MEMBUAT PUPUK ORGANIK DARI LIMBAH PERTANIAN DAN TERNAK

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

 

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya pada Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang

ppl3

 

   Sumber Gambar: dokumen pribadi

 

Akhir-akhir ini kecenderungan harga pupuk kimia kiat melambung tinggi, hal ini berimplikasi pada biaya cost produksi yang harus dikeluarkan petani semakin, hal ini menimbulkan kesulitan sendiri bagi petani untuk memperoleh pendapat yang layak bila biaya produksi tinggi sementara terkadang harga jual produk yang dihasilkan sering fluktuatif. Penggunaan pupuk kimia secara terus tanpa diimbangan dengan penggunaan pupuk organik akan memberikan efek yang ditimbulkan oleh sisa-sisa bahan ikutan pupuk kimia tersebut yang menyebabkan pencemaran bagi tanah. Tuntutan pasar mendorong produsen untuk mulai mengembangkan pertanian organik, disamping itu munculnya berbagai sertifikasi produksi yang bebas bahan kimia atau lebih trentnya produk pertanian organik.

Melihat hal tersebut diatas sekarang muncul pemikiran pengembangan pertanian organik atau back to nature (kembali ke alam). Bertolak dari pemikiran tersebut muncullah beberapa teknologi untuk mendapatkan pupuk organik secara cepat, karena tanpa sentuhan teknologi untuk mendapatkan pupuk organik butuh waktu lama 3-4 bulan untuk jenis kotoran sapi, bahkan kotoran kambing mencapai 1-2 tahun.

Pupuk organik merupakan pupuk alamiah yang bersal dari bahan-bahaan seperti kotoran hewan, tanaman dan sampah. Yang dimaksud pupuk organik diantaranya pupuk kandang dan bokashi (Sugiyarto, 2000). Pupuk organik mempertahankan kelembaban tanah, menjadi sumber zat-zat makanan bagi tumbuh-tumbuhan dan sebagai sumber makanan bagi pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah (Lingga, 1997). Pupuk organik merupakan pupuk alamiah yang bersal dari bahan-bahaan seperti kotoran hewan, tanaman dan sampah. Yang dimaksud pupuk organik diantaranya pupuk kandang dan bokashi (Sugiyarto, 2000). Pupuk organik mempertahankan kelembaban tanah, menjadi sumber zat-zat makanan bagi tumbuh-tumbuhan dan sebagai sumber makanan bagi pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah (Lingga, 1997). Dibawah ini ada beberapa teknologi pengolahan limbah yang dapat diaplikasikan oleh petani untuk mendapatkan pupuk organik dengan cepat, mudah, murah, efesien, guna mendapatkan pupuk organik yang berkualitas.

 

Limbah Ternak

Usaha ternak yang di usahakan akan menghasilkan produk utama seperti daging dan telur, akan tetapi disamping produk utama ternak juga menghasilkan produk sampingan yang berupa limbah ternak, baik limbah padat maupun cair atau yang lebih dikenal kotoran/ feses.

Menurut Yunus (1990). ternak sapi dewasa dapat menghasilkan feses sebanyak 8-15 kg/ekr/ha, sedang ternak kambing/domba 2-5 kg/ekor/hr dan ternak ayam fesesnya 0,1-0,15 kg/ekr/ha. Feses merupakan salah satu hasil sampingan usaha peternakan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung usaha taninya. Namun feses segar tidak dapat langsung bermanfaat sebagai penyedia unsure hara tanaman dan harus menunggu waktu dekomposisi 2-3 bulan (Departemen Pertanian, 1996).

 Ada beberapa tehnologi yang dapat di aplikasikan untuk memperoleh pupuk organik dengan cepat, antara teknologi bokashi, kompos dan lain-lain. Bokashi merupakan salah satunya dengan pengolahan limbah ternak menggunakan dekomser berupa EM4 agar proses dekomposisi lebih cepat.

Teknologi mengolah limbah ternak dengan teknologi bokashi menggunakan bahan –bahan: pupuk kandang 300 kg, tetes 10 sendok makan, dedak 10 kg, sekam padi 10 kg, EM4 200 ml, air 20 liter/secukupnya. Alat yang digunakan : timbangan, termometer, gembor, karung goni/terpal, ember plastic. Langkah kerja : a). Timbang semua bahan yang diperlukan sesuai ukuran, b). Campurkan katul, pupuk kandang, sekam padi diaduk secara merata hingga terbentuk adonan, c). Campurkan tetes, air dan EM4 hingga homogen, d). Siram adonan pupuk kandang, katul dan sekam dengan larutan air, EM4 dan tetes dengan rata, dengan catatan penyiraman tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering atau dengan kata lain kondisi remah (adonan bisa kepal dan bila adonan dilepas adonan berkembang/mekar), e). Setelah selesai penyiraman lalu adonan ditutup karung goni/terpal dan difermentasi/diperam selama 1 minggu, f). Selama proses pemeraman dikontrol suhunya (tidak boleh lebih dari 50-60%) dan bila suhu lebih dari 50-60% maka adonan dibuka dan adonan diaduk-aduk lagi, setelah selesai adonan ditutup lagi, g). Proses pemeraman selesai setelah 1 minggu yang ditandai kondisi bokashi secara fisik berwarna hitam dan remah dan bokashi siap di packing atau dipakai untuk pupuk di lapangan.

