Kuartet Penyuluh Pertanian Roadshow Pertemuan Poktan Untuk Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi Kota Magelang 2020

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG-Penyuluh dimanapun berada rupanya masih menjadi garda terdepan dalam pembangunan pertanian di Indonesia, tak terkecuali di Kota Magelang. Kuartet Penyuluh Pertanian Kota Magelang sepanjang bulan Maret tahun 2019 intensif melaksanakan pertemuan kelompok tani (poktan) di Kota Magelang. Misi utama yang diusung tak lain untuk mendampingi lebih dari 400 petani di 18 poktan. Dengan luas areal persawahan Kota Magelanng yang masih sekitar 143 ha, penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi tahun 2020 menjadi urgent untuk memastikan kebutuhan pupuk petani terpenuhi dengan prinsip 6 Tepat. RDKK Pupuk Bersubsidi penting sebagai acuan penyediaan pupuk bersubsidi bagi petani gurem yang tergabung dalam poktan dan memiliki luas lahan garapan maksimal 2 hektar.

Koordinator Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang, Sam Wahyono mengatakan bahwa Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Penyuluh Pertanian Kota Magelang terdiri dari 4 orang yaitu Nurul Hidayati (Magelang Selatan), Among Wibowo (Magelang Tengah), Abdul Z.Rochim (Magelang Utara) dan dirinya sendiri sebagai koordinator Kota Magelang. Kuartet Penyuluh Pertanian tersebut selama bulan Maret ini sudah bekerja siang dan malam sesuai jadwal pertemuan rutin poktan. Dalam pertemuan poktan tersebut, setiap penyuluh menyelesaikan penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi tingkat Poktan dengan metode wawancara. Adapun jenis pupuk yang disubsidi pemerintah meliputi Urea, NPK Phonska, SP-36, ZA dan Pupuk Organik. Terinformasi sampai minggu ini tim Penyuluh Pertanian sudah selesaikan hampir 100% atau sekitar 14-15 poktan, sisanya selesai akhir bulan Maret ini. “Setelah tersusun semuanya nanti akan ada tahapan rekapitulasi masing-masing poktan,”imbuhnya.

 

 

Sementara itu, Among Wibowo, Penyuluh Kecamatan Magelang Tengah menjelaskan bahwa mekanisme penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat petani/poktan hingga level nasional dan disusun pada tahun sebelumnya. Artinya RDKK Pupuk Bersubsidi yang disusun tahun 2019 ini digunakan untuk tahun pelaksanaan 2020, demikian seterusnya. Kota Magelang sendiri dilaksanakan melalui 3 jenjang, yaitu tingkat poktan, tingkat kecamatan dan tingkat kota. Schedule kegiatan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya dimulai bulan Maret hingga Juni 2019. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan. Pelaksanaannya secara rinci untuk RDKK tingkat poktan disusun bulan Maret, RDKK tingkat kecamatan bulan April, RDKK tingkat bulan Mei dan upload ke SIMPI dan e-RDKK Kementan bulan Juni,”tegasnya.

 

 

 

Disinggung dokumen RDKK Pupuk Bersubsidi, Among menyatakan dokumen RDKK sangat penting sebagai satu-satunya acuan bagi petani dan stake holder dalam proses penebusan pupuk bersubsidi di Kios Pupuk Lengkap (KPL). Disperpa sebagai Dinas Teknis menurutnya memiliki peran strategis untuk mengamankan proses distribusi dan penebusan pupuk bersubsidi supaya tepat sasaran (petani yang tergabung dalam poktan, red). Hal ini mengingat disparitas harga pupuk bersubsidi sangat besar sehingga bila tidak dikontrol dengan dokumen RDKK, pemerintah RI akan terlalu banyak menanggung beban subsidi pupuk yang tidak perlu bagi petani besar yang tidak masuk kriteria. Apalagi sejak tahun 2016 sudah ada dukungan adanya Perda dan Pergub Jawa Tengah tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. “Sekarang coba kita lihat perbandingan harga antara harga urea subsidi Rp 1.800/kg dengan harga urea non subsidi yang di kisaran Rp 5.000/kg. Disparitasnya khan cukup besar, hampir 300%. Kalau tidak kita kawal mulai dari tahap penyusunan RDKK. berapa besar kerugian negara yang ditimbulkan dari penjualan pupuk yang tidak tepat sasaran. Tapi untunglah sekarang sudah ada Kartu Tani,”tandasnya. (among_wibowo,red)

Animo Masyarakat Meningkat Pada Gelaran Festival dan Battle of Aquascape Kota Magelang

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG-Batalyon Armed-11 (Yon Armed-11), Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang dan Komunitas Aquascape Magelang sukses menggelar festival dan battle of aquascape pada hari minggu, 24 Maret 2019 di area Yon Armed 11 bersamaan dengan kegiatan Car Free Day (CFD) Rindam Magelang. Kegiatan yang digelar dalam rangka HUT Kostrad ke-58 itu mampu menjadi magnet bagi ratusan masyarakat yang menyaksikan kegiatan ini untuk mulai menggemari seni aquascape.

