Artikel

Digelar Sesuai Protokol Kesehatan, Kadisperpa Minta Peserta Pelatihan Urban Farming "Mletik Pikir"

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang tahun ini menggelar pelatihan Urban Farming dalam format berbeda. Selain mengikuti protokol kesehatan, ada hal menarik dari sisi penyelenggaraan kegiatan pelatihan kali ini. Tak pelak, selama 3 hari sejak selasa (09/06/2020) hingga kamis (11/06/2020) 105 peserta mengikuti pelatihan dalam kelompok yang lebih kecil. Setiap hari judul pelatihan yang digelar pun berbeda dengan peserta yang mayoritas juga berlainan. Judul materi pelatihan meliputi Budidaya Lada Perdu, Teknologi Vertikultur hingga Teknologi Hidroponik. Sedangkan peserta pelatihan berasal dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Magelang Selatan, Magelang Tengah dan Magelang Utara.
Sejumlah narasumber dari berbagai background pekerjaan seperti dosen, penyuluh pertanian, praktisi hingga pelaku usaha dihadirkan untuk memberikan pencerahan dan motivasi kepada peserta sesuai keahlian masing-masing narasumber. Secara rinci narasumber dan praktisi Pelatihan Budidaya Lada Perdu terdiri dari H.Gunawan EP (Penyuluh Pertanian sekaligus pemilik Menoreh Herbal Salaman) dan Muhammad Bahri (Pelaku Budidaya Lada Perdu, Tempuran). Selanjutnya narasumber dan praktisi Pelatihan Teknologi Vertikultur terdiri dari Siti Nurul Iftitah (dosen Fakultas Pertanian Untidar) danRayndra Syahdan (Pakis). Adapun narasumber dan praktisi Teknologi Hidroponik terdiri dari Puji Sutrisno (Ras Djava Hidroponik, Bandongan) dan Bastian Ari Nugroho (Komunitas Hidroponik Magelang).
Setiap hari, peserta yang hadir mengikuti pelatihan urban farming sesuai protokol kesehatan. Selain disyaratkan memakai masker, sebelum pelatihan mereka di cek suhu tubuhnya dengan thermo gun. Selanjutnya setiap peserta diminta untuk mencuci tangan dengan sabun dan mengikuti kelas sesuai arahan panitia kegiatan. Ke-35 peserta pelatihan dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas in class (teori) di Aula Disperpa dan kelas out class (praktek) di Green House Jl. Kartini. Peserta yang pada sesi pertama mendapatkan materi in class (teori), selanjutnya pada sesi kedua mendapatkan materi out class (praktek). Demikian sebaliknya peserta yang pada sesi pertama mendapatkan materi out class (praktek), pada sesi terakhir mendapatkan materi in class (teori). Hal ini semata-semata demi upaya memutus rantai penyebaran virus Corona (Covid 19) di Kota Magelang.
 
 
Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam sambutan pembukaan Pelatihan Urban Farming ini mengharapkan penerapan teknologi sebagaimana dalam pelatihan ini dapat menjadi solusi efektif mensiasati keterbatasan lahan produktif di wilayah Kota Magelang. Untuk itu Eri meminta peserta untuk dapat menimba ilmu dan ketrampilan dalam pelatihan ini sebaik mungkin. Lebih lanjut Eri juga mendorong semua peserta yang mengikuti pelatihan untuk mletik pikir (bahasa jawa, red). Mletik pikir yang dalam bahasa Inggris sering diungkapkan sebagai Think Outside The Box (Berpikir Di Luar Kotak) itu berupaya untuk mendorong peserta agar mampu untuk berpikir di luar kebiasaan umum untuk meraih kemajuan. “Kota Magelang itu secara wilayah kecil, sehingga perlu inovasi-inovasi dari Bapak Ibu semua agar potensi pertanian Kota yang kita cintai ini bisa tampil dan dikenal di level Nasional,”kata Eri kepada peserta pelatihan.
 
