Pengendalian Serangan Penyakit Busuk Buah (Antraknose) Pada Tanaman Cabai
Oleh :
Among Wibowo, SP, MMA
Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang
Serangan penyakit patek, busuk buah atau antraknosa pada tanaman cabai dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar dan bahkan serangan penyakit ini menimbulkan kegagalan panen yang diakibatkan rusaknya buah cabai. Para petani kita dalam budidaya cabai pada umumnya belum menerapkan sepenuhnya kaidah-kaidah budidaya cabai yang benar (tradisional) sehingga mengakibatkan usaha agribisnya belum memberikan hasil yang optimal dan banyak merugi. Untuk memperbaiki dalam pengelolaan budidaya cabai perlu menerapkan Standar Operational Procedur (SOP) yang berdasarkan atas norma budidaya yang baik dan benar (Good Agriculture Practices/GAP)
Kegiatan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dilakukan dengan sistem terpadu untuk menurunkan populasi OPT atau intensitas serangan sehingga tidak merugikan secara ekonomis dan aman bagi lingkungan. Salah satu kegiatan pengendalian OPT yang sangat menentukan keberhasilan usaha agribisnis cabai yang merugikan petani adalah serangan penyakit patek atau antraknosa pada tanaman cabai.
Penyakit patek atau antraknosa yang menyerang pada tanaman cabai yang disebabkan oleh penyakit patek atau antraknosa menyerang tanaman pada saat kelembaban udara tinggi (95%) dan suhu udara rendah dibawah 32oC dan cendawan tersebut bila menyerang pada biji cabai dapat bertahan hingga 9 bulan.
Gejala serangan penyakit patek atau antraknosa awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah cabai, kemudian menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan-kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan. Pada bagian tengah buah tampak bercak kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok seta dan konidium. Sedangkan tanaman yang terserang patek akibat infeksi cendawan gloesperium sp. Menunjukkan bercak coklat dengan bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsintrik berwarna merah jambu. Serangan berat akan menyebabkan seluruh buah keriput dan mongering. Warna kulit buah menyerupai jerami padi dan dalam kondisi cuaca panas dan lembab dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.
Pengendalian serangan penyakit patek, busuk buah atau antraknosa
a. Perlakuan biji benih cabai dengan cara merendam biji dalam air panas (55oC) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik golongan Triazole dan Pryrimidian (0,05-0,1 %)
b. Melakukan sanitasi rumput ?rumput disekeliling tanaman dan buah cabai yang terserang penyakit patek, busuk buah atau antraknosa buahnya dikumpulkan dan dimusnakan.
c. Menanam benih yang bebas pathogen pada lahan yang tidak kontaminasi oleh pathogen penyakit patek, busuk buah atau antraknosa, baik itu di pesemaian atau di lahan usahatani.
d. Menanam cabai varietas genjah untuk menghindari infeksi, yaitu usaha memperpendek periode ekspose tanaman terhadap sumber inokulum.
e.Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang solanaceae
f. Memperbaiki aerasi tanah agar tidak terjadi genangan air dan kelembaban yang cukup tinggi, dengan membuat guludan setinggi 40-50 cm.
g. Memanfaatkan agens antagonis Trichoderma spp dan Gliocladium spp. Mengaplikasikan pada kantong pesemaian sebanyak 5 gram per kantong diaplikasikan 3 hari sebelum benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman benih cabai.
h.Memanfaatkan mikroba antagonis Psudomonas Fluorescens dan Bacillus subtilis, diaplikasikan muai fase pembungaan hingga 2 setelah pembungaan dengan selang waktu 1 minggu.
i. Apabila gejala serangan penyakit pada buah semakin melaus dapat digunakan fungisida yang afektif dan sudah terdaftar/dianjurkan.