Geliat Bisnis Ikan Hias Meningkat, Disperpa Kota Magelang Tingkatkan Kualitas SDM Perikanan

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

Geliat bisnis ikan hias di Kota Magelang dari waktu ke waktu mengalami trend peningkatan. Sampai saat ini, Kota Magelangmasih menjadi market share ikan hias bagi produsen dan pengusaha ikan hias dari daerah lain seperti Yogyakarta, Kediri dan Tulungagung. Banyaknya suplai ikan hias yang masuk di Kota Magelang menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap ikan hias di Kota Magelang cukup tinggi, sehingga menjadikan bisnis ikan hias sebagai peluang yang sangat menjanjikan untuk ditekuni.

Terkait dengan trend peningkatan bisnis ikan hias di Kota Magelang, Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Ikan Hias pada tanggal 4-6 Maret 2019 di Balai Benih Ikan (BBI) Kelurahan Jurangombo Selatan. Kegiatan pelatihan yang diikuti oleh 15 pesertaitu bertujuan untuk memberikan motivasi kepada peserta pelatihan tentang kegiatan bisnis ikan hias, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta pelatihan tentang pembuatan wadah budidaya ikan hias (aquarium), meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam mendesain aquascape.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ir. Eri Widyo Saptoko, M.Si dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan, Ir. Hadiono mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan mampu memberikan semangat baru bagi pelaku perikanan yang lokasinya tidak lagi bisa digunakan sebagai lahan budidaya ikan konsumsi agar terus berkarya di perikanan melalui pengembangan usaha ikan hias ini. Materi yang akan disampaikan selama pelatihan adalah :

  1. Teknik Keterampilan Pembuatan Wadah Budidaya Ikan Hias (Aquarium)
  2. Teknik Keterampilan Pembuatan Filterkedapudara/ Canister
  3. Teknik Keterampilan Pembuatan Lampu Akuarium
  4. Teknik Keterampilan Mendesain Aquascape

Setiap peserta mendapatkan alat dan bahan percontohan pembuatan aquarium dan aquascape.

      Seperti diketahui dewasa ini banyak sekali kegiatan di sub sektor perikanan yang dapat dijadikan pilihan untuk dikembangkan, mulai dari penyediaan wadah budidaya ikan hias, penyediaan ikan melalui pembenihan, pendederan, maupun pembesaran ikan hias. Bahkan saat ini penyediaan tanaman air, sampai dengan jasa setting aquarium ikan hias (aquascape) banyak dibidik sebagai salah satu peluang usaha ikan hias. Mengingat masyarakat sekarang lebih menyukai hal yang mudah dan instan, maka keterampilan pembuatan aquarium dan setting aquascape menjadi salah satu pilihan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat penggemar ikan hias sekaligus menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan.

       Di akhir kesempatan Hadiono menandaskan bahwa peluang usaha ikan hias muncul karena bertumbuhnya Komunitas-Komunitas ikan hias di Kota Magelang seperti Komunitas Louhan Magelang, Komunitas Ikan Guppy, Komunitas Aquascape Magelang, dan Komunitas Ikan Predator Magelang. “Daya tarik ikan hias dan sudut pandang setiap individu manusia, berbeda dalam menilai keindahan dan kecantikan ikan sehingga menjadikan terbentuknya berbagai komunitas ikan hias tersebut,”imbuhnya. (among_wibowo, red)

Antisipasi Balita Gizi Buruk, Disperpa Kota Magelang Lakukan Pendekatan SKPG

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang melalui Bidang Ketahanan Pangan pada hari jumat, 22 Februari 2019 di Aula Dinas Pertanian dan Pangan Jl. Kartini No.3 Magelang melaksanakan kegiatan pembinaan bagi keluarga/orang tua yang mempunyai balita dengan kategori gizi buruk. Tujuan kegiatan ini untuk menekan angka balita kurang gizi di Kota Magelang. Dalam rangka pembinaan dan pemantauan pertumbuhan balita dengan status gizi buruk tersebut, Disperpa menggandeng OPD terkait antara lain Dinas Kesehatan, Puskesmas Magelang Utara, Puskesmas Magelang Tengah dan Puskesmas Magelang Selatan, Bappeda dan BPS.