 
 
Eri mencontohkan inovasi yang sudah dilaksanakan Disperpa di area halaman kantor Disperpa antara lain demplot hidroponik melon, semangka, kangkung, sawi dan seledri. Alhamdulillah hasilnya memuaskan untuk tahap awal. Selain memuaskan, demplot mampu memberi bukti bahwa untuk berhasil dalam pertanian perkotaan, keterbatasan luas lahan masih dapat disiasati dengan inovasi teknologi seperti hidroponik dan vertikultur. Inovasi semacam ini menurut Eri sangat berguna sebagai contoh riil bagi masyarakat Kota Magelang yang akan didorong untuk mengembangkan urban farming di lingkungannya masing-masing. “Selamat mengikut pelatihan, semoga sukses menimba ilmu dan saya berharap nanti di sela-sela mengikuti pelatihan dapat menyempatkan diri untuk melihat demplot hidroponik yang ada di Dinas,”tandasnya.
 
 
Terinformasi pelatihan Urban Farming di Kota Magelang diharapkan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian. Terlebih Disperpa juga sedang gencar-gencarnya membumikan dan menggalakkan pengembangan urban farming di Kota Magelang. Metode pelatihan yang menggunakan komposisi 40% teori dan 60 % praktek diyakini dapat mendukung proses pembelajaran peserta untuk memperoleh ilmu dan ketrampilan pertanian terapan yang lebih baik. Ditambah lagi sesudah mengikuti pelatihan, setiap peserta memperoleh bahan percontohan untuk dibawa pulang antara lain bibit lada perdu, media, polibag, paket lengkap teknologi hidroponik kapasitas 20 tanaman, pupuk AB Mix, vitamin B dan pestisida.
 
 
       Dengan bekal yang lebih dari cukup itu, peserta berbekal kemampuan yang diperoleh dari pelatihan diharapkan terdorong untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur miliknya maupun bengkok Pemerintah Kota Magelang. Lahan-lahan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman lada perdu, pengembangan teknologi vertikultur dan hidrooponik secara komersial sehingga punya daya ungkit secara ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. (among_wibowo, red).

Tanggulangi Dampak Covid 19, Safari Gemarikan Komisi IV DPR RI – KKP Ke Disperpa Bagikan 500 Paket Bantuan Gemarikan

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG – Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang sabtu (06/06/2020) di aula Disperpa, Jl. Kartini No.3 Magelang, menggelar Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Tak tanggung-tanggung, kegiatan yang menjadi program nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu dihadiri sejumlah tamu penting negara antara lain Vita Ervina (anggota Komisi IV DPR RI), Widya Rusyanto (Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan/BBPPHP KKP), Fendiawan Tiskiantoro (Kepala Dinas KKP Provinsi Jawa Tengah), Stin Sahyutri (Ketua Komisi B DPRD Kota Magelang) dan sejumlah tamu undangan lainnya. Kegiatan dilaksanakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan seperti pakai masker, cuci tangan pakai sabun dan physical distancing).
 
 
Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya mengungkapkan Angka Konsumsi Ikan (AKI) di Kota Magelang masih perlu terus ditingkatkan. AKI Kota Magelang, lanjutnya¸   kurang lebih 24, 36 kg/kapita/tahun masih jauh dibawah AKI Provinsi Jawa Tengah (30,60 kg/kapita/tahun) dan AKI Nasional (56,39 kg/kapita/tahun). Sementara data Stunting di Kota Magelang menyebutkan masih ada 35 anak yang masuk kategori Stunting (gangguan pertumbuhan). “Disperpa akan terus berupaya untuk mendongkrak AKI dan menurunkan Angka Stunting di Kota Magelang. Salah satunya melalui Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) sehingga ada peningkatan konsumsi makan ikan di tingkatan masyarakat,”jelasnya.
Terinformasi permasalahan gizi disinyalir sangat berpotensi menurunkan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2018), Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan gizi di masyarakat, antara lain kekurangan gizi (8%), kurus (10,2%) dan pertumbuhan stunting/kerdil (30,8%). Di Kota Magelang masih ada 35 anak yang masuk ke dalam kategori Stunting. Sehingga persoalan terkait AKI dan Angka Stunting masih perlu menjadi perhatian bersama para stakeholder baik di tingkat Pusat maupun Daerah.
 
