelumnya disinyalir terdapat banyak sarang tikus.
Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko melalui Kepala Bidang Pertanian, Agus Dwi Windarto menegaskan kegiatan ini bersifat pengendalian untuk mengantisipasi padi gagal panen. Sampai sejauh ini, lanjutnya, hama tikus belum signifikan serangannya pada pertanaman padi sawah.” Meskipun serangan hama tikus belum mewabah, gropyokan sengaja dilakukan agar petani terhindar dari gagal panen,”ujarnya.
Ahmad Sholikhun, Kasi Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Disperpa mengingatkan petani untuk waspada serangan hama dan penyakit khususnya pada musim pancaroba dari kemarau ke musim penghujan seperti saat ini. Sebagai contoh tikus umumnya mengalami perkembangan cukup signifikan pada musim saat ini. “Untuk itu dengan adanya gropyokan, tidak hanya membasmi tikus saja, tetapi menutup sarang tikus yang berada di tanggul pertanian,”katanya.
Terkait pelaksanaan kegiatan ini, pihaknya memfasilitasi 2 jenis racun yaitu Basmikus dan Klerat. Basmikus yang bersifat racun pernafasan digunakan untuk mengendalikan tikus di lubang-lubang aktifnya, sedangkan Klerat sebagai umpan yang dicampurkan dengan makanan sesuai preferensi tikus. “Agar lebih efektif, maka pelaksanaannya secara gropyokan dengan melibatkan berbagai pihak,” ungkapnya.
Sementara itu, Nurul Hidayati, Penyuluh Pertanian Kecamatan Magelang Selatan memastikan petani mendapatkan pendampingan dari Penyuluh. Dia mengharapkan ke depan gropyokan tikus tetap rutin dilakukan di semua lokasi persawahan petani di Kota Magelang. Hal ini penting untuk memastikan petani dapat sukses meraup hasil panen padi yang telah diusahakannya selama 4 bulan.
Nurul menambahkan harapannya kepada pengelola pengairan yang mengarah ke persawahan Kota Magelang untuk menjamin ketersediaan air irigasi untuk sawah Kota Magelang. “Setiap saat Penyuluh mendampingi dan memantau perkembangan lahan pertanian petani di wilayah masing-masing, petani merasa nyaman sehingga panen dapat meningkat. Tapi tanpa kecukupan air irigasi yang memadai, pendampingan petani menjadi kurang optimal ,” kata dia. (among_wibowo, red)