Artikel

Pemanfaatan Hama Keong Mas Pada Padi Sawah Untuk Bahan Pakan Ternak

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya

 

Indonesia merupakan negara dengan lahan daratan yang cukup luas, sehingga berpotensi untuk pengembangan usaha di bidang peternakan. Hal ini haruslah ditunjang dengan tercukupinya kebutuhan akan sumber pakan mengingat bahwa 70% biaya ternak berasal dari pakan. Siput Murbei (keong mas) sangat berpeluang untuk dijadikan pakan alternative dalam usaha budidaya ternak. Pembuatan pakan ternak dari keong mas cukup mudah, dimana daging keong dapat diberikan dalam bentuk segar atau olahan (dicacah, tepung atau silase). Pengolahan bertujuan untuk menghilangkan lendir, bau tidak sedap, membersihkan semua kotoran, dan agar lebih tahan lama.

Pengolahan Keong Mas untuk Makanan Ternak

Pembuatan Tepung Daging dan Cangkang, pembuatan tepung dari daging keong lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan silase, karena tidak memakan waktu lama. Tepung daging keong mas ini dapat digunakan sebagai campuran dalam pakan ternak. Pembuatan pakan ternak asal daging keong sebagai berikut; Pertama kumpulkan keong, dan puasakan selama 2 hari, kemudian pisahkan daging dengan cangkangnya. Iris daging keong menjadi bagian tipis-tipis. Dijemur di bawah terik matahari atau dengan oven 60 0C, supaya kadar air pada daging keong berkurang 14%. Setelah daging keong benar-benar kering, giling menjadi tepung (granule).

Cara lain, yaitu setelah dipisahkan antara daging dan jeroan dari cangkangnya, daging direndam selama 30 menit untuk membersihkan lendir dan menetralkan sifat asamnya. Kemudian daging dicincang, dan diolah dengan cara direbus selama 30 menit pada suhu 60 0C. setelah direbus kemudian didinginkan dengan cara diangin-anginkan atau dijemur dibawah terik matahari supaya lebih tahan lama. Setelah itu dilakukan proses penggilingan untuk menjadi tepung.

Pengolahan cangkang menjadi tepung diawali dengan menyiapkan keong mas yang akan diambil cangkangnya, puasakan selama dua hari lalu pisahkan dari dagingnya. Selanjutnya cangkang keong mas dkibersihkan dari kotoran dan dikeringkan, kemudian ditumbuk dalam satu wadah dan digiling dengan mesin penggiling. Tepung daging dan cangkang keong mas siap untuk dicampurkan dalam pakan ternak sebagai penambah nutrisi.

Pembuatan Silase Keong Mas, silase merupakan cara pengolahan pakan ternak dengan cara mengawetkan melalui proses penyimpanan, bahan pakan ternak tersebut akan mengalami fermentasi sehingga mudah untuk dicerna oleh ternak. Dalam proses pembuatan silase secara kimiawi umumnya menggunakan asam organic (asam format) maupun asam mineral. Langkah pembuatan silase daging keong mas sebagai berikut : pertama kumpulkan keong dalam ember. Bersihkan dan keluarkan daging segar keong dari cangkangnya. Cuci daging yang telah dikeluarkan sampai bersih, dengan menggunakan air biasa. Lakukan pencucian ulang dengan air garam dan dicuci kembali dengan air kapur, agar pakan ternak yang dihasilkan terhindar dari racun. Daging selanjutnya digiling dengan mesin penggiling lalu ditiriskan, supaya kadar air berkurang. Campur daging keong giling tersebut dengan bekatul, dengan perbandingan 4 : 1. Masukan campuran keong dan bekatul dalam plastic. Padatkan, supaya tidak ada rongga udara dan tutup secara rapat. Lakukan pengecekan secara berkala dan aduk sekaligus. Proses pembuatan silase keong dibutuhkan waktu selama 12 hari guna fermentasi yang sempurna. Setelah itu silase sudah dapat digunakan untuk pakan ternak.

Kandungan protein dalam silase keong mas berkisar 10,88% - 14,54% yang sangat bermanfaat sebagai tambahan pakan dan dapat membantu mempercepat pertumbuhan ternak. Bahan pakan berupa silase dapat bertahan lebih lama dengan melakukan penjemuran atau dioven. Manfaat pembuatan silase keong untuk pakan ternak selain untuk mengawetkan daging keong, juga untuk mengaktifkan zat selulosa melalui prose fermentasi. Dengan aktifnya kandungan tersebut dapat memudahkan hewan ternak dalam mencerna makanan dan dapat menyingkat penyerapan nutrisi.