 
Selain itu Eri juga mengapresiasi kegiatan pemberian 500 paket bantuan Gemarikan sebagai bentuk perhatian khusus dari Komisi IV DPR RI dan KKP kepada masyarakat Kota Magelang yang terdampak pandemi virus Corona. “Terima kasih sudah memberikan perhatian khusus dan paket bantuan kepada para pelaku usaha perikanan maupun masyarakat lainnya di wilayah kami. Semoga bantuan ini dapat sedikit meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi virus Corona,”pungkasnya.
 
 
Sementara itu Vita Ervina, anggota Komisi IV DPR RI, menyatakan pihaknya akan terus bersinergi dan mendorong Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai mitra kerja untuk memperkuat program pembangunan kelautan dan perikanan termasuk di Kota Magelang. Vita berharap masyarakat dapat terus berinovasi memajukan usahanya sekaligus mendorong masyarakat lainnya untuk gemar makan ikan. Menurutnya manfaat gizi ikan yang begitu banyak harus dipahami oleh masyarakat sehingga mereka terdorong mengonsumsi ikan. “Dalam hal ini Kota Magelang secara wilayah juga masih sangat potensial untuk berkembang menjadi sentra produk olahan perikanan,”pungkasnya.
 
 
Terpisah, Widya Rusyanto, Kepala BBP2HP KKP mengatakan bahwa Safari Gemarikan tahun 2020 ini akan terus digalakkan di seluruh Indonesia. "KKP terus melakukan upaya peningkatan konsumsi ikan masyarakat melalui kampanye Gemarikan dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kandungan gizi dan manfaat ikan, menumbuhkan kreativitas dalam mengolah ikan untuk keperluan konsumsi dan usaha kuliner sebagai sumber pendapatan keluarga," terang Widya.
Widya menambahkan walaupun secara nasional AKI terus meningkat dari tahun ke tahun, namun tingkat konsumsi ikan tersebut tidak merata di semua wilayah di Indonesia, baik provinsi maupun antar kabupaten/kota. "Melalui kegiatan Safari Gemarikan, diharapkan pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat Kota Magelang dapat berperan aktif dalam menyukseskan Program Gemarikan dan menjadi agen perubahan dengan mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi ikan, serta berperan dalam usaha produksi mulai dari budidaya, pengolah dan pemasar ikan," harapnya.
 
      
       Dalam kegiatan ini Komisi IV DPR RI dan KKP berkesempatan berkomunikasi langsung dengan pelaku usaha perikanan dan meninjau gelaran pameran mini produk olahan perikanan Kota Magelang. Kegiatan diwarnai pembacaan slogan “Ayo Makan Ikan agar Kuat, Sehat dan Cerdas” dan “Ayo Makan Ikan Lawan Covid 19”. Kegiatan ruang ditutup dengan penyerahan secara simbolis paket bantuan Gemarikan kepada perwakilan masyarakat yang terdampak pandemi Covid 19. Selanjutnya Tim Pusat dan Daerah langsung ke lokasi-lokasi untuk mendistribusikan dan menyerahkan paket bantuan Gemarikan kepada masyarakat. Paket bantuan yang terdiri dari abon lele, bandeng presto, pindang presto, rambak ikan, masker dan media informasi leaflet Gemarikan itu tuntas dibagikan ke 3 wilayah kecamatan di Kota Magelang. (among _wibowo, red)

Disperpa-STMM Yogyakarta Gelar Pelatihan Produksi Audio Visual di Tengah Pandemi Covid 19

