Pacu Konsumsi Pangan B2SA, Disperpa Gelar Pelatihan Pangan Lokal Berbasis Mocaf

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG-Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang hari senin-selasa (30-31/05/2022) menggelar Pelatihan Pangan Lokal Berbasis Mocaf di aula Disperpa dan SMKN 3 Kota Magelang. Kegiatan yang diikuti 40 orang peserta dari kelurahan Magersari, Potrobangsan dan Kramat Utara itu dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,wawasan dan ketrampilan peserta terhadap pangan lokal sebagai sumber pangan alternatif dalam pemenuhan gizi keluarga yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA). Tampil sebagai narasumber Rudi Haryanto (guru SMKN 3 Kota Magelang) dan Budiyati (praktisi usaha pangan lokal Kota Magelang).

Kepala Disperpa Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko, dalam sambutannya menjelaskan kegiatan pelatihan ini sebagai wujud kepedulian Pemerintah dalam mendukung swasembada dan ketahanan pangan, sekaligus untuk lebih memantapkan dan memasifkan gerakan diversifikasi pangan di daerah. Menurutnya gerakan diversifikasi pangan akan semakin efektif bila didukung oleh ketersediaan aneka ragam bahan pangan melalui pengembangan usaha pangan lokal dan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi aneka ragam pangan. “Saya berharap kegiatan ini dapat mendukung percepatan penganekaragaman konsumsi pangan di Kota Magelang upaya mendorong konsumsi pangan masyarakat menjadi lebih ideal menurut prinsip Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) dapat segera terwujud,”ujarnya.  

Dalam kesempatan itu Eri menegaskan bahwa ketersediaan makanan pokok bagi seluruh masyarakat dalam suatu negara, akan sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM dan proses keberlangsungan hidup bangsa dan negara. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan makanan pokok dan pemenuhan gizi yang seimbang menjadi penting dan strategis. Terbatasnya sumber daya utamanya lahan pertanian dan irigasi serta meningkatnya jumlah penduduk, perlu diimbangi salah satunya dengan upaya diversifikasi pangan khususnya makanan pokoksehingga dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap makanan pokok tunggal beras,”katanya.

Lebih lanjut Eri menjelaskan bahwa pangan sebagai kebutuhan manusia yang tidak dapat ditunda-tunda, harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup. Berdasarkan atas pentingnya pemenuhan kecukupan pangan, Eri menilai pembangunan di bidang ketahanan pangan harus didahulukan sebagai fondasi bagi pembangunan di sektor lainnya. “Ketahanan pangan akan tercapai apabila ketersediaan pangan merata, terjangkau, serta cukup baik dari segi jumlah, mutu, keamanan maupun keberagamannya,”tandasnya.

Terinformasi pengetahuan masyarakat terhadap penganekaragaman pangan sangat penting dalam menyusun menu makanan yang memenuhi kaidah Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA). Minat masyarakat untuk mengkonsumsi sumber karbohidrat non beras berkurang manakala ketersediaanya kurang, harganya relatif mahal dan penyajiannya kurang menarik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan konsumsi pangan sumber karbohidrat non beras perlu didukung berbagai upaya dan metode/cara pengembangan pengolahan pangan lokal. Pemanfaatan pangan lokal non beras yang bersumber dari aneka umbi, sagu, pisang, sukun, labu kuning,dan yang terbaru mocaf, sudah mulai banyak dikembangkan menjadi tepung pengganti beras dan terigu.

Melalui pengembangan teknologi pengolahan diharapkan pangan lokal non beras dan terigu tersebut dapat dikembangkan menjadi produk olahan pangan yang lebih bervariasi, bergizi dan menarik. Pengembangan sumber daya lokal sebagai bahan baku produk olahan pangan akan dapat mendukung upaya penganekaragaman pangan, memberi nilai tambah, serta menciptakan kesempatan kerja yang baru.

       Terpisah Kabid Ketahanan Pangan, C.Dwi Ratri menambahkan kegiatan pelatihan yang digelar di 2 lokasi tersebut (aula Disperpa dan Dapur Siswa SMKN 3 Kota Magelang) itu digelar secara teori dan praktek. Pada akhir sesi, peserta mengikuti praktek pembuatan olahan pangan berbahan tepung mocaf. Tepung ketela pohon yang saat ini sedang trend itu diolah menjadi rizoles, bolen pisang cokelat dan kue kering palm sugar. Ratri berharap peserta dapat semakin kreatif dan inovatif dalam mengembangkan olahan pangan berbasis mocaf. “Endingnya citra pangan lokal semakin bagus dan konsumsi pangan masyarakat yang sesuai prinsip B2SA juga semakin meningkat,”pungkasnya. (among_wibowo, red)