 Sebagai informasi aquascape merupakan seni mengatur tanaman air dan batu karang, koral atau kayu apung secara alami dan indah di dalam akuarium. Tujuan utama aquascape untuk menciptakan sebuah gambaran bawah air sehingga aspek teknis pemeliharaan tanaman air juga harus dipertimbangkan. Banyak faktor yang harus seimbang dalam ekosistem dari sebuah tangki akuarium untuk memastikan keberhasilan terciptanya sebuah keindahan seni aquascape, yaitu filtrasi( penyaringan), kadar CO2 untuk mendukung fotosintesa, substrat dan pemupukan, pencahayaan dan kontrol alga.

Danyon Armed-11, Letkol Asep Ridwan selaku Pelindung Kegiatan menyatakan perkembangan aquascape di Kota Magelang sangat pesat dengan terbentuknya Komunitas Aquascape di Kota Gethuk ini. “Komunitas menjadi wadah seniman dan hobiis untuk saling belajar dan bertukar pengalaman sehingga positif bagi munculnya kreativitas dan inovasi generasi muda Kota Magelang untuk pengembangan aquascape,”ujarnya.

Sementara itu Kasi Perikanan Disperpa, Windo Atmoko menyatakan sangat gembira melihat progress positif aktivitas pelaku perikanan di Kota Magelang, khususnya aquascape. Pihaknya menyatakan sangat terbuka untuk ide-ide kreatif dan inovatif dalam rangka memasyarakatkan aquascape di Kota Magelang sehingga sektor perikanan dapat memiliki aspek sosial yang baik dan daya ungkit bagi perekonomian masyarakat. (among_wibowo, red)

Peringati Hari Air Sedunia, Disperpa Kota Magelang–DKP Jateng Tebar Benih Ikan Nila Hitam di Kali Bening

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG-Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah Perikanan tahun ini kembali melakukan kegiatan tebar benih (restocking) ikan di perairan untuk memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret 2019. Kegiatan tebar benih yang dilaksanakan pada hari minggu, 24 Maret 2019 di aliran Kali Bening Kota Magelang itu difasilitasi pihak Kelurahan Potrobangsan Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang.

Benih ikan yang ditebar sejumlah 50.000 (lima puluh ribu) ekor yang berasal dari kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Cabang Dinas Kelautan Wilayah Selatan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. Komoditas ikan yang ditebar adalah nila dan nilem mengingat keduanya dikenal sebagai ikan lokal yang dapat berkembang baik di perairan Kota Magelang.

Kegiatan ini diikuti perwakilan DKP Provinsi Jawa Tengah, Disperpa Kota Magelang, pemerintah setempat, pemuka dan tokoh masyarakat, unsur Polri, Masyarakat Perikanan Kota Magelang (MPKM), mahasiswa Universitas Tidar Magelang dan warga masyarakat sekitar. Kegiatan tebar benih ikan akan menjadi kegiatan rutin berkelanjutan yang dilaksanakan di perairan umum Kota Magelang dengan melibatkan seluruh kalangan masyarakat dan sejumlah pihak terkait.

Terkait kegiatan tersebut Kabid Peternakan dan Perikanan Disperpa, Hadiono menyatakan bahwa setiap tanggal 22 Maret diperingati sebagai Hari Air Sedunia. Tema yang diusung pada tahun 2019 ini adalah Water for All, Leaving No One Behind. “Maknanya tidak lain bahwa semua orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan akses air bersih, tidak mengecualikan siapapun, sebab air merupakan bagian dari persyaratan standar hidup yang memadai; untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia,”katanya.

Ditegaskannya, kepedulian masyarakat perkotaan terhadap kelestarian perairan umum saat ini, khususnya sungai, cenderung masih rendah terutama karena dampak pemukiman penduduk dan industri di perkotaan. Sungai sebagai salah satu penyangga ketersediaan air di perkotaan menurutnya sudah menurun fungsinya, terlebih dengan rusaknya ekosistem yang terdapat di dalamnya. “Perlu kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat dalammenjaga dan melestarikan ekosistem sungai, sehingga sungai dapat memberikan manfaat bagi seluruh kalangan masyarakat di perkotaan,”tandasnya.

Sementara itu Kasi Perikanan, Windo Atmoko menjelaskan bahwa kegiatan tebar benih ikan (restocking) merupakan kegiatan penebaran kembali jenis ikan asli/lokal pada berbagai stadia dan umur ke dalam populasi alam untuk memulihkan biomassa induk yang hampir punah sampai pada satu tingkat yang dapat mengulangi hasil yang substansial dan teratur. Restocking menjadi salah satu upaya jangka panjang untuk memperbaiki ekosistem perairan umum, termasuk sungai yang notabene menjadi habitat sumber daya perikanan,”tambahnya.

