• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Disperpa Kota Magelang–DKP Jateng Tebar 275 Ribu Benih Ikan Di Perairan Umum Kota Magelang

on .

MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah menggelar tebar benih ikan (restocking) nila, nilem, tawes dan karper di perairan wilayah Kota Magelang pada Jumat lalu (12/07). Kegiatan diikuti pemangku wilayah, pemuka dan tokoh masyarakat, komunitas perikanan Pepiling Sungaiku, kelompok pembudidaya ikan, Masyarakat Perikanan Kota Magelang (MPKM), mahasiswa Universitas Tidar Kota Magelang dan warga masyarakat sekitar. Adapun titik kumpul di bantaran Sungai Manggis, jalan Barito Nomor 2 Kelurahan Kedungsari Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko melalui Kasi Perikanan, Windo Atmoko mengatakan benih ikan yang ditebar mencapai 275 ribu ekor. Benih ikan berasal dari kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Cabang Dinas Kelautan Wilayah Selatan DKP Provinsi Jawa Tengah. Benih ikan ditebar di 27 titik di seluruh perairan umum Kota Magelang. Menurutnya kegiatan tebar benih ikan akan menjadi agenda rutin berkelanjutan yang dilaksanakan di perairan umum Kota Magelang dengan melibatkan seluruh kalangan masyarakat dan berbagai pihak terkait nantinya. Pengelolaan perairan umum, lanjutnya, sebagai salah satu upaya kegiatan perikanan dalam memanfaatkan sumberdaya secara berkesinambungan sehingga perlu dilakukan secara bijaksana. “Kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan umum melalui kegiatan penangkapan dan budidaya punya kecenderungan semakin tidak terkendali, dimana jumlah tangkap tidak lagi seimbang dengan daya pulihnya,”jelasnya. 

Windo menambahkan kegiatan restocking ini juga sudah dilakukan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Namun demikian tetap perlu adanya dukungan dari pihak terkait khususnya Pemerintah Daerah (Pemda) masing-masing melalui instansi dan pelaku usaha perikanan. Adapun manfaat kegiatan restocking ini terutama menambah stock ikan tangkapan untuk ditebarkan di perairan umum yang dianggap telah mengalami krisis akibat padat tangkap atau tingkat pemanfaatannya yang berlebihan. “Jadi perlu saya pertegas bahwa tujuan restocking selain menambah stock ikan agar dapat dipanen sebagai ikan konsumsi, juga bertujuan mengembalikan fungsi dan peran perairan umum sebagai ekosistem akuatik yang seimbang,”ujarnya.

        Terinformasi Disperpa Kota Magelang menjalin kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah untuk menyelenggarakan kegiatan tebar benih ikan (restocking) di perairan wilayah Kota Magelang. Kegiatan ini memiliki 3 tujuan sekaligus. Pertama untuk menambah populasi ikan dalam perairan. Kedua untuk mengembangkan jenis ikan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk konsumsi atau pemancingan. Dan ketiga untuk menjaga keseimbangan populasi ikan di perairan. Adapun alasan pemilihan komoditas ikan yang ditebar berupa nila, nilem, tawes dan karper dengan pertimbangan keempatnya dikenal sebagai ikan lokal yang dapat berkembang di perairan Kota Magelang. (among_wibowo, red)

Belum 2 Jam, 200 Kg Beras Medium Produksi Mitra Binaan Disperpa Ludes Diserbu Pengunjung CFD Rindam

on .

MAGELANG – Stan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang di Car Free Day (CFD) Rindam minggu (14/07) kembali menuai perhatian masyarakat. Memasarkan beras Toko Tani Indonesia (TTI) produksi Gapoktan Sri Rejeki Kelurahan Magelang, tidak sampai 2 jam stok 200 kg beras medium itu ludes diserbu pengunjung CFD. Puluhan pengunjung silih berganti membeli beras yang hanya dibanderol Rp 8.800/kg atau Rp 44.000 per kemasan 5 kg itu. Respon positif masyarakat tersebut tentu saja bermakna ganda bagi kinerja Disperpa. Selain berkontribusi dalam pengendalian harga beras di Kota Magelang, Disperpa juga berhasil meningkatkan level kinerja Gapoktan binaan Disperpa (Sri Rejeki, red) menjadi Gapoktan produsen beras subsidi bagi Toko Tani Indonesia (TTI) di Kota Magelang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko melalui Kasi Ketersediaan dan Distribusi Pangan, M.Makfud menyatakan pihaknya mengapresiasi promosi beras medium pada kegiatan CFD sehingga dapat meraih respon positif dari masyarakat pengunjung. Menurutnya kegiatan CFD sangat penting untuk ajang mempromosikan semua bentuk layanan maupun produksi yang dihasilkan oleh Disperpa, baik melalui UPT maupun mitra binaannya. “Alhamdulillah kali ini kami sudah dapat mempromosikan sekaligus ujicoba pemasaran beras medium produksi Gapoktan Sri Rejeki.,”ungkapnya.

Makfud menjelaskan soal kegiatan penyediaan beras medium untuk Toko Tani Indonesia, Kota Magelang memang mendapatkan alokasi satu Gapoktan sebagai operator kegiatan Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM), yaitu Gapoktan Sri Rejeki. Kementerian Pertanian, lanjutnya, melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) memberikan bantuan dalam bentuk alat dan mesin pertanian untuk prosesing beras senilai kurang lebih Rp 100 juta (saat ini masih proses pengadaan di tingkat Provinsi) dan dana operasional Rp 60 juta. Namun saat ini kegiatan penyediaan beras medium sudah berjalan dan mampu memproduksi sekitar 4 ton beras medium dalam kurun waktu 2 bulan terakhir.

