• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Mengenal Implementasi Pertanian Cerdas Iklim

on .

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

 

Dunia pertanian saat ini dihadapkan pada tantangan perubahan iklim. Kunci pentingnya adalah bagaimana mengubah strategi pembangunan pertanian dengan mengembangkan riset yang adaptif terhadap tantangan perubahan iklim, pemanasan global, dan krisis air. Perubahan iklim global yang ekstrim belakangan ini mempengaruhi kegiatan budidaya, teknologi dan hasil pertanian dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan pertanian. Tujuan pembangunan pertanian untuk menyediakan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia dan meningkatkan pendapatan petani dapat terganggu akibat adanya perubahan iklim global.

Perubahan iklim meningkatkan suhu udara, naiknya permukaan air laut serta perubahan pola musim hujan dan kemarau yang tidak menentu mengakibatkan terjadinya degradasi sumber daya lahan dan air, bencana banjir dan kekeringan serta meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman.  Dampak perubahan iklim global jika dibiarkan akan berpotensi mengancam penurunan produktivitas, produksi, mutu hasil pertanian, serta menurunnya efesiensi dan efektifitas distribusi pangan kususnya padi.  Selain itu perubahan iklim global juga menyebabkan rentannya ketahanan pangan yang dapat berdampak negatif terhadap kehidupan sosial dan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat

Guna mengantisipasi dampak perubahan iklim, Kementerian Pertanian melakukan kegiatan Pertanian Cerdas Iklim, atau biasa disebut dengan Climate Smart Agricultural (CSA).  Tiga hal utama yang menjadi sasaran pencapaian melalui CSA yaitu: (1) Peningkatan Intensitas Pertanaman, produktivitas dan pendapatan sektor pertanian, (2) Mengadaptasi dan membangun ketangguhan terhadap perubahan iklim, dan (3) Sedapat mungkin mengurangi dan atau meniadakan emisi Gas Rumah Kaca.

CSA pada prinsipnya merupakan pendekatan pengembangan strategi pertanian untuk mengamankan ketahanan pangan berkelanjutan dalam menghadapi kondisi perubahan iklim.  Pertanian Cerdas Iklim menjadi kunci utama dalam peningkatan produktivitas dalam menghadapi perubahan iklim.  Penggunaan pestisida nabati, varietas padi unggul rendah emisi, teknik pengairan hemat air, jajar legowo, pemupukan berimbang dan penggunaan bahan organik diharapkan berkontribusi dalam peningkatan produktivitas dan indek pertanaman baik padi/non padi. Dalam hal ini peran Penyuluh di lapangan sangat penting dalam mengawal program CSA dalam peningkatan produktivitas.

Implementasi CSA khususnya pada komoditi padi dan komoditas lainnya yang bernilai ekonomi tinggi dilakukan melalui:

  1. Penggunaan bahan organik melalui pupuk organik dan pestisida nabati. penggunaan pupuk unorganik dan pestisida yang kurang bijaksana dapat menimbulkan masalah kesehatan, pencemaran lingkungan, dan gangguan keseimbangan ekologis. Selain itu, harga yang tinggi sehingga sulit dijangkau oleh petani. Oleh karena itu, penggunaan pupuk organik dan pengendalian secara alami menggunakan pestisida nabati yang ramah lingkungan perlu ditingkatkan. Pembuatan pupuk organik dapat menggunakan sumber-sumber bahan organik di sekitar lahan pertanian diantaranya limbah pertanian seperti jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagisan vegetatif tanaman, batang pisang, sabut kelapa; Limbah kotoran ternak padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, cairan biogas; Pupuk hijau seperti mukuna, turi, lamtoro, sentrosema, albisia, tanaman LiarKi pahit, kirinyuh, Mimosa sp ; tanaman air seperti Azolla, enceng gondok, gulma air , limbah industri seperti sebuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah kelapa sawit, limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan.
  2. Pemupukan berimbang melalui penerapan perangkat uji tanah sawah (PUTS) ataupun perangkat uji tanah rawa (PUTR) untuk menentukan dosis pupuk dasar (pupuk P, N, dan K).  Perangkat ini dilakukan agar diperoleh rekomendasi pupuk yang berimbang sesuai dengan keperluan secara mudah, cepat dan
  3. Penggunaan bibit unggul, rendah emisi dan bermutu (melakukan uji benih). Varietas unggul bersertifikat yang rendah emisi untuk meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani. Peningkatan produktivitas dicapai melalui peningkatan potensi atau daya hasil tanaman, ketahanannya terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT), serta adaptasi terhadap kondisi lingkungan spesifikBenih padi unggul yang adaptif terhadap perubahan iklim diantaranya: varietas rendah emisi (Ciherang, Inpari-13,Way Apoburu dan Mekongga).
  4. Penerapan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terpadu untuk preventif. Pengendalian secara alami menggunakan pestisidayang ramah lingkungan perlu ditingkatkan.  Penggunaan Pestisida perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak menimbulkan masalah kesehatan, pencemaran lingkungan, dan gangguan keseimbangan ekologis