Kepala Disperpa Kota Magelang Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Taat Sutjiati, menyampaikan bahwa kegiatan pembinaan dan pemantauan terhadap keluarga/orang tua yang mempunyai balita kategori gizi buruk merupakan bagian dari pendekatan pencegahan rawan pangan di Kota Magelang melalui pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Dikatakannya, SKPG salah satunya dilakukan dengan peramalan situasi pangan dan gizi, termasuk peramalan ketersediaan pangan dan pemantauan pertumbuhan balita.

Dalam kesempatan tersebut, diserahkan pula tali asih berupa paket susu, biskuit dan bubur bayi kepada 15 balita dari 3 kecamatan se-Kota Magelang yang mengalami kekurangan gizi. Tali asih ini merupakan wujud dari kepedulian dan intervensi Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Pertanian dan Pangan kepada masyarakat dengan sasaran warga yang berpotensi dan rawan terkena gizi buruk.

Di akhir kegiatan, Taat Sutjiati yang akrab dengan sapaan Cicik menekankan kepada pihak keluarga/orang tua sasaran kegiatan ini bahwa gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik, tubuh akan segar dan kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting untuk perkembangan otak. “Untuk itulah, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi si anak agar anak tidak mengalami kurang gizi, disamping juga harus mengetahui apa dan bagaimana kurang gizi itu,”tandasnya. (among_wibowo, red)

Genjot Peningkatan Kualitas SDM Pertanian Untuk Urban Farming, Disperpa Kota Magelang Geber Pelatihan Budidaya Tabulampot, Biofarmaka dan Vertikultur

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang pada bulan Pebruari 2019 menggenjot sejumlah pelatihan Urban Farming bagi masyarakat/penggiat tani Kota Magelang. Pelatihan-pelatihan tersebut antara lain pelatihan budidaya tabulampot, biofarmaka dan vertikultur. Tercatat selama 3 hari mulai 19-21 Pebruari 2019, bertempat di aula Disperpa Jl. Kartini No. 3 Kota Magelang, tak kurang dari 200 orang peserta dibekali ilmu dan ketrampilan tentang Budidaya Tabulampot, Biofarmaka dan Vertikultur. Peserta berasal dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Magelang Selatan, magelang Tengah dan Magelang Utara.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko di sela-sela acara menyatakan kegiatan yang merupakan amanat musrenbang Kota Magelang dan pokok-pokok pikiran DPRD Kota Magelang itu sangat penting sebagai modal dasar untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Kota Magelang dalam mewujudkan dan menggalakkan pengembangan urban farming di Kota Magelang. Kegiatan yang menghadirkan narasumber dan praktisi itu diharapkan mampu memberikan bekal ketrampilan bagi masyarakat/penggiat tani urban farming di Kota Magelang. “Kami berharap ke depan bisa muncul beberapa dari peserta ini yang sukses sebagai pelaku usaha agribisnis di Kota Magelang,”tambahnya.

Seperti diketahui narasumber dan praktisi yang dihadirkan dalam kegiatan ini adalah pakar di bidangnya masing-masing. Narasumber dan praktisi yang dihadirkan tersebut yaitu Suwandi Wihardjo (Erdi Garden Muntilan), H.Gunawan EP (Menoreh Herbal), Dr. Agus Suprapto, SP, MP dan Siti Nurul Iftitah, SP, MP (Untidar). Adapun metode pelatihan menggunakan komposisi 40% teori dan 60 % praktek sehingga diharapkan dalam proses pembelajaran, peserta dapat memperoleh ilmu dan ketrampilan pertanian terapan yang lebih baik.

Pada hari pertama Pelatihan Budidaya Tabulampot, peserta diberikan materi prinsip dasar teori dan praktek budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) dan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cangkok, stek, menyambung dan menempel. Selesai pelatihan, setiap peserta memperoleh bahan percontohan untuk dibawa pulang berupa bibit tanaman buah (3 jenis), pot plastik besar, pupuk, vitamin B dan pestisida.

Selanjutnya di hari kedua Pelatihan Biofarmaka, peserta mendapatkan materi pelatihan berupa teori dan praktek budidaya tanaman-tanaman obat/biofarmaka, prospek dan pemasarannya serta praktek pembuatan kosmetik dan jamu untuk pengobatan tradisional/herbal. Diharapkan dengan bekal kemampuan yang diperoleh tersebut peserta terdorong dapat memanfaatkan lahan-lahan tidur milik masyarakat maupun bengkok Pemerintah Kota Magelang. Lahan-lahan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman obat/biofarmaka secara komersial sehingga punya daya ungkit secara ekonomi bagi masyarakat perkotaan. Selesai pelatihan, peserta memperoleh bahan percontohan seperti bibit tanaman biofarmaka dan saprodi pendukungnya.

Sedangkan pada hari ketiga peserta memperoleh Pelatihan Budidaya Tanaman Secara Vertikultur. Manfaat dari pelatihan ini peserta dapat mempelajari dan praktek budidaya tanaman sayuran secara vertikultur. Teknik vertikultur penting mengingat dewasa ini ada tren semakin terbatasnya lahan-lahan pertanian produktif di perkotaan. Teknik budidaya tanaman secara vertikultur diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif bagi masyarakat pertanian di perkotaan tidak terkecuali Kota Magelang. Selain itu produk sayuran yang dihasilkan secara vertikultur juga dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan sayuran skala rumah tangga yang aman dikonsumsi masyarakat karena umumnya dibudidayakan secara ramah lingkungan (among_wibowo,red).

Tingkatkan Pelayanan Pengunjung Kawasan Gunung Tidar, Disperpa Lakukan MoU Dengan PT.Jasa Raharja Putera

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MagelangKota,- Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Pertanian dan Pangan dalam upaya meningkatkan pelayanan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengunjung saat berkunjung ke kawasan Gunung Tidar, pada hari Rabu, 20 Pebruari 2019 di Kebun Bibit Senopati, Jl. Diponegoro Magelang melaksanakan nota kesepahaman (MoU) dengan PT. Jasa Raharja Putera.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang, Ir. Eri Widyo Saptoko, M.Si menyatakan bahwa pembayaran premi asuransi pengunjung bersumber dari dana APBD Kota Magelang TA. 2019 sebagaimana diamanatkan UU Nomor 10 tahun 2009 tentang penyelenggaraan pariwisata yang beresiko tinggi diwajibkan untuk menyediakan asuransi bagi pengunjung. Dia menambahkan, dengan pembayaran premi dari Pemerintah, perusahaan yang sudah kenyang pengalaman dalam bisnis asuransi destinasi wisata tersebut wajib memberikan jaminan asuransi kecelakaan bagi pengunjung Kawasan Gunung Tidar.

 

Menurut Eri, pemberian jaminan asuransi ini merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk melindungi pengunjung apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan ketika berkunjung ke Gunung Tidar. “Bagi pengunjung yang mengalami kecelakaan dengan akibat cedera ringan/luka akan mendapatkan santunan berupa biaya pengobatan maksimal Rp 2 juta, sedangkan bila pengunjung mengalami cacat tetap atau meninggal dunia diberikan santunan maksimal Rp 10 juta.

Langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Magelang tersebut, lanjutnya, dimaksudkan pula untuk menyongsong “Ayo Ke Magelang 2020” sekaligus memperkuat branding “Magelang Kota Sejuta Bunga”. Kawasan Gunung Tidar yang berada pada ketinggian sekitar 500 m dpl yang saat ini dikelola UPT Kawasan Gunung Tidar selain berkembang sebagai destinasi wisata budaya yang bernuansa spiritual/religi, juga mulai melakukan inventarisasi plasma nutfah tanaman bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk rintisan menjadi kawasan Kebun Raya. Hal ini diharapkan dapat semakin mendukung terwujudnya branding “Magelang Kota Sejuta Bunga”.

Tren positif peningkatan jumlah pengunjung ke kawasan Gunung Tidar mulai tampak pada tahun 2018. Berdasarkan data yang direalese UPT Kawasan Gunung Tidar, jumlah kunjungan ke lokasi “Pakuning Tanah Jawa” tersebut pada tahun 2018 meningkat drastis dari tahun-tahun sebelumnya mencapai 97 ribu orang dan ditargetkan semakin meningkat pada tahun 2019 dan puncaknya diharapkan terjadi pada tahun 2020 saat pencanangan visit Magelang dengan tagline “Ayo Ke Magelang 2020”.

Guna menunjang target tersebut, selain fasilitas asuransi untuk pengunjung, Pemkot Magelang melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) saat ini terus membenahi berbagai fasilitas fisik yang antara lain direncanakan Gardu Pandang dan Monumen Tanah Air Satu Bangsa sehingga ke depan lokasi calon Kebun Raya tersebut menjadi lebih menarik dan semakin diminati pengunjung, baik untuk tujuan wisata religi maupun wisata edukasi pertanian (plasma nutfah). (among_wibowo,red)