Dia menambahkan pertimbangan dilaksanakannya kegiatan LUPM tidak lain karena seringnya harga komoditas pangan mengalami fluktuasi yang dapat merugikan petani, pelaku distribusi, dan konsumen baik secara ekonomi maupun kesejahteraan. Permasalahan utama yang terjadi selama ini yaitu tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen yang mengakibatkan keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha. “Harga yang tinggi di tingkat konsumen tidak menjamin petani (produsen) mendapatkan harga yang layak, sehingga diperlukan keseimbangan harga yang saling menguntungkan, baik di tingkat produsen maupun tingkat konsumen,”katanya.

 

Penyuluh Pertanian Magelang Tengah, Among Wibowo selaku pendamping kegiatan LUPM Gapoktan Sri Rejeki menambahkan berdasarkan permasalahan yang sudah disampaikan oleh Kasi Ketersediaan dan Distribusi Pangan itulah Kementerian Pertanian pada akhirnya melakukan terobosan sebagai solusi permanen mengatasi gejolak harga pangan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM). Menurutnya kegiatan tersebut dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok strategis, rantai distribusi pemasaran yang terintegrasi agar lebih efisien, harga konsumen dapat ditransmisikan dengan baik kepada harga petani (produsen), informasi pasar antar wilayah berjalan dengan baik, mencegah terjadinya Patron-Client (pemasukan pangan ke pasar suatu wilayah hanya boleh dipasok oleh pelaku usaha tertentu) dan mencegah penyalahgunaan marketpower oleh pelaku usaha tertentu. “Kegiatan LUPM secara tidak langsung berperan dalam mengatasi anjloknya harga pada masa panen raya dan tingginya harga pada saat paceklik. Selain itu LUPM menjadi instrumen Pemerintah untuk menahan gejolak harga dalam situasi tertentu, sebagai mekanisme yang berkelanjutan baik pada saat suplai melimpah dan kurang atau sebagai stabilisator, dalam menjaga pasokan pangan pemerintah bersama masyarakat,”jelasnya.

        Ditempat terpisah, pengurus Gapoktan Sri Rejeki M.Slamet Haryanto menegaskan kegiatan LUPM di Gapoktan Sri Rejeki, sudah berjalan hampir 2 bulan dan mensupply sekitar 4 ton beras medium ke sejumlah TTI di Kota Magelang. Bahkan sampai bulan Juli ini, produk berasnya 2 kali dipromosikan Disperpa di Soropadan Agro Expo 2019 dan CFD Rindam. Gapoktannya berkomitmen terus memproduksi beras medium untuk TTI. Semoga nantinya bantuan alsintan untuk prosesing dalam jangka panjang dapat memberi nilai tambah untuk panenan petani di Kota Magelang, khususnya di Gapoktan Sri Rejeki,”timpalnya (amw, red)

Gelar Jumat Sehat, Ratusan Karyawan Disperpa Jalan Pagi Untuk Solidkan Team Work dan Kuatkan Chemistry

on .

MAGELANG- Memasuki semester II pelaksanaan program dan kegiatan tahun anggaran 2019, keluarga besar Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang hari jumat (12/07) melaksanakan jalan pagi bersama dengan rute terdekat (jalan Kartini-jalan Veteran-jalan Diponegoro). Kegiatan yang dikuti ratusan pegawai PNS dan THL di lingkup Disperpa itu dimaksudkan untuk mempersolid team work dan memperkuat chemistry (ikatan emosional, red) lintas Bidang maupun antar karyawan di Disperpa.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko pada apel pagi sebelum dilaksanakannya jalan pagi mengharapkan kegiatan jalan sehat atau yang sejenis dapat dikembangkan di sela-sela kesibukan bekerja. Terkadang, lanjutnya, kita sebagai pegawai ini terlalu sibuk bekerja hingga lupa lingkungan di sekitarnya. “Oleh karena itu, saya mengajak Bapak, Ibu dan saudara-saudara semua untuk mengembangkan budaya salam dan sapa serta menumbuhkan aura yang positif kepada rekan kerja maupun masyarakat yang dilayani dan lingkungan di sekitarnya, “ujarnya di hadapan peserta apel pagi Disperpa.

Pada kesempatan apel pagi, Eri juga berbagi cerita kunjungannya di Kampung Adat Samin di Kabupaten Blora. Dia mengatakan meskipun adat Samin dikenal relatif tertutup, tapi bila dilihat dari dekat masyarakat Samin sebenarnya sangat pandai dan maju dalam mengelola sektor pertanian. Mereka sudah menerapkan Integrated Farming secara mandiri. Setiap Keluarga di kampung Samin mengelola pertanian padi sawah, jagung dan ternak kambing. Adapun kolam ikan dan ternak sapi dikelola secara bersama-sama di kandang komunal. “Hasil panenan diprioritaskan untuk konsumsi keluarga, kalaupun ada sisa baru dijual ke luar,”ceritanya.

      Dikatakannya, kunjungan ke kampung adat Samin membuktikan bahwa ibarat sebuah baterai HP atau perangkat elektronik lainnya, manusia itu perlu dicharge dengan wawasan, kegiatan maupun pengalaman baru di luar core business (pekerjaan inti, red) misalnya dengan melakukan kegiatan olahraga maupun kegiatan sosial bersama rekan kerja di kantor. Hal ini penting mengingat sebagian besar waktu para karyawan sudah banyak dihabiskan di kantor, sehingga ada resiko mengalami kejenuhan. "Kelihatannya sepele namun penting untuk memperkuat chemistry antar karyawan. Bahkan bila diperlukan kegiatan out bound bisa dilaksanakan secara reguler sebagaimana di perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN,”ungkapnya sambil mengingat kembali kesuksesan pelaksanaan outbound Disperpa tahun 2018 di wilayah Sleman. (among_wibowo, red)