 

Sumber:

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. 2022. Pedoman Pelaksanaan Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) Tahun 2022, Jakarta

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. 2022. Juknis Penerapan Teknologi CSA Tahun 2022. Jakarta.

Teknis Budidaya Pisang yang Baik

on .

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

r

Pisang (Musa paradisiaca) merupakan buah yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Rasanya yang manis dengan tekstur yang empuk membuatnya sangat digemari masyarakat. Indonesia adalah negara penghasil buah pisang terbesar di Asia. Produksinya mencapai lebih dari 50% produksi pisang negara-negara Asia dengan lebih dari 200 jenis pisang yang tersebar di Indonesia. Pisang juga bermanfaat untuk kesehatan dan mempunyai manfaat ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan memenuhi permintaan ekspor, maka perlu dilakukan pengembangan budidaya pisang yang berkualitas.

Sebelum mengetahui cara budidaya pisang, terlebih dahulu harus diketahui syarat tumbuh tanaman pisang antara lain: 1) Setiap rumpun paling banyak 2-3 pohon; 2) Kemiringan lahan maksimum 45 derajat, lahan harus diteras, penguat teras harus dipelihara dengan baik dan bahan mulsa (sisa dedaunan) dikumpulkan di bawah pohon pisang; 3) Bila kesuburan tanah rendah, dilakukan pemupukan kompos secukupnya atau dengan pupuk buatan. yaitu pupuk ZA 200 g/tanaman/tahun, pupuk TSP 100 g/tanaman/tahun, pupuk KCl 150 g/tanaman/tahun.

 

Persiapan lahan

Lahan harus bebas dari alang-alang, selanjutnya pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 60 x 60 x 50 cm dengan jarak antar lubang tanam 3-4 m. Setiap lubang diisi pupuk kandang atau kompos.

 

Seleksi dan penanaman bibit

Bibit yang digunakan berasal dari anakan tanaman pisang yang berkualitas  yang dihasilkan dari metode bit (bonggol). Bibit didederkan pada media tanah campur pasir (1:1). Setelah satu minggu, bibit mulai berakar dan dipindahkan ke polybag. Setelah 2 (dua) bulan kemudian bibit siap dipindahkan ke lahan. Bibit ditanam dalam setiap lubang sebanyak 1 bibit. Penanaman bibit sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan,

 

Pemupukan

Sebulan setelah ditanam, dipupuk dengan campuran 250 gr ZA, 100 gr DS dan 150 gr ZK per tanaman. Pemupukan tersebut diulang setiap tiga bulan sekali. Pupuk dibenamkan melingkar di sekeliling tanaman.

 

Penjarangan tanaman

Penjarangan anakan ditujukan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan sehingga tanaman dapat menghasilkan tandan yang lebih besar dan berkualitas baik dengan cara memilih anakan pedang. Untuk anakan kedua yang dipelihara berasal dari anakan pertama, dan anakan ketiga berasal dari anakan kedua. Pemeliharaan anakan sebaiknya dimulai setelah induknya berumur 4-6 bulan. Pemeliharaan tanaman induk dengan ketiga anakannya sebaiknya merupakan bentuk melingkar.

