• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Budidaya Padi Teknologi Salibu

on .

 

Oleh :
Among Wibowo, SP, MMA
Penyuluh Pertanian Madya pada Disperpa Kota Magelang

 

        Budidaya  padi  secara salibu  merupakan  varian  teknologi  budidaya  ratun,  yaitu unggul  setelah  panen  tanaman  utama  yang  tingginya  sekitar  25  cm, dipelihara selama 7-10 hari atau dibiarkan hingga keluar tunas baru.  Apabila  tunas  yang  keluar  kurang  dari  70%  maka  tidak disarankan  untuk  dilakukan  budidaya  salibu.  Jika  tunas  yang tumbuh > 70% maka potong kembali secara seragam hingga ketinggian  3-5  cm,  kemudian  dipelihara  dengan  baik  hingga panen. Beberapa keuntungan dari penerapan budidaya padi salibu adalah hemat tenaga kerja, waktu dan biaya, karena tidak dilakukan pengolahan tanah dan penanaman ulang serta menekan kebiasaan  petani  membakar  jerami  setelah  panen.

Selain itu budidaya  padi  secara salibu  dapat  meningkatkan produktivitas padi per unit area dan per unit waktu, sehingga dapat meningkatkan Indek Pertanaman (IP) dari 2 kali menjadi 3-4 kali  setahun. Bila  dibandingkan  dengan  teknologi  ratun konvensional, salibu mampu menghasilkan jumlah anakan yang  lebih  banyak  dan  seragam,  produktivitas  bisa  mendekati produktivitas tanaman utamanya. Penggunaan varietas berdaya hasil tinggi, tentu  akan  lebih  memotivasi  aktivitas petani,  karena  terjadi peningkatan hasil  yang  nyata.

Beberapa verietas padi dapat ditanam dengan sistem salibu di beberapa lokasi dan mampu berproduksi dengan baik antara lain varietas Cisokan, Inpari 19, Inpari 21, Logawa dan lain-lain.  Menurut Susilawati et al. (2011) varietas  padi  hibrida  dan  padi  tipe  baru  seperti  Hipa  3,  Hipa  4, Hipa 5, Rokan, dan Cimelati terbukti mampu menghasilkan ratun  dengan  baik dan mampu  menghasilkan  tanaman  salibu dengan  baik.  Berdasarkan  hasil  pengamatan Erdiman (2014), budidaya padi salibu mampu berproduksi minimal sama dengan tanaman  utamanya. Rata-rata umur  padi  salibu bisa  sama  atau  lebih  pendek  dari  tanaman  utamanya.

 

Beberapa Catatan Khusus Teknologi Salibu

  • Kondisi lahan subur dengan sistem pengairan yang mudah diatur atau  dikendalikan  secara  swadaya  oleh  kelompok   
  • Jika saat  panen  kondisi  tanah  kurang  basah,  maka  masukkan  air  ke  lahan  segera  setelah  dilakukan  panen  tanaman  utama,  yang  menyisakan  tunggul  tanaman setinggi  25  cm  dari  permukaan  tanah,  untuk  mencapai kondisi kapasitas lapang.
  • Tunggul sisa  panen  dibiarkan  selama  7-10  hari  setelah  panen atau hingga keluar anakan baru, apabila tunas yang keluar  kurang  70%  dari  populasi  maka  tidak  disarankan untuk dilakukan budidaya salibu.
  • Jika tunas  yang  tumbuh  >  70%  dari  populasi  lakukan pemotongan  ulang  tunggul  sisa  panen  secara  seragam dengan   alat   pemotong   hingga   tersisa   3-5 cm   dari permukaan   Perombakan sisa jerami bekas potongan tunggul padi dipercepat menggunakan dekomposer.

