Artikel

Aloe vera, Komoditas Idola Baru di Kota Magelang

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG,-Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang melalui kegiatan Pengembangan Urban Farming menyelenggarakan Pelatihan Budidaya Lidah Buaya (Aloe vera)di lahan sempit selama 3 hari mulai 4-6 Maret 2019. Rangkaian kegiatan ini diikuti 70 peserta dari 3 kecamatan di Kota Magelang. Tampil sebagai instruktur antara Sutardi,Api, MMA (Widyaiswara Bapeltan Soropadan) dan Imam Rodli, SPt, MMA (Pimpinan P4S Rama Vera, Wates- Kulon Progo DIY) dan Cory Febry Astuti (Selmutz Magelang). Seperti biasanya metode pelatihan menggunakan komposisi 40% teori dan 60 % praktek tentang budidaya dan pengolahan Aloe vera yang lebih baik.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Bidang Pertanian, Agus Dwi Windarto menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting sebagai modal dasar peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Kota Magelang untuk mewujudkan pengembangan komoditas ikonik Aloe vera dalam rangka menunjang pengembangan kegiatan Urban Farming di Kota Magelang. Kegiatan yang menghadirkan sejumlah narasumber dan praktisi itu diharapkan mampu memberikan bekal ketrampilan bagi masyarakat di Kota Magelang. “Kami berharap ke depan bisa muncul beberapa dari peserta ini yang sukses sebagai pelaku agribisnis Aloe vera di Kota Magelang,”tambahnya.

Terkait pelaksanaan kegiatan, dijelaskan Agus, pada hari pertama peserta menerima materi Dinamika Kelompok dan Praktek Budidaya Aloe vera. Kemudian pada hari kedua dilanjutkan dengan materi Olahan Aloe vera dan praktek pengolahan Aloe vera menjadi ice cream, nata de aloe dan teh Aloe vera. “Selanjutnya untuk lebih memberikan wawasan tentang diversifikasi dan legalisasi produk, pada hari terakhir peserta diberikan bekal praktek pengolahan Aloe vera menjadi selai dan minuman squash serta materi Perijinan Sertifikasi P-IRT.

Salah satu instruktur pelatihan, Imam Rodli menjelaskan bahwa kiat sukses menjalani bisnis Aloe vera adalah niat ikhlas, ketekunan dan inovasi. Ditambahkannya, komoditas Aloe vera secara budidaya sangat mudah dirawat, sedangkan secara pasca panen relatif mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang terlalu mahal. “Dua kunci lainnya yang tak kalah penting adalah membangun jejaring antar pelaku agribisnis Aloe vera baik di dalam maupun di luar Kota Magelang dan memenuhi batas skala usaha, “tandasnya.

       Sementara itu perwakilan peserta pelatihan, Supartomo, di sela-sela kegiatan mengharapkan agar Disperpa secara kontinyu memberikan pembinaan dan pendampingan komunitas penggiat Aloe vera di Kota Magelang. “Saya mewakili peserta yang hadir, mohon agar Dinas dapat menjembatani kebutuhan peserta setelah pelatihan sehingga dapat terus berkembang ilmu, ketrampilan dan usahanya dalam budidaya, pengolahan dan pemasaran Aloe vera. Syukur-syukur nantinya peserta juga difasilitasi (diajak, red) untuk kunjungan lapang ke lokasi dan industri Aloe vera di luar daerah, khan peserta bisa semakin berkembang wawasannya,”ujarnya. (among_wibowo,red).

Disperpa Kota Magelang Dorong Masyarakat Kembangkan Olahan Pangan Non Beras

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

       Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang mendorong masyarakat untuk melaksanakan diversifikasi pangan dengan mengembangkan olahan pangan non beras. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan lokal yang beragam, mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam mengembangkan atau menciptakan menu pangan berbasis sumberdaya lokal dan membangun budaya keluarga untuk mengkonsumsi aneka ragam jenis pangan.

