Kadisperpa Tutup Giat SLPHT, Panen Ubinan Padi Kota Magelang Ciptakan Rekor Baru 12,64 Ton/ha

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG – Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang resmi menyelesaikan rangkaian kegiatan SLPHT tahun 2019 di Kelurahan Magelang dengan kegiatan Panen Ubinan Simbolis di lahan SLPHT seluas 1.200 meter persegi. Hasil panen ubinan padi sawah menunjukkan hasil yang sangat signifikan, 12,64 ton GKP/hektar, melebihi rata-rata hasil capaian petani yang hanya di kisaran 7,5-8 ton GKP/hektar. Kegiatan dihadiri unsur Disperpa, BPS Kota Magelang, Koramil Magelang Tengah, Kecamatan Magelang Tengah, Kelurahan Magelang, petani peserta SLPHT serta petugas POPT dan Penyuluih Pertanian.

Kepala Disperpa Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya setelah kegiatan panen ubinan simbolis memaparkan Kota Magelang sebagai wilayah terkecil di provinsi Jawa Tengah, masih memiliki kontribusi dalam penyediaan pangan khususnya beras di Jawa Tengah meskipun tidak cukup signifikan terhadap peningkatan produksi padi nasional. Sampai saat ini, lanjut Eri, sektor pertanian masih berkontribusi positif terhadap perekonomian di Kota Magelang. Sekitar142,83 ha lahan pertanian masih berbentuk sawah irigasi teknis yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian, khususnya tanaman pangan dan hortikultura, peternakan dan perikanan. “Sasaran produksi padi sawah tahun ini (2019) adalah 2.359ton GKP. Angka ini diperoleh dari target luas panen 397 ha dengan rata-rata produktivitas lahan 5,947 ton GKP/ha,”tegasnya.

Dalam kesempatan itu Eri mengapresiasi capaian hasil panen ubinan yang tembus 12,64 ton GKP/hektar. Angka tersebut, katanya, adalah rekor ubinan tertinggi yang pernah dicapai petani. Sebelumnya 3-4 tahun lalu di Tidar Utara angkanya baru tembus 10,8 ton GKP/hektar. “Ada peningkatan produksi sekitar 58% dari rata-rata produksi ubinan petani pada musim yang sama,”ungkapnya.

Terkait capaian panen ubinan, Eri yang didampingi Sekretaris Disperpa (Susmiyati), Kabid Pertanian(Agus Dwi Windarto), Kabid Peternakan dan Perikanan(Hadiono) dan sejumlah staf Disperpa meminta petani untuk mempertahankan capaian hasil ubinan tersebut. Ia menekankan pihaknya (Disperpa) terus mendorong petani untuk menerapkan prinsip-prinsip SLPHT dalam Budidaya Tanaman Sehat. Sejumlah keuntungan akan diperoleh petani, antara lain peningkatan kuantitas dan kualitas hasil panen padi, perbaikan daya dukung lingkungan sawah sekaligus pelestarian keseimbangan ekosistem dan rantai makanan di persawahan. “Saya harapkan yang baik diteruskan, jangan pernah berhenti untuk mencoba inovasi baru dan rekomendasi penyuluh pertanian dan POPT,”tegasnya.

 

Ditambahkannya, penerapan pertanian yang ramah lingkungan semakin berkembang karena semakin meningkatnya permintaan pasar terhadap produk-produk yang bebas residu kimia dan trend gaya hidup sehat di kalangan masyarakat perkotaan. Meningkatnya demand beras yang ramah lingkungan perlu ditangkap sebagai peluang usaha bagi petani untuk mengembangkan pertanian padi sawah yang ramah lingkungan. “Konsep dan prinsip SLPHT menjadi jawaban atas fenomena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk megkonsumsi produk pertanian yang sehat dan bebas residu,”paparnya.

 

Sumadi, salah satu pengurus poktan Subur Makmur Gapoktan Sri Rejeki Kp. Tulung kelurahan Magelang mengucapkan terima kasih atas kesempatan poktannya mengikuti SLPHT tahun ini. Menurutnya kegiatan SLPHT dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani untuk mengelola hama dan penyakit secara ramah lingkungan dan meniminalkan penggunaan pestisida kimia yang disinyalir sebagai pemicu sejumlah penyakit kanker. “Alhamdulillah dari giat SLPHT ini kami sudah bisa membuat pestisida nabati, agensia hayati dan bakteri merah serta mengembangkan tanaman refugia (bunga matahari, bunga kertas dan kenikir) di pematang sawah,”ujarnya.

        Sementara itu, M.Slamet Haryanto menceritakan resep hasil ubinannya tembus 12,64 ton GKP/hektar tak lain karena perbibitan, olah tanah hingga panen dilaksanakan sesuai SOP. Hal yang tak kalah pentingnya adalah strategi pemilihan varietas. Sebelumnya Slamet direkomendasikan Penyuluh Pertanian untuk memilih varietas Ciherang. Pasalnya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, Ciherang sangat cocok dan berproduksi optimal pada saat musim kemarau. “Dengan kombinasi prinsip-prinsip SLPHT, serangan OPT dapat diminimalkan dan produksi padi saya bisa maksimal,” tandasnya. (among_wibowo, red)