Mengulik Karnaval Disperpa 2019 : Digandrungi Anak-Anak dan Remaja, Ada Banyak Tepukan Masyarakat
MAGELANG- Ada banyak hal menarik dan speechless sepanjang partisipasi Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang dalam Karnaval Pembangunan Kota Magelang 2019 kemarin (minggu, 08/09/2019). Lautan masyarakat, mulai anak-anak, remaja hingga dewasa, tumpah ruah di sepanjang jalan rute Karnaval menantikan performance pawai mobil hias Karnaval Disperpa. Antusiasme masyarakat yang begitu kuat tampak dari membludaknya apresiasi mereka yang hadir menyaksikan parade karnaval pembangunan. Tanpa dimintapun, mereka memberikan aplause (tepukan) kepada rombongan karnaval Disperpa yang melintas di depannya. Tak ketinggalan, anak-anak dan remaja tampak gandrung dengan dandanan noni-noni ala Belanda di atas mobil hias Karnaval Disperpa. Mereka pun membalas lambaian tangan noni-noni ala Belanda itu penuh antusias.
Pawai mobil hias Karnaval Disperpa tahun ini memang terasa menarik, elegan dan unik. Mengusung tema SDM Unggul Indonesia Maju, Disperpa menampilkan ikon Kebun Bibit Senopati dengan sejumlah aktivitas noni-noni ala Belanda yang sedang merawat dan memanen bunga di lahan mereka. Aktivitas noni-noni diiringi parade kelompok tani pejuang pangan yang memamerkan hasil pangan (beras) dengan mengendarai traktor, sebuah mesin pertanian representasi dari modernisasi pertanian. Dari sisi tumpahan ide, sangat unik memang, mobil Karnaval Disperpa tampil dengan perpaduan nuansa tempo doeloe dalam balutan Modernisasi Pertanian. Inspirasi energi positif diharapkan mampu mendorong pembangunan SDM Pertanian Di Kota Magelang untuk selalu moving, mengeksplorasi potensi dan inovasi untuk kemajuan dunia pertanian. SDM Pertanian harus mampu kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas, kira-kira demikian pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak yang hadir minggu siang hingga sore itu.
Di tengah terik matahari yang membakar kulit, Ikon Bunga Matahari yang tampil gagah nan megah memperjelas gambaran suasana hati penuh kehangatan dari aktivitas pertanian yang dilakukan para noni dan petani, siang itu. Situasi ini menggambarkan Disperpa selalu mendorong pelaku utama, pelaku usaha dan stakeholders untuk menggapai apa yang dicita-citakannya. Dalam konteks kebangsaan, Bunga Matahari dan rombongan pengiringnya itu laksana bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang beragam suku, agama, ras dan bahasa yang tak terpisahkan. Satu bunga matahari yang berisi ratusan hingga ribuan bunga kecil pada tongkolnya selalu menyatu dan setia, memberi makna mendalam semangat membangun SDM yang Unggul ini tak boleh padam dan perlu terus menjadi ruh Disperpa dalam pengembangan SDM Pertanian demi mewujudkan Kota Magelang yang Modern Cerdas (Moncer) yang Religius dan Sejahtera (Serius).
Noni-noni ala Belanda dalam Karnaval adalah simbol dunia pertanian tak hanya digeluti dan ditekuni para pria, namun juga para wanita. Tampilan baju Noni-Noni yang bersih perlu dimaknai aktivitas pertanian dewasa ini tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Pertanian tidak lagi relevan dalam tafsiran kotor, belepotan, terbelakang atau apapun istilah inferior lainnya. Dalam balutan kesan classic itu, petani adalah gambaran bagian masyarakat Kota Magelang yang gemar dan sangat memaknai hidup sederhana, meski banyak sekali dari mereka yang justru sukses bergelimang rupiah, bahkan dolar.
Iringan petani membawa panenan gabah dan beras bersama traktor kebanggaan mereka adalah simbol penuh pesan, Disperpa terus berjuang menelurkan SDM Pertanian Unggul agar geliat dunia pertanian semakin kompetitif di era revolusi Pertanian 4.0, meski tak lagi melulu komoditas pangan. Kesuksesan usaha petani perkotaan, di tengah tekanan semakin menyempitnya lahan pertanian produktif itu, bisa jadi bukan hanya beras, tapi juga tanaman hias/bunga, sayuran, ternak, ikan atau bahkan olahannya. Critical Point dari semua itu, pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian di Kota Magelang perlu terus ditingkatkan dan harus diletakkan di atas segalanya. Agar petani sebagai bagian integral masyarakat Kota Magelang semakin unggul dan mampu berkompetisi di era milenial yang menuntut melek Teknologi Informasi. Selamat mewujudkan SDM Pertanian Unggul, Kota Magelang Maju, Moncer Serius. (among_wibowo, red)