 Lahan Tadah Hujan

  • Sebelum tanam  tanaman  utama  dilakukan  pengolahan  tanah secara sempurna dan penambahan  bahan organik sekitar 2-5 ton/ha.
  • Saat panen tanaman utama upayakan kondisi tanah tidak terlalu kering,  jika  kering  maka  lakukan  pemberian  air  segera  setelah  panen  dengan  ketinggian  2-5  cm  untuk  mencapai kondisi kapasitas lapang.
  • Sisa pemotongan   panen   tanaman   utama   sebaiknya  diletakkan  di  sekitar  tanaman  atau  sebagai  penutup  permukaan  tanah  untuk  mempertahankan  kelembaban tanah.
  • Tunggul sisa  panen  dibiarkan  selama  7-10  hari  setelah  panen atau hingga keluar anakan baru, apabila tunas yang keluar  kurang  70%  dari  populasi  maka  tidak  disarankan  untuk dilakukan budidaya salibu.
  • Jika tunas  yang  tumbuh  >  70%  dari  populasi  dilakukan  pemotongan  ulang  tunggul  sisa  panen  secara  seragam  dengan   alat   pemotong   hingga   tersisa   3-5   cm   dari  permukaan tanah.  Perombakan sisa jerami bekas potongan tunggul padi dipercepat menggunakan dekomposer.

 Lahan Pasang Surut

  • Teknologi budidaya padi salibudi lahan pasang surut harus dilakukan kajian  dan  sebaiknya  dipilih  lokasi-lokasi  yang  memiliki tipe luapan A ke B yang tidak tergenangi ketika air pasang.
  • Sistem budidaya padi sistem ratun di lahan pasang surut selama ini banyak dilakukan pada musim tanam periode Oktober – Maret, dan diasumsikan bahwa sistem budidaya salibu juga dapat dilakukan.
  • Tunggul sisa  panen  dibiarkan  selama  7-10  hari  setelah  panen atau hingga keluar anakan baru, apabila tunas yang keluar  kurang  70%  dari  populasi  maka  tidak  disarankan  untuk dilakukan budidaya salibu.
  • Jika tunas  yang  tumbuh  >  70%  dari  populasi  lakukan  pemotongan  ulang  tunggul  sisa  panen  secara  seragam  dengan   alat   pemotong   hingga   tersisa   3-5   cm   dari  permukaan tanah. Perombakan sisa jerami sisa potongan tunggul padi dipercepat menggunakan dekomposer.

Inspirasi Lahan Sempit, Panen Setiap Saat Alpukat Aligator di Lahan Pekarangan

on .

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

Alpukat Aligator (Persea americana) adalah varian tanaman alpukat yang unik dan istimewa yang berasal dari Meksiko. Alpukat Aligator merupakan buah alpukat yang wajib dicoba dan rekomended untuk di budidayakan. Alpukat ini kerap dijuluki sebagai “Giant Avocado”. Selain itu, buah alpukat aligator dikenal dengan bentuk buahnya yang unik, bayangkan saja, bentuk buahnya bulat memanjang dan membesar di bagian bawah sedangkan bagian pangkal berukuran lebih kecil seperti bentuk hewan alligator

Buah alpukat ini ukurannya sangat besar, panjangnya mencapai 70-80 cm, dengan berat antara 700 gr-1,13 kg per buahnya. Jika dibandingkan dengan jenis alpukat pada umumnya jenis alpukat aligator ini memiliki ukuran buah yang jauh lebih besar. memiliki daging buah yang sangat tebal, dagingnya berwarna kuning mentega dengan tekstur yang lembut. rasa gurih, nikmat khas alpukat mentega Karena wujudnya yang sangat besar dan memanjang ini maka disebut juga sebagai alpukat papaya. Alpukat alligator lebih tahan terhadap cuaca dingin (toleran hingga -7oC) meskipun tetap optimal di kisaran 12,8 – 28,3oC. Tumbuh dengan baik di ketinggian 300-2.000 m dpl dengan ketinggian ideal di atas 1.000 m dpl. Memerlukan curah hujan minimum 750-1.000 mm/tahun, namun toleran terhadap iklim kering sehingga masih dapat tumbuh baik dengan curah hujan kurang dari kebutuhan selama kedalaman air tanah maksimal 2 m. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 40–80% dengan intensitas sepanjang hari.

