Preview Karnaval 2019 : Usung Tema SDM Unggul Indonesia Maju, Ada Noni Belanda di Karnaval Disperpa Kota Magelang

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG – Sejumlah pengunjung dan fans fanatik dipastikan penasaran dengan penampilan Karnaval Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang. Seperti diketahui Disperpa kembali tampil dalam Karnaval Pembangunan Kota Magelang 2019 yang akan dihelat minggu besok (08/09/2019). Mengusung perpaduan bunga dan komoditas pangan, Disperpa tampil dengan konsep Kebun Bibit Senopati Mendukung Magelang Kota Sejuta Bunga (MKSB). Karnaval Disperpa diyakini tampil beda dan unik sehingga diprediksi akan mampu memuaskan para penonton dan fans yang menggemari bunga dan dunia pertanian. Apalagi nantinya ada penampilan Noni-Noni Belanda yang bernuansa tempo doeloe melakukan aktivitas pertanian, antara lain merawat dan memanen tanaman bunga. Mereka didampingi petani-petani pejuang pangan di Kota Magelang yang unjuk tampil dalam balutan Modernisasi Pertanian.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko hari sabtu (07/09/2019) ditemui di ruang kerjanya mengatakan Kebun Bibit Senopati sejauh ini selalu memberikan inspirasi energi positif bagi sumber daya manusia pertanian untuk selalu moving dan bekerja. Menurutnya tampilan BUNGA MATAHARI sangat megah dan gagah dalam kehangatan menuju arah tujuan. BUNGA MATAHARI dan pengiringnya tak ubahnya laksana bingkai NKRI yang beragam suku, agama, ras dan bahasa yang tidak terpisahkan. Satu bunga matahari terdiri dari ratusan bahkan ribuan bunga kecil pada tongkolnya yang selalu menyatu dan setia. “Dengan semangat membangun sumber daya manusia, sudah saatnya Kota Magelang memiliki SDM Pertanian yang Unggul untuk Kota Magelang yang Modern Cerdas (Moncer) yang Religius dan Sejahtera (Serius),”paparnya.


Eri mengungkapkan noni-noni Belanda yang ditampilkan dalam Karnaval kali ini merupakan simbol bahwa menggeluti dunia pertanian itu dapat dilakukan oleh perempuan, tidak hanya laki-laki. Pun dari tampilan baju Noni-Noni yang bersih mencerminkan bahwa aktivitas pertanian tidak boleh lagi ditafsirkan dengan gambaran kotor, belepotan, terbelakang ataupun istilah inferior lainnya. “Dipilihnya kesan klasik atau kuno, pada prinsipnya kami hanya ingin menggambarkan bahwa seorang petani itu memang kesan yang tampak di masyarakat gemar hidup sederhana, meskipun sebenarnya banyak sekali dijumpai petani sukses yang bergelimang harta,”katanya.

Selanjutnya Eri menambahkan terkait pengiring karnaval, para petani dan traktor (sebagai representasi modernisasi pertanian) merupakan simbol bahwa Disperpa terus berupaya untuk menelurkan SDM Pertanian Unggul agar dapat eksis di era Pertanian 4.0. Pihaknya secara rutin terus mengupayakan peningkatan kualitas SDM Pertanian di Kota Magelang melalui sejumlah penyuluhan dan pendampingan, pelatihan dan bintek kepada para pelaku utama dan pelaku usaha di sektor pangan, pertanian, peternakan dan perikanan, “Produknya boleh apa saja, tanaman hias/bunga ataupun pangan/beras, ternak, ikan atau olahannya, silakan. Tetapi sumber daya manusianya, baik itu laki-laki atau perempuan, harus dipastikan unggul agar mampu berkompetisi di era milenial yang menuntut petani untuk melek Teknologi Informasi (IT, red),”ungkapnya.

Ketika ditanya peluang juara Karnaval Pembangunan 2019, Eri menyatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada keputusan Juri Lomba besok (minggu, 08/09/2019). Dia hanya berusaha untuk menampilkan dan menggambarkan aktivitas yang terbaik dari Disperpa sesuai tema yang ada “SDM Unggul Indonesia Maju”. “Mudah-mudahan penampilan kali ini dapat memuaskan para penggemar dan fans berat Karnaval Disperpa yang selalu setia menunggu hingga rela berpanas-panas di tepian jalan,”tandasnya. (among_wibowo, red)