• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Menggagas 6 Jurus Pengembangan Komoditas Anggrek Untuk Memperkuat Slogan Magelang Kota Sejuta Bunga Jilid II

on .

Oleh :

Among Wibowo, SP, MMA

Penyuluh Pertanian Madya

Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang

 

Kota Magelang sejak tahun 2013 sangat getol membumikan slogan Magelang Kota Sejuta Bunga (MKSB). Namun demikian sejauh ini implementasi slogan MKSB yang diperkuat dengan Perda Kota Magelang Nomor 11 tahun 2014 tentang Branding Kota Magelang itu terbilang masih belum optimal. Setali tiga uang, dukungan dan partisipasi masyarakat di Kota Magelang pun terasa masih belum tampak nyata untuk menggenjot slogan MKSB. Slogan MKSB sebagai wujud penataan kota secara komprehensif juga masih belum terlihat geliatnya di tingkat Kota maupun lingkungan masyarakat di Kota Magelang. Padahal ini penting demi mewujudkan pembangunan Kota Magelang sebagai kota yang bersih, indah dan berwawasan lingkungan dengan ikon utama bunga. Kota yang indah dan asri dengan keberadaan beragam bunga yang ditanam di tempat-tempat strategis dan taman-taman kota.

Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah belum adanya maskot (ikon) tanaman bunga yang menjadi ciri khas sekaligus mencirikan eksotisme tanaman bunga Kota Magelang. Padahal menurut sejarah, dulunya Magelang dikenal sebagai sentra penghasil tanaman hias, utamanya anggrek. Tanaman anggrek khas Magelang sudah sejak lama digemari dan diburu masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini sebenarnya menjadi potensi yang tidak boleh diabaikan untuk mengangkat kembali pengembangan tanaman anggrek sebagai komoditas unggulan guna memperkuat slogan MKSB.

Sebagai salah satu komoditas hortikultura yang penting, anggrek memiliki nilai ekonomi dan estetika tinggi. Selain itu anggrek punya daya tarik tersendiri dibandingkan tanaman hias lainnya sehingga banyak diminati konsumen di dalam dan luar negeri. Bunga anggrek merupakan bunga tropis yang paling banyak dimanfaatkan dalam peradaban masyarakat modern dan terus berkembang karena keragaman dan ciri khasnya. Kebutuhan terhadap bunga anggrek dewasa pun juga kian meningkat seiring dengan banyaknya event-event penting, seperti perhelatan pernikahan, lebaran, natal, tahun baru, dan ulang tahun. Belum lagi kebutuhan untuk karangan bunga, untuk ucapan selamat dan rangkaian bunga meja untuk hotel, restoran, perkantoran dan bank.

Melihat peluang agribisnis anggrek yang relatif menjanjikan dan potensinya untuk memperkuat slogan MKSB Jilid II di Kota Magelang, Pemerintah Kota Magelang perlu menyusun roadmap langkah strategis pengembangan anggrek sebagai maskot (ikon) bunga Kota Magelang. Langkah strategis Pemerintah Kota Magelang dalam usaha pengembangan agribisnis anggrek untuk memperkuat slogan MKSB perlu diarahkan untuk menciptakan iklim yang mendorong berkembangnya agribisnis dan meningkatnya peluang pasar bagi komoditas anggrek.

Pengembangan agribisnis anggrek merupakan alternatif kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengangkat kembali slogan MKSB. Sistem agribisnis perlu menampilkan kegiatan on farm dan off farm secara terpadu, memberi peluang bagi pengembangan agribisnis anggrekdi Kota Magelang sebagai ikon yang akan memperkuat slogan MKSB. Beberapa strategi yang dapat ditempuh antara lain dengan :