Pengolahan Tanah

Gemburkan tanah dan bersihkan dari aneka tanaman liar atau gulma serta bebatuan. Buat lubang tanam 50 x 50 x 50 cm, pisahkan tanah bagian atas dengan bagian bawah.

Campurkan pupuk kandang/humus/kompos dengan tanah bagian atas, perbandingan seimbang. Benamkan kapur dolomit ke dalam lubang tanam untuk menyeimbangkan pH tanah dan biarkan beberapa hari sampai meresap. Apabila kapur sudah meresap dan bibit juga sudah siap, tutup lubang dengan lapisan tanah bagian bawah.

Pemilihan Bibit

Pemilihan  bibit yang terbaik berasal dari sambung pucuk dan okulasi, terutama apabila Anda hendak menanamnya di dalam pot. Syarat bibit yang baik tampak secara fisik sehat, batangnya kokoh dan lurus, daunnya hijau segar dan rimbun, bebas dari hama dan penyakit

Penanaman Bibit

Letakkan bibit yang telah diseleksi tepat di tengah lubang dengan posisi tegak, timbun dengan lapisan tanah bagian atas yang sudah dicampuri pupuk kandang/humus/kompos. Padatkan agar bibit tidak roboh. Sirami secukupnya hingga tanah basah.

Setelah mencapai enam bulan sampai tujuh bulan, bibit tanaman alpukat aligator sudah bisa dipindahkan ke lahan pekarangan. Dan salah satu keunggulan tanaman alpukat adalah bisa ditanam di pot. Setelah dipindah tanam, perawatannya bakal lebih mudah dan tidak seintensif waktu pembibitan.

Pemeliharaan

Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam perawatan alpukat aligator, yakni pemupukan, penyiraman, dan pengendalian hama penyakit.

  • Pemupukan

Pemupukan harus dilakukan rutin, setiap dua minggu sekali, karena tanaman alpukat alligator adalah tanaman buah yang butuh lebih banyak nutrisi dibanding tanaman bunga atau daun. Semakin ingin cepat berbuah, maka kadar nutrisi yang diberikan juga semakin banyak. Jika perlu diberi obat perangsang buah agar lebih cepat berbuah.

  • Penyiraman

Untuk penyiraman cukup dua hari sekali. Apabila musim kemarau bisa tiga kali sehari, tapi saat musim penghujan cukup satu kali saja. Yang harus diperhatikan, tanaman alpukat aligator tidak bisa kekurangan air karena bisa kering atau kelebihan air lantaran bisa membuat tanaman cepat layu.

  •  Pengendalian Hama dan Penyakit

Penggunaan pestisida dapat rutin dilakukan dua minggu sekali. Tanaman Alpukat aligator rentan terhadap serangan ulat dan lalat buah.

Dengan melakukan budidaya yang benar dan tepat, maka tanaman alpukat alligator ini dapat tumbuh subur, berbuah lebih cepat pada usia 2-4 tahun (tergantung varietas), menghasilkan buah yang berlimpah dan berkualitas, serta bebas serangan hama ulat. Dalam satu tahun, tanaman ini bisa dua kali panen. Untuk satu kali panen, satu pohon dapat menghasilkan 70 kg–100 kg alpukat aligator.

 

Pustaka:

Jawal Anwarudin Syah, M., 2018, Untung Berlipat dari Budidaya Alpukat Tanaman Multi Manfaat, Jakarta.

Wijaya dan NS Budiana, Membuat Stek, Cangkok, Sambung, dan Okulasi, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Introduksi Padi VUB Inpari Nutri Zinc, Padi Kaya Nutrisi Penangkal Stunting

on .