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG – Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta kamis (04/06/2020) menggelar pelatihan audio visual bagi pelaku utama perikanan dan penyuluh perikanan Kota Magelang. Pelatihan berlangsung secara video conference melalui aplikasi Zoom. Kegiatan yang diikuti belasan peserta itu dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi para pelaku utama perikanan seperti pembudidaya, pengolah dan pemasar produk perikanan dalam inovasi berbasis multimedia untuk mendukung pengembangan unit usaha yang dikelola masing-masing peserta.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya yang disampaikan Sekretaris Diisperpa, Agus Dwi Windarto mengapresiasi pelaksanaan kegiatan pelatihan secara online itu. Sebagai lembaga, lanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta; khususnya Program Studi Animasi atas alokasi kegiatan Pengabdian Masyarakat yang disediakan khusus kepada pelaku utama perikanan di Kota Magelang. “Di tengah kondisi pandemi Covid 19 yang kurang menguntungkan kita perlu terus berinovasi meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk kemajuan usahanya, terutama melalui teknologi berbasis internet,”paparnya.

Selanjutnya, Agus juga mengharapkan para peserta setelah dilatih bisa lebih serius dalam menerapkan pengetahuan dan ketrampilan teknologi berbasis internet yang diperolehnya untuk memperluas upaya promosi produk dan jejaring pemasaran melalui e commerce. “Peserta dapat membuat profil usaha atau profil kelompok lebih komunikatif, dapat di viralkan melalui saluran sosmed, youtube dan sejenisnya,”tandasnya.

     Di tempat terpisah Kasi Perikanan, Windo Atmoko menambahkan kegiatan ini terselenggara hasil kerjasama Disperpa dengan Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta. STMM Yogyakarta atau akrab dikenal dengan MMTC itu memberikan alokasi khusus kegiatan Pengabdian Masyarakat untuk para pelaku perikanan di Kota Magelang. Peserta yang berjumlah belasan orang itu merupakan anggota Masyarakat Perikanan Kota Magelang (MPKM). Adapun materi pelatihan yang disampaikan narasumber dari MMTC antara lain Pemutaran Video MPKM, Penulisan Naskah, Pengoperasian Kamera, Motion Graphic Logo, Editing Audio Visual dan Diskusi. “Alhamdulillah peserta semangat menimba pengetahuan berbasis IT itu, semoga berkah dan membawa kemajuan untuk usaha mereka,”harapnya. (among_wibowo, red)

Tegakkan Perda Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kadisperpa Apresiasi Kinerja Tim Bekerja Tanpa Dukungan APBD

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG- Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko memberikan apresiasi khusus untuk Tim Penertiban Penjualan Daging dan Ternak Luar Daerah atas kinerjanya dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat calon konsumen daging dan hasil ternak lainnya selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1441 H. Ditemui di ruang kerjanya hari selasa (26/05/2020), Eri menegaskan di masa pandemi Covid 19 ini, meski tanpa dukungan APBD, Tim Yustisi internal Disperpa bersama petugas Satpol PP tetap bekerja memenuhi tugas pokok dan fungsinya untuk menjamin pangan asal hewan yang beredar di Kota Magelang khususnya daging sapi dan ayam memenuhi standar Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Kadisperpa, Eri Widyo Saptoko memaparkan kegiatan Pengawasan Peredaran Pangan Asal Hewan ini didasarkan pada Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2010 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Surat Keputusan Walikota Magelang Nomor 524.22/170/112 Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Penertiban Penjualan Daging dan Hasil Ternak Dari Luar Kota Magelang. Kegiatan ini bersifat rutin digelar setiap tahunnya, terutama menjelang hari raya Idul Fitri. “Ini dimaksudkan untuk menjamin kualitas daging dan hasil ternak yang dikonsumsi masyarakat ASUH sekaligus memberikan rasa nyaman bagi masyarakat yang berbelanja di pasar-pasar tradisional Kota Magelang,”katanya.