Limbah Pertanian

Hasil ikutan dari budidaya tanaman pertanian akan menghasilkan limbah pertanian. Limbah tersebut tentu akan lebih bermanfaat apabila di olah sedemikain rupa untuk dapat dijadikan pupuk organik sebagai penyumbang unsur hara bagi tanah yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman sumber unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Salah satu limbah pertanian yang berpotensi di jadikan pupuk organik adalah jerami padi.

Mengolah jerami padi menjadikan pupuk organik dengan teknologi bokashi menggunakan bahan –bahan berupa: jerami 200 kg, tetes 10 sendok makan, dedak 10 kg, sekam padi 10 kg, EM4 200 ml, air 20 liter/secukupnya. Alat yang digunakan : mesin pencacah/ sabit/ bendo, timbangan, termometer, gembor, karung goni/terpal, ember plastik. Langkah kerja : a). Timbang semua bahan yang diperlukan sesuai ukuran, b). Lalu jerami dicatah kecil-kecil dengan maksud untuk memudahkan pengadukan, c). Campurkan katul, pupuk kandang, jerami, sekam padi diaduk secara merata hingga terbentuk adonan, d). Campurkan tetes, air dan EM4 hingga homogen, e). Siram adonan pupuk kandang, katul dan sekam dengan larutan air, EM4 dan tetes dengan rata, dengan catatan penyiraman tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering atau dengan kata lain kondisi remah (adonan bisa kepal dan bila adonan dilepas adonan berkembang/mekar), f). Setelah selesai penyiraman lalu adonan ditutup karung goni/terpal dan difermentasi/diperam selama 1 minggu, g). Selama proses pemeraman dikontrol suhunya(tidak boleh lebih dari 50-60%) dan bila suhu lebih dari 50-60% maka adonan dibuka dan adonan diaduk-aduk lagi, setelah selesai adonan ditutup lagi, h). Proses pemeraman selesai setelah 1 minggu yang ditandai kondisi bokashi secara fisik berwarna hitam dan remah dan bokashi siap di packing atau dipakai untuk pupuk dilapangan.

 

Campuran pupuk kandang dan arang sekam

 Pupuk organik dari bahan campuran pupuk kandang dan arang sekam, layak juga diaplikasikan oleh para petani segabai salah satu cara mendapatkan pupuk organik. Bahan –bahan: pupuk kandang 300 kg, tetes 10 sendok makan, dedak 10 kg, arang sekam padi/serbuk gergaji 10 kg, EM4 200 ml, air 20 liter/secukupnya. Alat yang digunakan : timbangan, termometer, gembor, karung goni/terpal, ember plastik. Langkah kerja : a). Timbang semua bahan yang diperlukan sesuai ukuran, b). Campurkan katul, pupuk kandang, arang sekam/ serbuk gergaji diaduk secara merata hingga terbentuk adonan, c). Campurkan tetes, air dan EM4 hingga homogen, d). Siram adonan pupuk kandang, katul dan sekam dengan larutan air, EM4 dan tetes dengan rata, dengan catatan penyiraman tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering atau dengan kata lain kondisi remah (adonan bisa kepal dan bila adonan dilepas adonan berkembang/mekar), e). Setelah selesai penyiraman lalu adonan ditutup karung goni/terpal dan difermentasi/diperam selama 1 minggu, f). Selama proses pemeraman dikontrol suhunya (tidak boleh lebih dari 50-60%) dan bila suhu lebih dari 50-60% maka adonan dibuka dan adonan diaduk-aduk lagi, setelah selesai adonan ditutup lagi, g). Proses pemeraman selesai setelah 1 minggu yang ditandai kondisi bokashi secara fisik bertwarna hitam dan remah dan bokashi siap di packing atau dipakai untuk pupuk dilapangan.

Sekelumit teknologi yang diatas merupakan teknologi yang sederhana, mudah dan murah. Petani mengaplikasikan secara luas mendapat cepat dan efesian yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman agar memperoleh hasil yang lebih maksimal yang pada giliranya dapat memberikan andil pada peningkatan produksi, hasil dan pendapatan petani dari kegiatan usaha taninya, sehingga kehidupan akan lebih layak, Aamiin (among wibowo).