1. Menyusun rancang bangun tahapan pembungaan anggrek

Alur kegiatan atau tahapan pembungaan anggrek secara komprehensif perlu disusun mengingat sampai sejauh ini belum ada rancangan detail tahapan pembungaan komoditas anggrek. Berikut adalah tahapan pembungaan anggrek menurut umur bibit (seperti pada Bagan Alur Strategi Pengembangan Agribisnis Anggrek Untuk Memperkuat Slogan MKSB) yang dapat dilakukan untuk pengembangan agribisnis komoditas anggrek : 

a.Pembesaran bibit anggrek botolan ( 0 HST) menjadi anggrek umur 6 bulan

Pada tahapan ini anggrek botolan hasil kultur jaringan dipindah tanam (transplanting) ke media single pot dan selanjutnya sebaiknya dilakukan pemeliharaan di Green House milik Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang selama kurang lebih 6 bulan

b. Pembesaran bibit anggrek umur 6 bulan menjadi bibit anggrek umur 12 bulan

Setelah bibit anggrek berumur 6 bulan, pembesaran bibit anggrek hingga berumur 12 bulan dapat memberdayakan mitra pelaku utama dan pelaku usaha binaan Disperpa Kota Magelang. Pelaku utama dan pelaku usaha dapat memperoleh nilai tambah secara ekonomi dari usaha pembesaran bibit anggrek pada tahap kedua ini.

c. Pembesaran bibit anggrek umur 12 bulan menjadi bibit anggrek umur 18 bulan

Tahapan selanjutnya dengan pola yang sama dapat dilakukan seperti tahapan kedua, selama 6 bulan berikutnya hingga bibit anggrek berumur 18 bulan. Pelaku utama dan pelaku usaha juga dapat memperoleh nilai tambah secara ekonomi dari usaha pembesaran bibit anggrek pada tahap ketiga ini.

d. Inisiasi pembungaan anggrek di dataran tinggi (lebih dari 1000 m dpl)

Pada tahapan akhir ini, keterlibatan Disperpa Kota Magelang sangat vital dengan menyiapkan lahan untuk inisiasi pembungaan anggrek di lahan dataran tinggi (lebih dari 1000 m dpl). Bibit anggrek remaja yang sudah berumur 18-20 bulan, baik produksi Disperpa maupun binaan Disperpa yang siap berbunga dibawa ke lokasi lahan tersebut selama sekitar 2-3 bulan hingga serempak berbunga (keluar knop/tangkai bunga secara serempak). Selanjutnya bibit dapat dibawa kembali ke Kota Magelang untuk dipasarkan ke konsumen. Pemasaran dapat melalui swalayan anggrek yang direncanakan di area kantor Disperpa Kota Magelang, Kampung Anggrek maupun pemasaran online dan offline untuk sejumlah kegiatan, antara lain festival anggrek, kontes anggrek dan usaha rental anggrek.

Catatan : BAGAN ALUR SESUAI PADA NASKAH KAJIAN ISU STRATEGIS 2019

 

2.Menumbuhkembangkan kampung anggrek

Inisiasi Kampung Anggrek di Kota Magelang akan sangat menarik untuk dikembangkan mengingat banyak sekali koleksi bunga anggrek khas Magelang seperti jenis Phalaenopsis, Dendrobium, Cattleya dan Vanda tricolor. Kampung Anggrek masih sangat jarang terutama untuk lokasi budidaya dan koleksi jenis yang lengkap. Saat ini baru rintisan di Kelurahan Tidar Selatan dan Kedungsari. Kampung Anggrek di Tidar Selatan dan Kedungsari diharapkan tidak hanya sebagai destinasi wisata tani tetapi dapat menjadi media pembelajaran masyarakat dan wisata belanja bunga anggrek.

Kampung Anggrek ini dapat dipadukan dengan Swalayan Anggrek. Wisatawan dapat leluasa membeli anggrek dari berbagai jenis dan ukuran lengkap dengan peralatannya seperti pot dan media tanam yang lain. Inisisasi Kampung Anggrek di Kota Magelang diharapkan dapat memberdayakan masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah tersebut. Bila dikelola dengan baik potensi Kampung Anggrek sangat besar untuk dikembangkan supaya memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi masyarakat, sekaligus memiliki daya ungkit untuk memperkuat slogan MKSB.