Terinformasi Tim Penertiban Penjualan Daging dan Ternak Luar Daerah Disperpa bersama petugas Satpol PP Kota Magelang pada jumat dini hari lalu (22/05/2020) mulai jam 01.00 WIB menggelar operasi penertiban penjualan daging. Tahun ini lokasi operasi difokuskan di pasar Gotong Royong dengan pertimbangan adanya indikasi peningkatan peredaran daging sapi dari luar daerah, utamanya dari Boyolali. Dari hasil pengawasan banyak ditemui penjualan daging dari Boyolali dalam jumlah melebihi hari-hari biasanya. Meski demikian dipastikan semua daging yang diperdagangkan memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Eri saat didampingi Kabid Peternakan dan Perikanan, Hadiono dan Kasi Peternakan, Sugiyanto mengungkapkan ada sekitar 8 ekor sapi asal Boyolali yang disembelih di Boyolali dan diperdagangkan di wilayah Kota Magelang. Namun, lanjutnya, daging hasil penyembelihan di Boyolali itu sudah mengantongi surat pengantar dari daerah pengirim (Boyolali, red) sehingga aman untuk diperdagangkan dan dikonsumsi. “Hanya saja ke depannya akan lebih baik lagi kalau daging tersebut masuk RPH Kota Magelang terlebih dahulu untuk menjalani pemeriksaan ulang dan diberikan surat pengantar yang baru dari RPH Kota Magelang sesuai dengan Pasal 41 Perda Kota Magelang Nomor 6 tahun 2020 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan,”tegasnya.

Lebih lanjut Eri menerangkan, sesuai pasal 39 ayat 2 Perda Nomor 6 Tahun 2010, pemotongan hewan dan unggas yang dagingnya diedarkan memang harus dilakukan di rumah potong hewan dan mengikuti cara penyembelihan yang memenuhi kaidah kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan. “Sesuai pasal 41 dan pasal 42, daging dari luar daerah harus dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan dan Asal Daging serta harus diperiksa ulang kesehatannya oleh Dokter Hewan dan atau petugas RPH setempat,”katanya.

Eri menegaskan setiap orang dilarang menjual, mengedarkan, menyimpan, mengolah daging dan atau bagian lainnya yang berasal dari daging ilegal, daging gelonggongan, daging oplosan, daging yang diberi bahan pengawet berbahaya yang dapat berpengaruh terhadap kualitas daging dan daging yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan dan tidak layak konsumsi. “Jika nantinya ada yang terbukti melakukan perdagangan daging secara ilegal melanggar ketentuan pasal tersebut akan dikenai sanksi pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda hingga lima puluh juta rupiah,”paparnya.

Di tempat terpisah Kepala UPT RPH dan Laboratorium Kesmavet, Diana Widiastuti menambahkan semua daging dalam kondisi sehat dan layak konsumsi. Hal ini didasarkan pada hasil pemeriksaan organoleptik dan pengujian laboratorium, dimana daging tersebut tidak ada indikasi bermasalah, sehingga aman untuk dikonsumsi. Selain daging sapi, Diana mengatakan Tim juga melakukan pemeriksaan pada daging ayam, dan dipastikan daging tersebut Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). “Kondisi daging masih memenuhi kriteria ASUH yang dipersyaratkan,”ungkapnya.

          Dalam kegiatan ini Tim juga melakukan pembinaan peredaran daging secara ASUH serta pendataan pedagang dan jumlah daging ayam. Ada 7 orang pedagang ayam yang berhasil disurvei, antara lain 1) Ibu Yani (Tanjung RT. 01 RW. 02) volume penjualan 700 kg, hari biasa 300 kg, 2) Ibu Purwati (Kalinegoro RTt. 01 RW. 01) volume penjualan 100 kg, 3) Ibu Riani (Tidar Dudan Rt. 03 Rw. 10) volume penjualan 500 kg, 4) Ibu Wati (Panjar Salaman Rt. 01 Rw. 02) volume penjualan 500 kg, 5) Ibu Budi Rejeki (Tidar Krajan Rt. 01 Rw. 09) volume penjualan 50 kg, 6) Ibu Tri Harsiem (Tidar Sawe Rt. 02 Rw. 06) volume penjualan 100 kg, dan 7) Ibu Siti Mutoharoh (Karet Rt. 04 Rw. 03) volume penjualan 100 kg. (among_wibowo, red)