 

Pemotongan jantung pisang

Setelah bunga terakhir pada jantung mekar yang ditandai dengan pertumbuhan buah yang kecil-kecil dan lambat, sisa jantung segera dipotong. Pemotongan jantung tersebut dapat meningkatkan produksi buah sekitar  2-5%.

 

Pemeliharaan

Penyakit layu pada pisang terdiri dari penyakit layu fusarium dan penyakit layu bakteri. Penyakit layu fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysparum. Jamur penyebab penyakit ini hidup di dalam tanah, kemudian masuk ke akar, selanjutnya masuk ke bonggol dan jaringan pembuluh. Gejala penyakit ini, yakni sepanjang jaringan pembuluh pada batang semu berwarna coklat kemerahan. Selain itu, daun akan menguning dan menjadi layu, tangkainya menjadi terkulai dan patah, lapisan luar batang semu terbelah dari bawah ke atas. Ciri khasnya ialah jika pangkal batang dibelah membujur, terlihat garis-garis coklat atau hitam dari bonggol ke atas melalui jaringan pembuluh ke pangkal dan tangkai daun.

 

Penularan penyakit ini melalui bibit, tanah, dan air yang mengalir mengandung spora jamur. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum.

Bisa juga disebut penyakit dara karena bila akar tinggal/bonggol tanaman sakit dipotong maka keluar cairan kental yang berwarna kemerahan..

Penularan penyakit ini dapat terjadi karena bibit terinfeksi, serangga yang mengunjungi bunga, alat-alat pemangkasan dan kontak akar.

 

Pemanenan

Pada musim kemarau, buah pisang sudah bisa dipanen setelah 80 hari sejak keluarnya jantung, dan pada musim hujan setelah 120 hari.  Ciri-ciri buah pisang yang sudah bisa dipanen antara lain: 1) kulit buah menjadi lebih cerah, 2) bentuk buah lebih membulat tidak bersiku, 3) saat panen buah jangan sampai terjadi banyak luka pada kulit buah akibat benturan atau gesekan agar mutu dan penampakan buah tetap baik dan menarik.

 

Sumber: Disarikan dari berbagai sumber

Membumikan Aplikasi Pupuk Organik Dan Pestisida Nabati

on .

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

 

Fenomena perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan diperkirakan mengancam ketahanan pangan Indonesia, mengingat   Rusia sebagai salah satu pemasok utama pupuk ke Indonesia. Minimnya cadangan pupuk nasional memaksa Pemerintah membatasi penyaluran pupuk subsidi hanya untuk jenis Urea dan NPK saja. Sasaran komoditas pun dibatasi hanya untuk 9 komoditas yaitu tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), tanaman hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih) dan tanaman perkebunan (kopi, kakao dan tebu rakyat).

Upaya peningkatan produk pangan pun menghadapi sejumlah tantangan yang tak ringan. Mulai dari menyusutnya lahan karena alih fungsi hingga menurunnya unsur hara tanah sebagai dampak penggunaan sarana produksi berbahan kimia. Lebih 70% lahan sawah di Indonesia, berada dalam kondisi yang tidak sehat atau sakit dan sakit berat. Lahan-lahan di sentra sayuran juga kebanyakan dalam kondisi sakit. Mengingat luasnya lahan yang kondisinya tidak sehat dan tersebar di seluruh Indonesia serta tantangan kebutuhan terhadap produk-produk pertanian yang semakin meningkat, pentingnya efisiensi usaha pertanian, serta untuk mewujudkan kesejahteraan petani, maka perlu adanya pendampingan yang terus menerus untuk menggerakan petani menbuat kompos ataupun pupuk nabati disamping juga memanfaatan pupuk kandang. Kunci utama dalam penyehatan lahan adalah penambahan bahan organik hingga kandungan bahan organik tanah lebih dari 3% hingga 5%.  

