Di Tengah Cuaca Ekstrim, Panen Ubinan Petani Kota Magelang Tetap Tinggi

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG – Cuaca ekstrim yang ditandai dengan intensitas curah hujan yang sangat tinggi hampir di semua wilayah Indonesia tak menghalangi semangat petani Kota Magelang untuk terus berkontribusi dalam produksi pangan. Kondisi ini tampak dalam kegiatan panen ubinan padi sawah di kelompok tani Arum Sari 2 kelurahan Kedungsari hari kamis kemarin (17/03/2022). Meskipun cuaca cenderung kurang bersahabat (baca : intensitas curah hujan tinggi, red), nyatanya panen ubinan padi sawah IR-64 milik petani masih tinggi, 7,25 ton GKP/ha. Hadir dalam kegiatan ubinan ini antara lain Kepala Bidang Pertanian, pejabat fungsional dan perwakilan petani yang tergabung dalam kelompok tani Arum Sari 2 kelurahan Kedungsari.

Dokumentasi Panen Ubinan Kadisperpa tahun 2019 sebelum pandemi covid 19

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko ditemui di ruang kerjanya mengatakan kegiatan ubinan merupakan kegiatan rutin Disperpa untuk mengukur produksi dan produktivitas lahan. Eri menyambut gembira hasil positif ubinan padi yang ditorehkan petani. Ia mengapresiasi produksi padi petani yang masih tetap tinggi di tengah-tengah tantangan cuaca ekstrim saat ini. “Saya mengingatkan kembali untuk petani tetap optimis dan waspada menghadapi cuaca ekstrim.  Hasil ubinan tolong dipertahankan, syukur bisa ditingkatkan dengan terus menerapkan prinsip-prinsip Budidaya Tanaman Sehat,”tegasnya.

Eri memaparkan sampai saat ini sektor pertanian padi sawah masih berkontribusi positif terhadap perekonomian di Kota Magelang. Sekitar 142,83 ha lahan pertanian masih berbentuk sawah irigasi teknis yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian, khususnya tanaman pangan dan hortikultura, peternakan dan perikanan. Lebih lanjut Eri menambahkan bahwa Sasaran Produksi Padi Sawah untuk tahun  2022 adalah 1.844 ton GKP. Angka ini diperoleh dari target luas panen 299 ha dengan rata-rata produktivitas lahan 6,167 ton GKP/ha.  “Meskipun potensi lahan pertanian Kota Magelang relatif kecil, namun untuk komoditas padi, Kota Magelang masih sanggup menyediakan 10-11% kebutuhan konsumsi beras masyarakatnya secara mandiri,”tandasnya.

Secara terpisah Sudarto, ketua poktan Arum Sari 2 kelurahan Kedungsari mengucapkan terima kasih atas terlaksananya kegiatan ubinan padi di lokasi sawah kelompok taninya tahun ini. Hasil tersebut,lanjutnya, sudah cukup baik daripada rata-rata hasil panen petani di wilayah sekitarnya. “Alhamdulillah dari giat ubinan ini dapat memberikan kami gambaran produksi yang menggembirakan sekaligus memotivasi kami untuk lebih baik,”ujarnya.

Sudarto mengungkapkan pihaknya selalu mengevaluasi hasil ubinan untuk perbaikan musim tanam mendatang. Para petani selama ini juga merasa terbantu berkat saran dan rekomendasi petugas pertanian khususnya Penyuluh Pertanian terkait pemilihan varietas dan aspek budidaya penting lainnya “Dengan kombinasi prinsip-prinsip budidaya tanaman yang baik, serangan OPT dapat diminimalkan dan produksi padi saya bisa maksimal,” jelasnya.

        Sementara itu Koordinator Penyuluh Pertanian Kota Magelang, Among Wibowo, menegaskan kegiatan ubinan sangat penting untuk monitoring trend produktivitas pertanian sekaligus sebagai data dasar penyusunan target produksi Kota Magelang pada tahun-tahun selanjutnya. Terkait teknis ubinan, Among menjelaskan bahwa ubinan diawali dengan pemilihan 3 titik sampling secara acak pada lahan milik petani. Selanjutnya dilaksanakan ubinan dimana setiap titik sampling berupa petakan 2,5 m x 2,5 m. Hasil panenan di dalam petakan ditimbang, dirata-rata dan hasilnya dikonversi ke produktivitas (ton/ha) dengan angka pengali 1,6. “Dari hasil ubinan diperoleh angka-angka 4,4 kg, 4,3 dan 4,9 kg sehingga rata-rata 4,53 kg per petak atau setara 7,25 ton GKP/ha,”pungkasnya.(amw, red)