Pemanfaatan Untuk Pakan, biasanya keong mas dijadikan pakan pada jenis ternak seperti sapi, kambing, unggas (ayam dan itik). Pada pengembangan ternak itik, keong mas merupakan pakan campuran sebagai protein murah. Selain mengandung banyak protein, keong mas juga kaya akan kalsium. Kombinasi 39% sagu kukus dengan 6% tepung keong mas dapat menggantikan kebutuhan jagung kuning sebgai sumber energi dalam pakan tanpa mempengaruhi penampilan. Penambahan tepung keong mas dalam ransum itik mojosari umur 24 minggu sampai 9% dengan pemberian pakan 160 gr/ekor/hari tidak berpengaruh terhadap kualitas telur itik.

Tepung tubuh dan cangkang keong mas memberikan nilai pertumbuhan yang cukup baik pada ayam broiler, dimana dapat meningkatkan rata-rata harian produksi telur hingga 3,7% dari 84,3% menjadi 88%. Selain dalam bentuk tepung, silase daging keong mas juga terbukti menjadi sumber pakan ternak bagi ruminansia dan ayam buras.

 

Pustaka

Nia Kurniawati, 2018, Potensi dan Pemanfaatan Siput Murbei Sebagai Bahan Pakan Ternak, Balai Besar Penelitian Padi. Jl. Raya 9, Sukamandi – Subang 41256, Jabar.

Teknis Budidaya Tanaman Porang

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya

 

Porang (Amorphophallus mueleri blume) merupakan komoditas pertanian yang mulai dilirik untuk dikembangkan secara luas. Produk komoditas ini mempunyai manfaat sebagai bahan baku kosmetik, lem, jelly dan sebagai bahan pangan rendah kalori dan dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu umbi porang mengandung glukomanan yang baik untuk kesehatan.  Umbi porang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Saat ini banyak permintaan dari Jepang, Cina, Vietnam dan Australia.

SYARAT TUMBUH

Tanaman porang yang dibudidayakan harus mempunya kualitas yang baik. Untuk itu perlu diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain:

  • Intensitas cahaya 60 – 70%
  • Ketinggian 0 – 700 m Namun yang paling bagus pada daerah dengan ketinggian 100 – 600 m dpl.
  • Dibutuhkan tanah yang gembur/subur dan tidak bec
  • Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-ala
  • Derajat keasaman tanah ideal antara pH 6 – 7.
  • Naungan yang ideal: Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain.

Persiapan Lahan

Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan intensitas cahaya 60 –70%. Kegiatan persiapan lahan:

  1. Pada lahan datar

Setelah lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm.

  1. Pada lahan miring

Lahan dibersihkan tidak perlu diolah, lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman.

Persiapan Bibit

Porang dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif (biji, bulbil/katak). Bibit yang dipilih adalah dari umbi dan bulbil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali. Setelah bibit yang ditanam berumur 3 tahun, dapat dipanen selanjutnya dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali.

Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam.  Dengan  prosentase  tumbuh  benih diatas 90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 0,5 m adalah:

  1. Umbi : 1.500 kg (± 20 – 30 buah/kg)
  2. Biji : 300 kg

 

Penanaman Porang

Porang sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November – Desember. Tahap penanaman porang sebagai berikut:

  1. Bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas.
  2. Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan.
  3. Tutup bibit dengan tanah halus/tanah olahan setebal ±3 cm.

Pemeliharaan Tanaman Porang

Tanaman porang merupakan tanaman yang tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan pemeliharaan yang intensif dengan cara:

Penyiangan

  • Dilakukan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan unsur hara.
  • Sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam. Penyiangan berikutnya dapat dilakukan saat gulma muncul.
  • Gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompo

Pemupukan

Pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Untuk pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun sekali (awal musim hujan). Jenis pupuk adalah pupuk urea 10 gr/lubang dan SP 36,5 gr/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang porang.

Pengamanan pohon pelindung

Porang merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan terhadap pohon pelindung agar pohon pelindung dan tanaman porang dapat tumbuh dengan baik.

Panen Tanaman Porang

  1. Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 2 tahun Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya.
  2. Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5 – 6 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat /dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati.
  3. Waktu panen tanaman porang dilakukan pada bulan April – Juli (masa dorma).
  4. Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 2 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya.

Rata-rata produksi umbi porang berkisar 10 ton per hektar.