 

3. Menumbuhkembangkan swalayan anggrek

Keberadaan swalayan anggrek akan semakin memperkuat slogan MKSB. Inisiasi swalayan anggrek dilakukan melalui peningkatan fungsi area green house kantor Disperpa Kota Magelang, Jl. Kartini.Nomor 3 Magelang. Komoditas anggrek yang dipamerkan adalah anggrek remaja yang sudah berbunga, hasil inisiasi pembungaan di daerah dataran tinggi. Anggrek berasal dari pengembangan Dinas maupun binaan Dinas.

Swalayan dapat dibuka sampai malam untuk mengakomodir wisatawan maupun hobiis yang ingin berbelanja bunga anggrek. Di swalayan tersebut, pelaku usaha anggrek Kota Magelang dapat memasarkan hasil produksinya kepada konsumen. Konsumen atau hobiis anggrek dapat bertransaksi anggrek secara langsung, sekaligus berkonsultasi terkait budidaya dan pemasaran tanaman anggrek. Anggrek yang dipasarkan sebaiknya diprioritaskan yang sudah berbunga sehingga pelaku usaha dapat memperoleh nilai tambah.

 

4. Inisiasi penyelenggaraan festival dan kontes anggrek

Festival dan kontes anggrek akan mendongkrak kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang ke Kota Magelang. Mereka diharapkan tertarik berkunjung ke Kota Magelang melalui keindahan dan kecantikan bunga anggrek. Festival dan kontes anggrek dapat mempromosikan dan mengedukasi minat masyarakat terhadap komoditas anggrek. Sejumlah pelaku utama dan pelaku usaha akan memiliki momentum untuk berpartisipasi aktif mengenalkan dan memasarkan komoditas anggrek. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan prestise komoditas anggrek sehingga akan meningkatkan nilai ekonomi bagi pelakunya.

Beberapa kegiatan ikutan yang dapat digelar antara lain pameran dan bursa anggrek, demo merangkai anggrek, pelatihan budidaya anggrek, pelatihan menanam anggrek dan klinik kesehatan tanaman anggrek serta lomba mewarnai dan melukis baik untuk dewasa maupun anak-anak. Masyarakat teredukasi komoditas anggrek yang endingnya dukungan masyarakat meningkat terhadap komoditas anggrek sebagai ikon slogan MKSB.

 

5. Pemilihan duta anggrek

Penyelenggaraan even pemilihan Duta Anggrek Kota Magelang diharapkan dapat memperkuat kampanye Ayo Ke Magelang Jilid II melalui slogan MKSB. Pelaksanaannya setiap tahun dapat dikaitkan dengan hari Jadi Kota Magelang. Kriteria utama penilaian peserta lomba diharapkan dapat mengkampanyekan anggrek sebagai ikon MKSB Jilid II. Untuk itu peserta (diprioritaskan usia pelajar) harus memiliki kemampuan pengetahuan tentang anggrek. Penilaian sebaiknya tidak hanya berdasarkan fisik saja tetapi juga pada aspek inner beauty dan kecerdasan pengetahuan para peserta lomba.

Proses Pemilihan Duta Anggrek ada baiknya dibuka pendaftaran secara online. Proses seleksi umumnya meliputi tahap seleksi administrasi, uji kompetensi dan wawancara terhadap peserta. Pada saat uji kompetensi peserta dapat diminta menyiapkan sebuah proposal program dan rencana implementasi kegiatan jika terpilih sebagai Duta Anggrek. Selanjutnya kandidat juara sebelum dikukuhkan sebagai Duta Anggrek diberikan pembekalan terkait 3 hal yaitu Kota Magelang, Anggrek dan MKSB.