Menurut Windo, karena pentingnya kegiatan restocking ini, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang senantiasa bekerjasama dengan instansi vertikal DKP Provinsi Jawa Tengah untuk menyelenggarakan kegiatan tebar benih ikan (restocking) di aliran Kali Bening Kelurahan Potrobangsan Kota Magelang. Tujuannya untuk menambah populasi ikan dalam perairan, mengembangkan jenis ikan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk konsumsi atau pemancingan serta menjaga keseimbangan populasi ikan di perairan. (among_wibowo,red)

Wujudkan Generasi Cerdas dan Produktif, Disperpa Kota Magelang Gandeng Dishanpan Jateng Mantapkan Gerakan Konsumsi Pangan B2SA

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah, jumat (22/3) di area Pusat Perbenihan/Perbibitan Senopati, Jurangombo Utara-Kota Magelang menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk “Gerakan Konsumsi Pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman)” Tahun 2019. Kegiatan yang dibiayai dari APBD I Provinsi Jateng itu dihadiri langsung Kepala Disperpa Kota Magelang, pejabat struktural Dishanpan Provinsi Jawa Tengah, narasumber Chef PCPI (Persatuan Chef Profesional Indonesia), sejumlah guru dan ratusan siswa dari 4 SD terdekat yaitu SD Negeri Kemirirejo 1, SD Negeri Kemirirejo 3, SD Negeri Jurangombo 1 dan SD Negeri Jurangombo 2. Acara dimeriahkan dengan pembacaan puisi, menyanyikan jingle B2SA, demo olahan B2SA, dialog interaktif dengan siswa SD dan gerakan makan bersama dengan menu B2SA.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak - anak akan pentingnya konsumsi pangan B2SA dan mendorong anak - anak untuk mengkonsumsi aneka ragam jenis pangan dengan porsi yang seimbang. Gerakan Konsumsi Pangan B2SA ini selain untuk mengenalkan pangan lokal kepada anak-anak, juga dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada pangan lokal agar lebih sejajar dengan pangan siap saji yang lain.

Manurutnya setiap individu membutuhkan pangan yang berkualitas untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif. Konsumsi pangan yang berkualitas, dikatakannya, dapat diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi sehari - hari mengandung zat gizi lengkap dengan jumlah yang berimbang antar kelompok pangan, serta memperhatikan cita rasa, daya cerna, daya terima dan daya beli masyarakat. “Dengan begitu pola konsumsi pangan sehat atau yang lebih dikenal dengan pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) bisa terwujud di level masyarakat, utamanya anak-anak. Saya yakin, dengan tekad dan kemauan yang keras segala mimpi akan dapat terwujud generasi yang sehat, cerdas, aktif dan produktif.,”ujarnya.

Ditegaskannya saat ini pola konsumsi pangan masyarakat sudah tidak lagi memperhatikan pangan lokal karena terpengaruhi oleh gaya hidup atau pola konsumsi yang sudah tidak terkendali. Padahal pangan lokal masih dapat diolah menjadi produk pangan yang sangat variatif. “Dengan kemampuan inovasi, tampilan dan rasa pangan dengan bahan baku lokal, saya kira akan dapat bersaing dengan pangan dari beras maupun bahan impor,”tandasnya.


            Kepala Dishanpan Provinsi Jawa Tengah dalam sambutan yang dibacakan Kabid Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, Diah Kusumarini mengatakan bahwa Kebijakan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan sebagaimana tertuang dalam Perpres No.22, ditindaklanjuti dengan Pergub No.41 tahun 2009 yang disahkan untuk peningkatan konsumsi B2SA melalui peningkatan teknologi pengolahan pangan dan pemanfaatan pekarangan perlu adanya dukungan pihak terkait dalam upaya untuk meningkatkan citra, rasa, dan inovasi pangan berbasis pangan lokal.

            Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan data Dishanpan, kaya akan potensi pangan lokal yang telah dikenal se-nusantara, sebut saja ubi kayu, jagung, dan ubi jalar yang hampir terdapat di seluruh wilayah Jawa Tengah. Masih banyak lagi pangan lokal yang belum optimal dalam pemanfaatannya antara lain sukun, ganyong, garut, uwi dan kacang-kacangan.

Dari aspek indikator keberhasilan konsumsi pangan, skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Jateng, tahun 2018 mencapai 87,30 dari target 87. Namun bila dicermati per kelompok jenis pangan untuk padi-padian perlu diturunkan dan umbi-umbian, buah dan sayur serta pangan hewani perlu ditingkatkan.

Untuk itu solusinya konsumsi Pangan B2SA diharapkan dapat menjadi budaya (life style ) dalam masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif. “Saya berharap hasil dari Gerakan Konsumsi Pangan B2SA kepada anak-anak Sekolah Dasar pangan lokal dapat berdaya guna dan berhasil guna untuk mendukung peningkatan kualitas SDM Pembangunan dan mewujudkan Kedaulatan Pangan di Jawa Tengah,”ujarnya. (among_wibowo,red)