Terkait dengan hal itu Disperpa menyelenggarakan Pelatihan Pengolahan Pangan Non Beras bagi anggota PKK Kota Magelang dan masyarakat pada akhir pebruari lalu selama 3 hari (26 – 28 Pebruari 2019) ke sejumlah daerah, antara lain Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ir. Eri Widyo Saptoko, M.Si menyatakan bahwa pangan sebagai kebutuhan manusia yang tidak dapat ditunda-tunda, harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup. Berdasarkan atas pentingnya pemenuhan kecukupan pangan, kata Eri, pembangunan di bidang ketahanan pangan harus didahulukan sebagai fondasi bagi pembangunan di sektor lainnya. “Ketahanan pangan akan tercapai apabila ketersediaan pangan merata, terjangkau, serta cukup baik dari segi jumlah, mutu, keamanan maupun keberagamannya,”ujarnya.

Pada hari pertama peserta mendapatkan materi pengantar dan persiapan praktek olahan pangan lokal di aula Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang. Hari kedua peserta melaksanakan kegiatan praktek olahan pangan non beras di Rumah Ketela Borobudur, Kabupaten Magelang. Dan pada hari terakhir, dilaksanakan kunjungan lapangan ke pengolah pangan lokal Super Roti Rumah Bekatul Globalnet di Kabupaten Semarang. Secara umum gambaran kegiatan selama tiga hari sebagai berikut :

Pelatihan hari pertama

Narasumber ibu Maidar pemilik Rumah Ketela Borobudur. Menyampaikan bahwa pangan lokal bisa dijadikan makanan yang tidak kalah menarik dengan pangan yang berbahan baku impor seperti terigu. Pengolahan ini memerlukan kreativitas dan variasi sehingga tercipta hasil masakan yang menarik dan lezat.

Pelatihan hari kedua

Peserta pelatihan praktek mengolah makanan di Rumah Ketela Borobudur. Makanan yang diolah berupa risoles mocaf, talam ubi ungu, egg roll mocaf dan cake pisang.

Pelatihan hari ketiga

Kunjungan ke Super Roti Rumah Bekatul Semarang. Di Super Roti, bekatul beras merah dan biji nangka bisa diolah menjadi berbagai macam roti.

Pelaksanaan kegiatan tersebut, menurut Eri, tak lepas dari upaya penganekaragaman yang dilakukan melalui dua pendekatan utama, yaitu melalui pemanfaatan bahan-bahan lokal yang sampai saat ini penggunaannya masih terbatas dan melalui pengembangan teknologi pengolahan untuk memperbaiki proses tradisional yang sudah ada.

Melalui pengembangan teknologi pengolahan diharapkan berbagai sumber daya lokal dapat dikembangkan menjadi produk olahan pangan yang lebih bervariasi, bergizi dan menarik. Pengembangan sumber daya lokal sebagai bahan baku produk olahan pangan dapat mendukung upaya penganekaragaman pangan, memberi nilai tambah, serta menciptakan kesempatan kerja yang baru. (among_wibowo, red)

Geliat Bisnis Ikan Hias Meningkat, Disperpa Kota Magelang Tingkatkan Kualitas SDM Perikanan

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

Geliat bisnis ikan hias di Kota Magelang dari waktu ke waktu mengalami trend peningkatan. Sampai saat ini, Kota Magelangmasih menjadi market share ikan hias bagi produsen dan pengusaha ikan hias dari daerah lain seperti Yogyakarta, Kediri dan Tulungagung. Banyaknya suplai ikan hias yang masuk di Kota Magelang menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap ikan hias di Kota Magelang cukup tinggi, sehingga menjadikan bisnis ikan hias sebagai peluang yang sangat menjanjikan untuk ditekuni.

Terkait dengan trend peningkatan bisnis ikan hias di Kota Magelang, Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Ikan Hias pada tanggal 4-6 Maret 2019 di Balai Benih Ikan (BBI) Kelurahan Jurangombo Selatan. Kegiatan pelatihan yang diikuti oleh 15 pesertaitu bertujuan untuk memberikan motivasi kepada peserta pelatihan tentang kegiatan bisnis ikan hias, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta pelatihan tentang pembuatan wadah budidaya ikan hias (aquarium), meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam mendesain aquascape.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ir. Eri Widyo Saptoko, M.Si dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan, Ir. Hadiono mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan mampu memberikan semangat baru bagi pelaku perikanan yang lokasinya tidak lagi bisa digunakan sebagai lahan budidaya ikan konsumsi agar terus berkarya di perikanan melalui pengembangan usaha ikan hias ini. Materi yang akan disampaikan selama pelatihan adalah :