 

6. Promosi souvenir anggrek

Tradisi souvenir dewasa ini sudah mulai bergeser dari barang yang tak hidup dikonversi menjadi souvenir hidup seperti bibit anggrek. Bibit anggrek dapat ditradisikan sebagai souvenir pada sejumlah even masyarakat seperti acara pernikahan, acara tasyakuran dan sejenisnya. Manfaat ekonomi bagi pelaku utama (petani) dan pelaku usaha (pedagang) di Kota Magelang semakin meningkat sekaligus memperkuat slogan MKSB (Penulis Kajian Among Wibowo, SP, MMA, dirangkum dari Kajian Isu Strategis Badan Litbang Kota Magelang 2019 ).

Strategi Untuk Meningkatkan Derajat Kemasaman (pH) Tanah Pertanian

on .

Oleh :
AMONG WIBOWO, SP, MMA
Penyuluh Pertanian Ahli Madya
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang

 

Produksi pertanian salah satunya sangat ditentukan oleh kondisi kemasaman tanah (pH). Untuk lebih memahaminya kita harus dapat mendalami secara teroritis berbagai kondisi pH tanah pertanian (pH tanah pertanian diukur dari skala 0 -12). Tanah masam merupakan tanah yang ber-pH rendah, biasanya pH tanah kurang dari 6. Semakin rendah nilai pH suatu tanah maka derajat kemasaman tanah tersebut semakin tinggi. Penyebab tanah bereaksi masam atau ber-pH rendah adalah karena minimnya unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Oleh karena itu tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.

Kendala utama bagi pertumbuhan tanaman pada tanah masam adalah keracunan Al, Fe, dan Mn. Tingginya kandungan unsur-unsur tersebut akan berbahaya bagi akar dan menghambat pertumbuhan akar serta translokasi P dan Ca ke bagian tanaman. Tanah yang masam umumnya akan menurunkan tingkat produktivitas lahan untuk beberapa jenis tanaman pangan utama seperti padi, jagung, dan kedelai. Selanjutnya ada dua macam jenis tanah masam di Indonesia, yakni:

1. Tanah ultisol; Tanah ultisol mempunyai potensi untuk perluasan areal pertanian, namun produktivitasnya rendah. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat tanah seperti:

  • pH dan KTK tanah yang rendah,
  • Miskin terhadap kation basa,
  • Al-dd tinggi yang dapat meracuni tanaman,
  • Fiksasi unsur N, P,K, dan Ca
  • Tanah mudah tererosi.

2. Tanah gambut; Tanah gambut dicirikan dengan kandungan bahan organik yang tinggi, kemasaman tanah tinggi, namun mempunyai ketersediaan hara makro dan mikro yang sangat rendah. Selain itu pada musim penghujan akan terjadi penggenangan air dan pada musim kemarau akan terjadi kekeringan, sehingga tata air menjadi kebutuhan multak, selanjutnya tingkat keasaman (pH) pada lahan gambut berkisar antara 3-5, yang mengkibatkan unsur hara makro tidak tersedia dalam jumlah yang cukup seperti kurangnya unsur Ca, N, P, K, dan Mg, unsur hara mikro yang diperlukan dalam jumlah sedikit mengalami peningkatan sehsingga bersifat racun bagi tanaman seperti unsur Al, Mn, dan Fe. Selain itu tanah yang terlalu masam dapat menghambat perkembangan mikroorganisme tertentu di dalam tanah.

Tanah masam bukan merupakan jenis tanah yang karakteristiknya alami dari asalnya. Namun tanah ini merupakan tanah yang sedang mengalami krisis. Dengan kata lain, tanah ini dapat dikembalikan supaya menjadi jenis tanah yang normal. Selanjutnya bagaimana agar tanah masam tersebut menjadi tanah yang normal dan dapat di pergunakan untuk usaha tani secara maksimal. Upaya-upaya khusus untuk mengatasi kendala tanah masam agar tanaman kita dapat tumbuh sesuai yang diinginkan seperti berikut ini :

Melakukan Pengapuran

Pengapuran adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keasaman dan kejenuhan AI yang tinggi. Pemberian kapur pada tanah dapat mengubah tanah yang sifatnya sangat masam atau masam hingga mendekati pH netral. Untuk jenis kapur yang baik adalah jenis kapur magnesium atau dolomit yang bisa sekaligus mensuplai Ca dan Mg. Dosis  kapur  disesuaikan dengan  pH  tanah, umumnya sekitar   3 ton/ha,  berkisar antara 1-5 ton/ha. Kapur  yang  baik adalah kapur magnesium atau dolomit yang  dapat sekaligus mensuplai Ca dan Mg.