Salah satu solusi jitu mengatasi keterbatasan supply pupuk adalah dengan membumikan pemanfaatan pupuk organik. Sejak dulu pupuk organik sudah digunakan petani bahkan sebelum kehadiran pupuk kimia. Orok-orok dan tanaman legum lainnya banyak ditanam petani sebulan sebelum tanah diolah untuk dibenam di dalam tanah menjadi pupuk untuk tanaman padi. Kompos dan kotoran hewan diangkut dan disebarkan ke sawah untuk menyuburkan tanaman. Sehingga gagasan mandiri pupuk ditingkat petani menjadi penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.

Sejumlah kelebihan pupuk organik antara lain  tidak berdampak cepat tetapi dampaknya baru terasa agak lama. Unsur nutrisi seimbang,  bervariasi dan ramah lingkungan, aman dari kontaminasi unsur yang berbahaya, memperbaiki kondisi tanah, mudah terdegradasi, dan juga lebih murah. Limbah pertanian seperti jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena mempunyai kandungan kalium dan lignin tinggi, sedangkan sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai media tanam.

 

Teknis Pembuatan Kompos Jerami

Bahan yang dibutuhkan antara lain jerami yang sudah dicacah, EM-4, dedak, molase, dan air. Adapun alat yang dibutuhkan yaitu  tempat teduh yang bisa untuk menumpuk Jerami menjadi empat persegi panjang atau empat pesegi sama sisi, cetok/serok, pisau, rafia, plastik kedap cahaya, dan ember.

Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut: a. tempat  yang sudah disiapakan diletakan jerami dengan ketinggian kira-kira 20-25 cm dan disiram air b. Jerami yang sudah ditumpuk kemudian disiram secara merata dengan larutan perombak bahan organik di lapisan pertama, kemudian diberi jerami dengan ketinggian sama c. Lakukan hal yang sama sampai ketinggian sekitar 80-90 cm d. tempat tumpukan  jerami yang siap dikomposkan lalu ditutup dengan terpal/plastik berwarna gelap dan diikat dengan kuat. Pencegahan penggenangan air diatas tumpukan yang sudah ditutup terpal dapat dilakukan dengan membuat tutup terpal agak miring. Tutup tumpukan kemudian diikat dengan rapi agar tidak terbuka oleh angin. e. Lakukan pembalikan seminggu sekali f. Pupuk kompos yang sudah matang bercirikan sudah tidak berbau dan remah (sekitar 3-4 minggu)

 

Teknis Pembuatan Pestisida Nabati

Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar. Biasanya bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu.

Kelebihan pestisida nabati : a. Cepat terurai / terdegradasi oleh sinar matahari b. Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian, c. Daya racun/Toksisitasnya umumnya rendah thd hewan dan relatif lebih aman pada manusia dan lingkungan, d. Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif, e. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia, f. Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman, serta, g. Murah dan mudah dibuat oleh petani

Beberapa varian pestisida nabati 1. Ramuan  untuk mengendalikan jamur, bakteri, nematode :a. Biji mimba (20 gr) atau daun mimba (50 gr) dihaluskan /diblender, b. Bahan tsb lalu diberi air 1  dan ditambah  detergen  cair 1 cc atau sabun colek, c.Larutan kemudain diendapkan semalam lalu disaring dengan kain halus kmdn ditambah 1 ml minyak tanah dan 1 ml minyak goreng dan diaduk merata.

Ramuan untuk mengendalikan belalang dan ulat :a.Daun sirsak (50 lembar) dan daun tembakau (1 genggam)  di haluskan;bBahan kemudian diberi air 20 lt dan diaduk merata lalu diendapkan semalam; cLarutan  kemudian disaring dengan kain halus; d.Larutan hasil saringan  ditambah dg 1-2 ml minyak tanah dan 1-2 ml minyak goreng lalu diencerkan  dengan air sebanyak 50-60 lt; e Larutan siap digunakan

Ramuan untuk mengendalikan hama trips pada cabai : a.Daun sirsak (50-100 lembar) di haluskan dan dicampur dengan 5 lt air  dan diendapkan srmalam;bLarutan kemudian disaring dengan kain halus; c. Setiap 1 lt larutan hasil saringan diencerkan dengan 10-15 lt air; d.Laarutan siap disemprotkan ke seluruh bagian tanaman cabai yang terserang.