  1. Teknik Keterampilan Pembuatan Wadah Budidaya Ikan Hias (Aquarium)
  2. Teknik Keterampilan Pembuatan Filterkedapudara/ Canister
  3. Teknik Keterampilan Pembuatan Lampu Akuarium
  4. Teknik Keterampilan Mendesain Aquascape

Setiap peserta mendapatkan alat dan bahan percontohan pembuatan aquarium dan aquascape.

      Seperti diketahui dewasa ini banyak sekali kegiatan di sub sektor perikanan yang dapat dijadikan pilihan untuk dikembangkan, mulai dari penyediaan wadah budidaya ikan hias, penyediaan ikan melalui pembenihan, pendederan, maupun pembesaran ikan hias. Bahkan saat ini penyediaan tanaman air, sampai dengan jasa setting aquarium ikan hias (aquascape) banyak dibidik sebagai salah satu peluang usaha ikan hias. Mengingat masyarakat sekarang lebih menyukai hal yang mudah dan instan, maka keterampilan pembuatan aquarium dan setting aquascape menjadi salah satu pilihan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat penggemar ikan hias sekaligus menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan.

       Di akhir kesempatan Hadiono menandaskan bahwa peluang usaha ikan hias muncul karena bertumbuhnya Komunitas-Komunitas ikan hias di Kota Magelang seperti Komunitas Louhan Magelang, Komunitas Ikan Guppy, Komunitas Aquascape Magelang, dan Komunitas Ikan Predator Magelang. “Daya tarik ikan hias dan sudut pandang setiap individu manusia, berbeda dalam menilai keindahan dan kecantikan ikan sehingga menjadikan terbentuknya berbagai komunitas ikan hias tersebut,”imbuhnya. (among_wibowo, red)

Antisipasi Balita Gizi Buruk, Disperpa Kota Magelang Lakukan Pendekatan SKPG

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang melalui Bidang Ketahanan Pangan pada hari jumat, 22 Februari 2019 di Aula Dinas Pertanian dan Pangan Jl. Kartini No.3 Magelang melaksanakan kegiatan pembinaan bagi keluarga/orang tua yang mempunyai balita dengan kategori gizi buruk. Tujuan kegiatan ini untuk menekan angka balita kurang gizi di Kota Magelang. Dalam rangka pembinaan dan pemantauan pertumbuhan balita dengan status gizi buruk tersebut, Disperpa menggandeng OPD terkait antara lain Dinas Kesehatan, Puskesmas Magelang Utara, Puskesmas Magelang Tengah dan Puskesmas Magelang Selatan, Bappeda dan BPS.

Kepala Disperpa Kota Magelang Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Taat Sutjiati, menyampaikan bahwa kegiatan pembinaan dan pemantauan terhadap keluarga/orang tua yang mempunyai balita kategori gizi buruk merupakan bagian dari pendekatan pencegahan rawan pangan di Kota Magelang melalui pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Dikatakannya, SKPG salah satunya dilakukan dengan peramalan situasi pangan dan gizi, termasuk peramalan ketersediaan pangan dan pemantauan pertumbuhan balita.

Dalam kesempatan tersebut, diserahkan pula tali asih berupa paket susu, biskuit dan bubur bayi kepada 15 balita dari 3 kecamatan se-Kota Magelang yang mengalami kekurangan gizi. Tali asih ini merupakan wujud dari kepedulian dan intervensi Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Pertanian dan Pangan kepada masyarakat dengan sasaran warga yang berpotensi dan rawan terkena gizi buruk.

Di akhir kegiatan, Taat Sutjiati yang akrab dengan sapaan Cicik menekankan kepada pihak keluarga/orang tua sasaran kegiatan ini bahwa gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik, tubuh akan segar dan kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting untuk perkembangan otak. “Untuk itulah, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi si anak agar anak tidak mengalami kurang gizi, disamping juga harus mengetahui apa dan bagaimana kurang gizi itu,”tandasnya. (among_wibowo, red)