Melakukan pemupukan pupuk Phospat secara intensif

Kekahatan P pada tanah menjadi kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian pupuk Phospat dengan kadar tinggi pada tanah. Pupuk Phospat yang umum digunakan adalah yang mudah larut seperti TSP, SP-36, SSP, DAP. Pupuk-pupuk tersebut bisa dilarutkan dengan air terlebih dahulu baru disiramkan ke tanah. Unsur yang satu ini juga cocok menghilangkan unsur besi dan aluminium yang terdapat pada tanah dan meracuni tanaman.

Melakukan pengaturan sistem tanam

Bagaimana cara mengatur sistem tanah? Caranya adalah dengan memberikan kotoran hewan atau beberapa bibit lainnya di tanah tersebut. Dengan begitu, beberapa tanaman liar akan mulai tumbuh di sekitar tanah tersebut. Pengaturan sistem tanam sebenarya hanya bersifat untuk mencegah keasaman tanah terjadi atau lebih parah. Untuk mempertahankan kesuburan tanah biasanya petani memberakan tanah atau membiarkan semak belukar tumbuh di lahan yang sudah diusahana dalam masa tertentu. Para petani percaya bahwa tanaman akan lebih subur apabila ditanam pada lahan yang sudah diberakan.

Melakukan pemberian mikroorganisme pengurai

Pemberian mikroorganisme pengurai juga cukup membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini untuk mempercepat penguraian-penguraian bahan organik yang berada di area lahan (among_wibowo, red)

Standar Operasional Prosedur Budidaya Kedelai Edamame

on .

Oleh :
Among WIbowo, SP, MMA
Penyuluh Pertanian Madya Pada Disperpa Kota Magelang
 
 

Lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman adalah persyaratan usaha yang harus tersedia, dengan agroklimat dan pengairan yang optimal. Tiga bulan sebelum tanam sudah harus ada kepastian lahan yang akan ditanami, dan selambatnya satu bulan sebelum tanam lahan sudah diolah dan dipersiapkan untuk budi daya edamame. Tanaman kedelai umumnya dapat beradaptasi pada berbagai jenis tanah, seperti Aluvial, Regosol, Grumusol, Latosol, dan Andosol, namun edamame menghendaki tanah berstruktur ringan, sedang sampai setengah berat dengan drainase yang baik dan jaminan kecukupan air.

Sifat dan jenis tanah, hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lahan untuk pengembangan edamame adalah:

  1. Lokasi dekat ke jalan untuk memudahkan transportasi hasil panen - Jauh dari tanaman inang, terutama kedelai biasa
  2. Terdapat pengairan teknis, mudah membuang dan memasukkan air
  3. Hamparan datar dan tidak ternaungi
  4. Lingkungan sosial masyarakat mendukung dari segi tenaga kerja dan keamanan.

Pada musim kemarau kedelai edamame dapat ditanam pada tanah berstruktur sedang sampai agak berat. Tanah dengan kondisi demikian dapat menahan air dalam tanah sehingga cocok untuk mengantisipasi berkurangnya air pengairan. Pada musim hujan edamame harus ditanam pada tanah berstruktur ringan sampai sedang, karena lebih mudah meloloskan air dalam tanah dan tidak mudah terjadi penggenangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan direncanakan dengan matang dalam memilih lahan adalah:

  1. Luasan lahan disesuaikan dengan program usaha, dengan membuat perencanaan perolehan lahan minimal tiga bulan sebelum penanaman.
  2. Pertimbangan musim dengan memilih lokasi atau wilayah yang sesuai dengan karakter musim yang ada di daerah pertanaman yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan tipe dalam setahun.