Teknik Pengawetan Buah Cabai

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

Twitter

Cabai merah (Capsicum annum, L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Cabai merah juga merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat Kalimantan Selatan. Selain karena alas an citarasa, orang menkonsumsi cabai karena manfaat yang ada dalam cabai. Zat capsaicin (8-metil-N-vanilil-6-nonenamida) yang terdapat dalam urat putih cabai diketahui bersifat stomakik yang mampu merangsang produksi hormon endorphin dan juga meningkatkan nafsu makan. Selain itu cabai juga bersifat antikoagulan, antibiotik alami dan mampu menurunkan kadar kolesterol darah. Kandungan kalsium, fosfor, vitamin C dan betakaroten (provitamin A) diketahui juga sangat tinggi. Baik menanam cabai sendiri ataupun mengambil keuntungan dari harga cabai yang murah di pasar, mengawetkan cabai adalah cara yang baik untuk tetap memiliki cabai sepanjang tahun. Pilihlah salah satu cara di antara mengeringkan, mengasinkan, membekukan, atau mengawetkan cabai dalam minyak. Masing-masing cara pengawetan akan menghasilkan tekstur yang berbeda, tetapi rasa dan panas cabai akan tetap utuh.
Bersihkan dan keringkan cabai.

Bilaslah cabai dengan air dingin yang mengalir untuk membersihkan kotoran dan puing-puing debu lainnya. Buang cabai yang telah membusuk atau rusak, karena cabai-cabai tersebut tidak akan bertahan lama. Tepuk cabai dengan kertas tisu hingga kering sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.

  • Akan lebih baik jika mengenakan sarung tangan ketika menangani cabai. Cabai pedas mengandung zat kapsaisin, yaitu zat kimia yang membakar ketika bersentuhan dengan kulit.
  • Sangat berhati-hatilah untuk tidak menyentuh mata atau hidung setelah menangani cabai pedas.
  • Letakkan cabai di atas rak kawat. Cara ini dapat menggunakan rak pendingin atau rak lainnya yang memiliki celah agar terdapat sirkulasi udara dari bawah. Jika memungkinkan, jangan menggunakan baki atau nampan masak yang padat, karena kurangnya aliran udara akan membuat cabai sulit kering dengan merata.
  • Letakkan rak atau baki di dalam ruangan yang disinari matahari dan memiliki ventilasi yang baik. Ambang jendela dapur adalah tempat yang bagus.
  • Biarkan cabai mengering selama tiga hari atau lebih, lalu simpan cabai dalam wadah kedap udara.
  • Cobalah menguntai dan menggantung cabai.

Ini adalah cara yang mudah dan dekoratif untuk mengeringkannya. Ketika cabai telah kering, bisa membiarkannya tetap menggantung atau menyimpannya untuk digunakan lain kali. Ini adalah cara melakukannya:

  • Masukkan benang yang kuat atau benang pancing ke dalam jarum. Tusuk cabai hingga tembus pada bagian pangkal tangkainya agar cabai teruntai dengan benang. Lakukan ini hingga semua cabai teruntai.? Gantung untaian cabai pada bagian rumah yang memiliki cukup ventilasi dan disinari matahari.
  • Dalam tiga hari hingga satu minggu, cabai akan mengering dan siap digunakan.
    Keringkan cabai dengan cepat menggunakan oven.
    Ini adalah cara yang baik jika terburu-buru dan tidak ingin menunggu cabai untuk mengering secara alami. Daripada membiarkan cabai dalam kondisi utuh, lebih baik memotongnya agar cabai mengering dengan lebih cepat dan merata.
  • Potong setengah cabai yang telah dibersihkan secara memanjang.
  • Letakkan cabai yang telah dipotong di atas baki panggangan dengan sisi biji cabai menghadap ke luar.
  • Panggang cabai pada suhu 51,67 derajat Celsius (atau pengaturan suhu terendah alat pemanggang ) untuk beberapa jam.
  • Lebih baik lagi bila menggunakan mesin pengering makanan untuk hasil yang lebih cepat.

 

Pustaka
Balai Besar Pengakajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP)
Jl. Tentara Pelajar No.10 Bogor.

BPTP Nusa Tenggara Barat, 2015, Teknik Mengawetkan buah cabai, Lombok.

Pengembangan Budidaya Tanaman Mentimun di Pekarangan

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Teknologi Pertanian

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

Twitter

Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat saat ini, yang mulai memperhatikan pola hidup sehat melalui peningkatan konsumsi sayuran, menuntut ketersediaan produk berkualitas tinggi dan aman dikonsumsi. Hal ini merupakan peluang pasar yang cukup besar sehingga menuntut adanya upaya peningkatan produksi dan mutu produk sayuran. Salah satu jenis sayuran yang diminati untuk dikonsumsi masyarakat adalah mentimun yang dapat dibudidayakan di pekarangan.

Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dalam air hangat (500 C) atau larutan Previcur N (1cc/l) selama I jam. Benih disebar secara merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap dari screen/kasa/palastik transparan, kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Benih yang sudah berkecambah dipindahkan ke polybag semai dan diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari yang kuat, hujan dan gangguan binatang lainnya. Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 20 - 23 hari.

Penanaman
Bibit yang sudah mempunyai 2-3 helai daun sejati (berumur 20 - 23 hari) siap ditanam. Ada beberapa cara tanam yang dapat digunakan, yaitu:
1. Cara tanam baris dengan jarak tanam 30 x 40 cm, menggunakan rambatan tunggal atau ganda, dan lubang tanam berupa alur;

2. Cara tanam persegi panjang dengan jarak tanam 90 x 60 cm, menggunakan sistem rambatan piramida;

3. Cara tanam persegi panjang dengan jarak tanam 80 x 50 cm, menggunakan sistem rambatan para-para.

Pemupukan
Pupuk yang digunakan yaitu Urea 2 kg/100, ZA 1,5 kg/100 m2, KCl 5 kg/100 m2, dan pupuk kandang (1,5 - 2 kg/tanaman), diberikan sebelum tanam. Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu 0,5 dosis sebelum tanam dan 0,5 dosis (sisanya) pada saat tanaman berumur 30 hari. Pupuk ditempatkan pada 4 lubang pupuk yang dibuat dengan jarak dari batang utama tanaman 10 - 15 cm di sekeliling tanaman. Lubang pemupukan berdiameter 30 - 60 cm dengan kedalamam 3 - 4 cm. Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem kocoran bila curah hujan sangat kurang.

Pemeliharaan
Pemeliharaan yang perlu dilakukan, terutama adalah menjaga ketersediaan air pada tanaman mentimun. Apabila tidak turun hujan, harus segera dilakukan penyiraman. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pengendalian gulma pada waktu tanaman masih muda atau belum menutup tanah dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan paling lambat 1-2 minggu setelah tanam untuk mengganti bibit yang mati atau sakit. Tanaman mentimun dapat berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada tanah yang telah beberapa kali ditanami dengan mentimun, asalkan kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur. Kebutuhan air untuk tanaman mentimun harus diperhatikan.

Pengairan sangat diperlukan, terutama bila tanaman mentimun ditanam saat musim kemarau. Pengairan diberikan dengan cara digenangi atau dengan disiram per lubang. Penyiraman dilakukan secukupnya dan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Penggemburan tanah atau pendangiran dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua atau pemupukan susulan. Penyiangan gulma dilakukan karena gulma dapat menimbulkan persaingan dalam mendapatkan hara bagi tanaman mentimun. Sanitasi dilakukan dengan menghilangkan bagian tanaman atau tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber penularan penyakit.

Pengikatan pada batang tanaman menggunakan tali yang permukaannya halus, namun kuat dan tidak mudah membusuk (tali rafia), dilakukan tiap 2 ruas pada bagian bawah buku-buku batang. Perompesan dilakukan terhadap bunga, daun dancabang air. Pembuangan bunga dilakukan terhadap bunga yang tumbuh sampai ruas ketiga dari bawah, bunga jantan. Apabila pada suatu buku terdapat lebih dari satu bunga, maka dipilih satu bunga sehat saja untuk dibiarkan tumbuh. Pembuangan daun dilakukan pada saat tanaman berumur 1,5 - 2 bulan yaitu terhadap daun tua yang terletak dekat permukaan tanah. Pembuangan cabang air yaitu tunas atau kuncup daun tanaman mentimun yang tumbuh di ketiak daun.

Panen
Panen pertama mentimun dapat dilakukan setelah tanaman berumur + 75-85 hari. Masa panen dapat berlangsung 1 - 1,5 bulan. Panen dapat dilakukan setiap hari, umumnya diperoleh 1 - 2 buah/tanaman setiap kali petik. Buah mentimun layak petik adalah buah yang masak penuh dengan warna yang seragam mulai dari pangkal hingga ujung buah dan mencapai panjang optimal sesuai dengan varietasnya. Buah yang dipetik terlalu awal akan mudah keriput, sedangkan bila terlalu lambat dipetik, buah akan terasa pahit. Pemetikan dilakukan dengan cara memotong, sebagian dari tangkai buahnya menggunakan gunting pangkas atau pisau. Pemetikan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar buah masih segar karena penguapan sedikit.

 

Pustaka

Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan