Tandai Era Integrated Urban Farming, Kadisperpa Tanam Perdana Sayuran di 2 KWT

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG – Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Kadisperpa) Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko beserta jajarannya hari jumat (26/03/2021) menggelar tanam perdana berbagai jenis tanaman sayuran di 2 lokasi Kelompok Wanita Tani (KWT), masing-masing KWT Kartini kelurahan Wates dan KWT Sari Makmur kelurahan Kedungsari. Kegiatan ini selain dipersiapkan untuk mendukung program 100 hari program kerja Walikota Magelang juga untuk menandai era baru pengembangan pertanian perkotaan secara terpadu (integrated urban farming) di Kota Magelang. Hadir dalam tanam perdana sayuran tersebut para anggota dari kedua KWT. Sementara Kadisperpa didampingi antara lain Sekretaris Dinas, perwakilan Bidang Pertanian, perwakilan Bidang Ketahanan Pangan dan KJF Penyuluh Pertanian.

 

Dalam kesempatan itu Kadisperpa memaparkan terpilihnya 2 lokasi di KWT Kartini kelurahan Wates dan Sari Makmur kelurahan Kedungsari dilandasi pertimbangan kedua KWT sejauh ini konsisten berkegiatan dan menunjukkan kesungguhan untuk terus berkembang dan menjadi pioneer dalam budidaya sayuran di lahan-lahan sempit pekarangan yang dimilikinya. “Kami harapkan kedua KWT dapat menjadi contoh best practices pengelolaan tanaman sayuran bagi KWT-KWT lainnya yang juga sedang tumbuh di sejumlah lokasi Kota Magelang sekaligus mengawal 100 hari program kerja Walikota Magelang di sektor pertanian dan pangan,”bebernya.

 

 

Eri menjelaskan berbagai jurus dilakukan Disperpa untuk menjaga eksistensi sektor pertanian di Kota Magelang. Salah satunya dengan fokus menggenjot pemanfaatan pekarangan di perkotaan dengan sejumlah tanaman sayuran. Hal ini didasari kenyataan semakin sempitnya lahan pertanian yang berbentuk sawah dan tegalan. Saat ini, lanjutnya, luas lahan pertanian produktif di Kota Magelang tinggal menyisakan 142,83 ha sawah dan 18,51 ha tegalan saja, sedangkan luas lahan pekarangan (menurut data BPS tahun 2019) malah mencapai 1.234 ha. “Artinya ada potensi yang lebih besar untuk mengoptimalkan lahan pekarangan, mengingat luasannya yang mencapai hampir 8 kali lebih luas dibandingkan sawah dan tegalan yang kita miliki,”tandasnya.

 

Lebih lanjut terkait dengan situasi dan kondisi itulah Disperpa Kota Magelang saat ini lebih intens dan fokus dalam mengembangkan model pertanian perkotaan secara terpadu (integrated urban farming) di lahan sempit. Sejumlah komoditas didorong untuk dikembangkan masyarakat khususnya KWT, antara lain tanaman sayuran, tanaman biofarmaka, tanaman hias, ternak dan ikan.

 

 

Terinformasi hari jumat (26/03/2021), Kadisperpa, Eri Widyo Saptoko beserta jajarannya dan sejumlah anggota KWT Kartini kelurahan Wates melakukan penanaman secara tumpangsari sayuran cabai, kol bunga dan sawi putih di lahan demplot seluas kurang lebih 200 meter persegi yang dikelola KWT. Sementara di KWT Sari Makmur kelurahan Kedungsari, penanaman dilakukan di lahan seluas 150 meter persegi dengan jenis tanaman sayuran yang lebih beragam antara lain cabai, tomat, sawi pakchoy, selada merah, kangkung, bayam dan sawi hijau/caisim dengan 2 pola secara tumpangsari dan monokultur. Selama masa produksi sayuran, Disperpa menerjunkan Penyuluh Pertanian dan para THL untuk melakukan pendampingan dan pembinaan secara rutin dan intensif kepada KWT sehingga diharapkan produksi dan hasil panen sayuran lebih meningkat. Sejumlah pengurus dari kedua KWT berharap nantinya (akhir Mei 2021, red) dapat dilakukan panen bersama Walikota Magelang.

 

         Terpisah, Koordinator Penyuluh Pertanian, Among Wibowo mendukung upaya-upaya yang dilakukan instansinya (Disperpa, red) untuk terus fokus pada pengembangan urban farming. Pihaknya akan mengoptimalkan pendampingan dan pembinaan kepada KWT binaan Disperpa. Hal ini, katanya, karena saat ini urban farming di Kota Magelang menjadi solusi paling tepat menjawab tantangan jaman, sekaligus menunjukkan eksistensi sektor pertanian dan pangan Kota Magelang di tengah realita semakin derasnya konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Merespon aktivitas di kedua KWT, Among berharap dapat menjadi contoh yang baik bagi model penumbuhan KWT di setiap RT se-Kota Magelang. “Bisa dibayangkan kalau setiap RT memiliki KWT, insyaAllah ketahanan pangan masyarakat semakin meningkat, peluang munculnya sarana rekreatif di tengah masyarakat dan pastinya ketersediaan ruang terbuka hijau di Kota Magelang lebih baik,”pungkasnya. (amw, red)

Kapuslatluh KKP Kunker Ke KWT Nusa Indah 3, Kadisperpa : Budidaya Ikan Perkotaan Solusi Jitu Penyediaan Pangan Sehat Dan Bergizi

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG-Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Kadisperpa) Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko hari jumat (19/03/2021) di ruang kerjanya menegaskan masih pentingnya budidaya ikan perkotaan saat ini sebagai solusi jitu dalam upaya mendukung penyediaan pangan dari sub sektor perikanan yang lebih sehat dan bergizi bagi masyarakat. Terbatasnya lahan produksi, perlu disikapi dengan optimalisasi pemanfaatan lahan yang ada dan peningkatan kualitas dan kapasitas SDM perikanan. Hal ini diungkapkannya merespon kunjungan kerja (kunker) Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan (Kapuslatluh) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Lilly Aprilya Pregiwati ke Kelompok Wanita Tani (KWT) Nusa Indah 3, Jagoan Kelurahan Jurangombo Utara Kecamatan Magelang Selatan pada hari kamis lalu (18/03/2021).

Eri mengungkapkan dengan luas wilayah yang hanya 18,12 km2 dan tren penurunan luas lahan pertanian dan perikanan produktif setiap tahunnya, sektor pangan Kota Magelang khususnya sub sektor perikanan memerlukan upaya-upaya khusus untuk mendongkrak produksi dan diversifikasi produk. Kota Magelang, lanjutnya, dengan 3 kecamatan dan 17 kelurahan memiliki potensi lahan budidaya perikanan yang relatif kecil yaitu 6,3 ha. “Pemanfaatan ruang saat ini masih didominasi untuk pemukiman dan industri sehingga ketersediaan lahan perikanan terus menurun setiap tahunnya,”jelasnya.

Sejauh ini menurut Eri, pemanfaatan lahan untuk kegiatan perikanan lebih banyak memanfaatkan sebagian lahan persawahan, kebun hingga pekarangan rumah. Untuk itu, lanjut Eri, pengembangan perikanan di Kota Magelang dapat lebih dititikberatkan pada optimalisasi penggunaan aplikasi teknologi dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) perikanan. “Terlebih pada era kompetisi global saat ini, pelaku utama dan pelaku usaha perikanan dituntut memiliki kapabilitas dan kompetensi agar dapat eksis di tengah persaingan yang sangat dinamis,”tandasnya.

Senada dengan Kadisperpa, Kapuslatluh KKP Lily Aprilya Pregiwati menerangkan kegiatan budidaya perikanan di perkotaan memang lebih baik diarahkan untuk menjadi alternatif solusi penyediaan kebutuhan pangan yang sehat dan bergizi bagi masyarakat. Untuk itu, Lily menilai peran penyuluh perikanan sebagai agen perubahan (agent of change) perlu terus di upgrade agar memiliki kepekaan dalam menangkap peluang dan potensi usaha perikanan yang dapat dikembangkan oleh para pelaku perikanan di perkotaan. “Dalam hal ini, keberadaan penyuluh perikanan harus dapat dirasakan manfaatnya oleh para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan,”tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kapuslatluh juga berpesan agar kegiatan penyuluhan perikanan lebih dioptimalkan untuk mendorong peningkatan produksi dan produktivitas pelaku perikanan yang ada. Kegiatan penyuluhan perikanan di Kota Magelang diharapkan dilaksanakan pada sasaran perseorangan dan kelompok. Kelompok perikanan umumnya terdiri dari kelompok pembudidaya ikan (pokdakan), kelompok pengolah dan pemasar ikan (poklahsar) serta komunitas ikan hias.

Terinformasi Kapuslatluh KKP, Lily Aprilya Pregiwati didampingi Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal melakukan kunker ke KWT Nusa Indah 3 Kota Magelang serta sejumlah pelaku utama dan pelaku usaha di Kota Magelang. Kegiatan inti kunker dihelat di area kolam budidaya ikan KWT Nusa Indah 3. Kapuslatluh beserta rombongan disambut langsung oleh Kadisperpa beserta jajarannya, Camat Magelang Selatan, Lurah Jurangombo Utara, pemuka/tokoh masyarakat serta sejumlah tamu undangan.

KWT Nusa Indah 3 yang berdiri tahun 2016 dengan keanggotaan 37 orang itu memiliki kegiatan utama budidaya ikan sistem resirkulasi yang dikombinasikan dengan budidaya tanaman sayuran (hortikultura). Menurut Ketua KWT Nusa Indah 3, Nur Kholifah Budiase, luas lahan budidaya ikan kelompok sebesar 250 m2 dengan komoditas utama adalah lele. Pemasaran hasil budidaya kelompok diprioritaskan untuk mencukupi kebutuhan ikan konsumsi masyarakat sekitar dan sebagian lagi dijual dalam bentuk olahan ikan. “Alhamdulilah tahun 2020 KWT Nusa Indah 3 sudah berhasil meraih Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) dari Dirjen Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan. Sertifikat CBIB tadi sudah diserahkan oleh Kapuslatluh kepada kami di sela-sela acara,”jelasnya.

Setelah mengunjungi kolam KWT Nusa Indah 3, Kapuslatluh beserta rombongan mengunjungi unit pengolahan ikan (UPI) kelompok “Bonmino” dengan produk utama abon lele. Kapuslatluh menyapa siswa-siswa LPK yang praktik magang di UPI. Selanjutnya para siswa LPK akan diberangkatkan ke Jepang bulan depan. Kapuslatluh juga singgah dan meninjau usaha aquascape di kelompok “Mina Tidar” di kompleks Sasana Mina Kota Magelang. Kelompok Mina Tidar beranggotakan 13 orang, dengan kegiatan utama berupa pemasaran ikan hias yang area pemasarannya menjangkau hingga wilayah karesidenan kedu dan sekitarnya.

     Terpisah Koordinator penyuluh perikanan Kota Magelang, Kurnia Hardjanto menambahkan pelaksanaan penyuluhan perikanan di Kota Magelang didukung dengan keberadaan penyuluh perikanan di setiap kecamatan dan penyuluh swadaya. Penyuluh swadaya berasal dari unsur pelaku utama, dengan beberapa bidang keahlian antara lain budidaya ikan, pengolahan ikan, aquascape dan ikan hias. “Ke depan, penyuluh swadaya didorong dapat bertambah seiring kebutuhan pembinaan bagi pelaku perikanan,”pungkasnya. (among_wibowo, red)

Cuaca Ekstrim, Panen Ubinan Padi Sawah Binaan Disperpa Tetap Tinggi

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG – Cuaca ekstrim yang ditandai dengan intensitas curah hujan yang sangat tinggi hampir di semua wilayah Indonesia tak menghalangi semangat petani Kota Magelang untuk terus berkontribusi dalam produksi pangan. Kondisi ini tampak dalam kegiatan panen ubinan padi di kampung Tulung kelurahan Magelang hari senin kemarin (01/03/2021). Meskipun cuaca tidak bersahabat (baca intensitas curah hujan tinggi, red), nyatanya panen ubinan padi sawah petani masih tinggi, 8,75 ton GKP/ha.

Adalah Sumadi, ketua poktan Subur Makmur kelurahan Magelang yang panen padi varietas Inpari 43. Bersama Penyuluh Pertanian dan Petugas Lapangan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang, Sumadi melaksanakan ubinan padi varietas Inpari 43 di lahan seluas 0,2 hektar. Hasil panen ubinan padi sawah menunjukkan hasil yang sangat signifikan, 8,75 ton GKP/hektar, melebihi rata-rata hasil capaian petani di Jawa Tengah yang hanya di kisaran 6,5-6,8 ton GKP/hektar.

Kepala Disperpa Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko hari selasa (02/03/2021) di ruang kerjanya menyambut gembira hasil positif ubinan padi yang ditorehkan petani. Eri mengapresiasi produksi padi petani yang masih tetap tinggi di tengah-tengah tantangan cuaca ekstrim saat ini. “Tetap waspada terhadap cuaca ekstrim dan hasil ubinannya tolong dipertahankan, syukur bisa ditingkatkan dengan terus menerapkan prinsip-prinsip Budidaya Tanaman Sehat,”tegasnya.

Sampai saat ini, lanjut Eri, sektor pertanian masih berkontribusi positif terhadap perekonomian di Kota Magelang. Sekitar142,83 ha lahan pertanian masih berbentuk sawah irigasi teknis yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian, khususnya tanaman pangan dan hortikultura, peternakan dan perikanan. “Sasaran produksi padi sawah tahun ini (2021) adalah 1.894ton GKP. Angka ini diperoleh dari target luas panen 315 ha dengan rata-rata produktivitas lahan 6,013 ton GKP/ha,”tegasnya.

Terpisah Sumadi, ketua poktan Subur Makmur Kp.Tulung kelurahan Magelang mengucapkan terima kasih atas kesempatan ubinan padi di lokasi sawahnya tahun ini. Hasil tersebut lanjutnya sudah cukup baik daripada rata-rata hasil panen petani. “Alhamdulillah dari giat ubinan ini dapat memberikan kami gambaran produksi yang menggembirakan akan kami raih nantinya,”ujarnya.

Ditambahkannya resep dari hasil ubinannya tak lain karena pemilihan varietas, perbibitan, olah tanah hingga panen dilaksanakan sesuai anjuran petugas Disperpa. “Dengan kombinasi prinsip-prinsip budidaya tanaman yang baik, serangan OPT dapat diminimalkan dan produksi padi saya bisa maksimal,” jelasnya.

         Menurut Ahmad Sholikhun, Kasi Tanaman Pangan Hortikultura, kegiatan ubinan penting secara rutin dilaksanakan untuk monitoring trend produktivitas pertanian sekaligus sebagai data dasar penyusunan target produksi Kota Magelang pada tahun-tahun selanjutnya. Sementara Among Wibowo, penyuluh pertanian wilayah kecamatan Magelang Tengah mengungkapkan ubinan dilaksanakan dengan pemilihan 3 titik sampling pada lahan milik Sumadi. Selanjutnya dilaksanakan ubinan dimana setiap titik sampling berupa petakan 2,5 m x 2,5 m. Hasil panenan ditimbang dan hasilnya dikonversi ke produktivitas (ton/ha) dengan angka pengali 1,6. “Dari hasil ubinan diperoleh angka-angka 6,3 kg, 4,9 dan 5,2 kg sehingga rata-rata 5,47 kg per petak atau setara 8,75 ton GKP/ha,”pungkasnya.(amw, red)

Tembus 1 Juta Visitor, Kadisperpa Targetkan Website Disperpa Jadi Corong Urban Farming

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG-Website Dinas Pertanian dan Pangan Kota (Disperpa) Magelang akhirnya mengukir sejarah publikasi di Kota Magelang. Setelah 8 tahun beroperasi, website plat merah yang beralamat di http://pertanian.magelangkota.go.id itu sukses menarik minat pembaca lebih dari 1 juta visitor (pengunjung, red). Tak ayal banyak pihak merespon positif capaian fenomenal publikasi pertanian online di Kota Sejuta Bunga itu.

Kadisperpa, Eri Widyo Saptoko hari kamis (18/02/2021) ditemui di ruang kerjanya mengapresiasi capaian jumlah pengunjung website Disperpa. Eri berharap website pertanian.magelangkota.go.id dapat terus berkembang, memberikan inspirasi sektor pertanian bagi masyarakat perkotaan. Ke depan, lanjutnya, saya berharap website ini dapat dikelola lebih baik, berkontribusi sekaligus sebagai corong kegiatan Urban Farming. “Saya menaruh harapan besar, respon publik terhadap publikasi yang dihadirkan website Disperpa juga diikuti semangat semua stake holder untuk terus membangun dan mengembangkan kegiatan Urban Farming di Kota Magelang,”katanya.

Sementara itu, Among Wibowo, salah satu admin website pertanian.magelangkota.go.id, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya atas capaian tersebut. Menurutnya, capaian tersebut buah dari kerjasama dan dukungan yang baik dari semua tim publikasi Disperpa. Dalam kesempatan tersebut, ia mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT karena sejumlah tulisan di website mampu menjadi trend setter dan menarik minat masyarakat untuk terjun lebih jauh dan menggeluti dunia pertanian di perkotaan. “Alhamdulillah, semoga publikasi dan tulisan-tulisan di website dapat menjadi inspirasi masyarakat untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga melalui kegiatan Urban Farming sebagaimana harapan Kadisperpa,”jelasnya.

Terinformasi secara statistik, perkembangan jumlah visitor (pengunjung) di website Disperpa dari tahun ke tahun sangat menggembirakan dan membanggakan. Pada periode pertama, terutama pada awal 5 tahun pertama beroperasinya website (2013-2018) jumlah visitor masih rendah. Rata-rata masih di kisaran 200-400 visitor per hari. Selanjutnya pada periode kedua, tahun 2019-2020, jumlah visitor sudah mencapai 700-1.400 orang per hari. Puncaknya pada awal tahun 2021, jumlah pengunjung tak terbendung sudah di atas 1.500 orang per hari. Bahkan beberapa sudah mendekati jumlah kunjungan per hari mencapai hampir 2.000 visitor.

Terpisah, Anin, salah satu visitor yang sering mengunjungi website pertanian.magelangkota.go.id mengakui terinspirasi dengan sejumlah tulisan terkait Urban Farming di media online tersebut. Hal ini mendorong dirinya dan kawan-kawannya tertarik untuk menekuni dunia pertanian mulai dari teknologi hidroponik hingga usahatani anggrek. “Awalnya saya menekuninya sebagai hobi, namun bersama sejumlah kawa-kawan saat ini kami sudah mulai merambah bisnis pertanian secara online,”ungkapnya.

        Lain halnya dengan Basuki, salah satu petani di Kota Magelang. Basuki menilai pemberitaan pertanian secara online sangat positif karena dapat mempercepat penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada petani maupun pengguna lainnya. “Sekarang tergantung kitanya saja, mau atau tidak mengakrabi publikasi online (website),”pungkasnya. (amw, red)