Edamame dapat dibudidayakan sepanjang tahun, dengan menyesuaikan persyaratan yang harus dipenuhi. Namun secara umum, kegiatan tanam dapat dibedakan atas tiga periode waktu, yaitu:

  1. Januari – April: basah - basah
  2. Mei – Agustus: kering - kering
  3. November – Januari: kering - basah

Dengan mempertimbangkan pasar, penanaman edamame dapat dilaksanakan pada bulan November-April. Periode tersebut sesuai dengan ekspor ke Jepang pada saat importir di Jepang bersiap-siap menghadapi musim panas, yang merupakan puncak konsumsi edamame. Namun, mengingat pasokan edamame dari Indonesia masih kecil, maka di luar musim puncak (top season) tetap diharapkan selalu tersedia stok, sehingga penanaman perlu dilakukan sepanjang tahun.

Untuk mempermudah operasionalisasi di lapangan, baik untuk tanam maupun kegiatan lainnya, maka satu tahun dibagi menjadi 52 minggu tanam, atau 52 TMK (Tanam Minggu Ke), sehingga dapat dibuat perencanaan kerja yang matang dan baik secara mingguan, yang meliputi: (1) pencarian lahan, (2) persiapan tanam, (3) tanam/pemeliharaan, (4) panen (5) pengolahan, dan (6) ekspor.

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan untuk persiapan tanam merupakan bagian penting dari teknologi budi daya, dalam upaya mendapatkan produktivitas optimal. Penyiapan lahan yang baik dapat memberikan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman. Kegiatan penyiapan lahan adalah sebagai berikut:

1. Persiapan dan pembuatan saluran

Kegiatan diawali dengan observasi untuk mengetahui kemiringan lahan pada lokasi yang akan dikelola, guna menentukan langkah yang akan diambil berupa:

  • arah saluran, pemasukan dan pengeluaran air, sanitasi, sistem pembukaan tanah, penentuan jalan ke lokasi dan di dalam lokasi (pengangkutan saprodi dan hasil panen), membuat jadwal kegiatan, kebutuhan tenaga, dan biaya.
  • pemasangan patok atau tanda-tanda yang diperlukan.
  • menuangkan program dalam bentuk sketsa/denah, gambar atau daftar untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan.

Selain berfungsi untuk pendistribusian air di dalam lokasi, saluran air juga berfungsi untuk menurunkan permukaan air tanah atau menurunkan kejenuhan air tanah yang akan menjadi media perakaran. Ada dua macam saluran yang diperlukan yaitu:

  • Saluran keliling, dibuat mengelilingi lokasi dengan lebar 50 cm, dalam 50 cm, untuk memisahkan areal pertanaman edamame dengan sawah petani.
  • Saluran tengah, dalam areal pertanaman searah dengan kemiringan lahan dengan lebar 50 cm dan dalam 40 cm.
  • Jarak antar saluran 11 m pada tempat yang kondisinya cenderung basah dan 22 m pada tempat dengan kondisi kering.
  • Dalam pembuatan jalan untuk pengaawasan pertanaman perlu dipastikan lahan yang akan digunakan. Apabila dapat menggunakan pematang akan lebih baik karena menghemat penggunaan lahan budi daya, tetapi bila masih kurang memadai perlu dibuat agar intensitas pengawasan ke semua bedengan dapat dengan mudah dilakukan.

 2. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah untuk budi daya edamame ditujukan untuk meratakan dan menggemburkan tanah dalam bentuk bedengan-bedengan.