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang

 

Mengapa Inpari Nutri Zinc Penting

Inpari IR Nutri Zinc merupakan hasil terobosan pemuliaan tanaman padi untuk menyediakan pangan dengan kandungan gizi tertentu, yaitu Zinc. Fungsi Zinc terbilang sangat vital bagi kelangsungan hidup sel-sel tubuh manusia. Zinc atau Zn merupakan komponen pembentuk lebih dari 300 enzim yang berfungsi antara lain untuk penyembuhan luka, menjaga kesuburan, sintesa protein, meningkatkan daya tahan tubuh, dan berbagai fungsi terkait kesehatan tubuh.

Salah satu efek negatif dari kekurangan Zinc adalah dapat menyebabkan stunting. Adapun stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan pada anak sehingga memiliki ukuran tinggi badan lebih rendah (kerdil) dari standar usianya. Hal tersebut merupakan akibat kekurangan gizi yang kronis terutama pada 1.000 hari pertama hingga usia di bawah tiga tahun (batita). Permasalahan stunting di Indonesia cukup mengkahawatirkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia pada di urutan kelima jumlah anak dengan kondisi stunting di dunia. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa, karena anak-anak stunted tidak hanya hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya. Pencegahan stunting menjadi salah satu fokus pemerintah saat ini.

Keunggulan:

Kementerian Pertanian, dalam hal ini Badan Litbang Pertanian berupaya untuk menanggulangi stunting dengan upaya memenuhi kebutuhan gizi tersebut melalui perakitan varietas. Inpari IR Nutri Zinc dilepas tahun 2019 melalui SK Menteri Pertanian 168/HK.540/C/01/2019/. Potensi kandungan Zn pada varietas ini dapat mencapai 34,51 ppm, dengan rata-rata kandungan Zn 29,54 ppm. Inpari IR Nutri Zinc termasuk golongan cere, dengan bentuk tanaman tegak.

Umur tanaman tergolong cukup genjah, yaitu dapat dipanen ±115 hari. Inpari IR Nutri Zinc memiliki bentuk gabah ramping, dan ketika dipanen cukup mudah karena memiliki tingkat kerontokan sedang dan kerebahan sedang. Memiliki tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 16,60%, tekstur ini tentu sangat cocok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Tidak kalah penting adalah potensi hasil cukup tinggi, yaitu dapat mencapai 9,98 ton/hektar, dengan rata-rata hasil yang dapat diperoleh 6,21 ton/hektar. Potensi hasil yang tinggi tentu saja menjadi potensi untuk meningkatkan pendapatan petani.

Inpari IR Nutri Zinc agak tahan wereng batang coklat (WBC) biotipe 1, 2, dan agak rentan WBC biotipe 3. Selain itu, agak tahan hawar daun bakteri (HDB) patotipe III, dan rentan HDB patotipe IV dan VIII pada stadia vegetatif, agak tahan HDB patotipe III rentan patotipe IV dan VIII pada stadia generatif, tahan terhadap blas ras 033, 073, 133, namun rentan blas 173, dan agak tahan tungro inakulum Garut dan Purwakarta.  Inpari IR Nutri Zinc baik ditanam untuk lahan sawah irigasi pada ketinggian 0-600 mdpl.  

 

Pustaka

BB Padi, 2019, Deskripsi Varietas Unggul Padi, http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/varietas-padi/inbrida-padi-sawah-inpari

Adriamin Azis, Munifatul Izzati1, Sri Haryanti, 2015, Aktivitas Antioksidan Dan Nilai Gizi Dari Beberapa Jenis Beras Dan Millet Sebagai Bahan Pangan Fungsional Indonesia, Jurnal Biologi Volume 4 No 1 Januari 2015

https://technology-indonesia.com/pertanian-dan-pangan/inovasi-pertanian/inilah-empat varietas-unggul-padi-tipe-khusus/

Artikel Selanjutnya...