Pengolahan tanah meliputi:

  • Pembukaan tanah. Berfungsi membuka dan membalik tanah di permukaan, dan membentuk bongkahan-bongkahan kecil tanah sampai kedalaman 20-25 cm sebelum dibuat bedengan. Sesuai dengan jenis dan kondisi tanah, serta cuaca dapat dipilih alat yang tepat seperti bajak traktor, bajak sapi, cangkul total, lempak atau kombinasi dari alat-alat tersebut, dengan mempertimbangkan mutu hasil olahan dan besarnya biaya.
  • Pembuatan bedeng. Bedengan untuk penanaman benih edamame, dibuat dengan cara menghancurkan ulang tanah hasil pembukaan tanah pertama, sehingga menjadi rata dan gembur dengan lebar 1 m, panjang 10 m, dan tinggi 20-25 cm, jarak antarbedeng 50 cm. Dengan ukuran tersebut didapatkan 600 bedengan/ha. Teknik tanam ini dapat mengatasi berbagai macam situasi cuaca, sehingga membuat edamame disebut sebagai tanaman “segala musim”.

3. Jarak Tanam

Benih edamame di tanam di atas permukaan bedengan setelah disebar pupuk kandang dan pupuk dasar, permukaan rata dan gembur, bersih dari gulma dan dalam kondisi lembab.

Untuk memperoleh produksi optimal maka penanaman benih dilakukan dengan jari tangan. Lubang benih dibuat dengan ibu jari dan telunjuk, ditekan ke dalam bedengan tanah sedalam 2,0-3,0 cm. Sebagai pedoman untuk ukuran kedalaman penempatan benih adalah ruas satu telunjuk jari tangan. Dengan cara ini, kedalaman lubang benih tetap terjaga sehingga pertumbuhan kecambah tidak akan terganggu akibat lubang tanam yang terlalu dalam.

Ke dalam setiap lubang tanam dimasukkan satu butir biji benih edamame, kemudian lubang ditutup dengan tanah secara merata dan tidak dipadatkan (untuk menutup benih agar tetap berada di tempatnya dan menjaga kelembaban benih). Mulsa jerami ditebarkan sejajar dengan lebar bedengan. Mulsa diletakkan tidak terlalu rapat dan padat, namun dapat menutupi permukaan bedeng secara merata, kemudian segera dilakukan penyiraman air dengan menggunakan gembor agar mulsa (yang basah tersiram air) tidak terbang tertiup angin dan tetap melekat pada permukaan tanah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penanaman adalah:

  • Tanah bedengan lembab (kapasitas lapang)
  • Jarak tanam 20 cm x 20 cm
  • Benih yang akan ditanam adalah 250 butir untuk setiap bedeng + 20% cadangan, sehingga menjadi 300 butir/bedeng, atau populasi tanaman 180.000 pohon/ha
  • Pada umumnya benih berjumlah 2.750 butir/kg, dan diperlukan benih 65,5 kg/ha
  • Mulsa jerami dihamparkan merata di atas permukaan bedengan (tidak terlalu tebal) yang telah ditanami, untuk menjaga kelembaban tanah bedengan.

 

4. Pandu Daya Tumbuh dan Penyulaman

Pemantauan daya tumbuh benih perlu dilakukan untuk memastikan benih yang telah ditanam dapat berkecambah dan tumbuh normal, sehingga populasi tanaman yang hidup tiap hektar sesuai dengan yang direncanakan. Penyulaman tanaman diperlukan karena tidak semua benih dapat tumbuh normal. Namun penyulaman tanaman edamame berbeda dengan kedelai biasa. Penyulaman kedelai biasa menggunakan benih, sedang penyulaman edamame adalah dengan cara tanam pindah (transplanting), menggunakan bibit yang sudah ditumbuhkan terlebih dahulu di dalam bilik pembibitan atau nursery. Penyemaian benih di bilik pembibitan dilakukan bersamaan dengan saat tanam benih di lapang. Penggunaan bibit transplant untuk penyulaman diperlukan karena pertumbuhannya sangat pesat. Apabila penyulaman tidak menggunakan bibit transplant, pertumbuhan tanaman tertinggal karena adanya persaingan dengan tanaman-tanaman yang sudah tumbuh terlebih dulu, khususnya dalam mendapatkan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Penyulaman dilaksanakan pada saat tanaman berumur 7-10 hari.