• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

SAE Resmi Dibuka Mentan RI, Ditinjau Wawali, Ratusan Anggrek Disperpa Kota Magelang Ludes Diserbu Kolektor dan Hobiis

on .

MAGELANG- Menteri Pertanian RI yang dalam hal ini diwakili Dirjen Hortikultura, Suwandi hari ini, kamis (04/07) tepat pukul 10.00 WIB resmi membuka pameran pertanian tahunan Soropadan AgroExpo (SAE) 2019. Stan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang langsung diserbu kolektor maupun hobiis anggrek dari sejumlah daerah di Jawa Tengah. Bahkan stok komoditas unggulan Kota Magelang ini sampai harus beberapa kali disupply kembali demi memenuhi kebutuhan pengunjung stan.

Yang lebih menarik lagi, selain memasarkan produk unggulannya stan Disperpa juga memberikan souvenir berupa welcome drink dawet Aloe vera kepada setiap pengunjung yang hadir sehingga menambah antusias masyarakat untuk berkunjung ke stan lebih lama. Setiap hari direncanakan ada pembagian souvenir yang berbeda antara lain nasi bakar, susu segar dan gethuk khas Magelang.

Berdasarkan informasi ratusan anggrek berbagai jenis dan ukuran langsung ludes dalam 6 jam pertama. Mulai anggrek Phalaenopsis (bulan), Dendrobium hingga Vanda berbagai ukuran habis diborong kolektor dan hobiis anggrek. Sejumlah produk lainnya seperti olahan aloe vera, beras TTI, telur asin, peyek peto, sambal mangut dan bandeng presto juga turut laris diminati pengunjung pameran.

Wahyu, salah satu pembeli anggrek dari Semarang mengatakan setiap tahunnya ia dan keluarga selalu membeli anggrek di stan Disperpa Kota Magelang. Menurutnya anggrek Magelang sudah kondang dan memiliki warna dan tampilan yang lebih bagus dibandingkan anggrek dari lokasi lain. “Seperti jargon di komunitas saya, apapun hobi tanamannya kalau beli anggrek pastikan anggrek Magelang,”tukas Wahyu yang saat ini sudah mengoleksi sekitar 20 jenis anggrek.

Antusiasme pengunjung terhadap stan Disperpa Kota Magelang ini tak luput dari perhatian Wakil Walikota Magelang, Windarti Agustina dan Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko. Dalam kesempatan meninjau stan pameran Disperpa, Wakil Walikota Magelang, Windarti menyatakan kegembiraannya karena Disperpa dapat semakin eksis dalam membawa nama Kota Magelang khususnya di sektor pertanian. Windarti mengharapkan Disperpa dapat mendorong para pelaku utama dan pelaku usaha di sektor pertanian untuk menjalin sinergi. Pelaku utama dan pelaku usaha, lanjutnya, akan semakin maju dengan memanfaatkan teknologi informasi dan sejumlah aplikasi untuk pemasaran produknya. “Akan semakin banyak produk-produk unggulan pertanian, peternakan dan perikanan yang bisa dipasarkan kepada konsumen,”ujarnya.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko menambahkan pihaknya sangat senang dan bangga Disperpa dapat terus konsisten selama 9 kali mengikuti ajang SAE. Dia menegaskan bahwa dunia pertanian tak terkecuali di Kota Magelang harus semakin mampu memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi termasuk pemanfaatan sejumlah aplikasi untuk pemasaran hasil pertanian (Agrojowo, red) yang baru saja dilaunching Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sesaat sebelum Pembukaan SAE oleh Dirjen Hortikultura Kementan. “Intinya pemasaran hasil pertanian harus semakin pendek rantai distribusinya sehingga petani dapat memperoleh margin secara optimal,”katanya.


Sementara itu, Penyuluh Pertanian Kota Magelang, Among Wibowo saat mendampingi widyawisata 20 orang petani Kota Magelang ke SAE 2019 memaparkan harus ada resep untuk meminimalkan dampak harga produk pertanian yang sewaktu-waktu bisa jatuh dan merugikan petani. Mengutip statement Dirjen Hortikultura, Suwandi, karena harga jatuh merupakan akibat maka yang perlu dicari adalah faktor pembentuk harga. Ada 5 faktor yang harus diperhatikan yaitu efisiensi input (pupuk, red) dalam sistem produksi, peningkatan kelas kelembagaan petani (koperasi, BUMP, CV dan PT), hilirisasi produk pertanian, jalinan kemitraan antara produsen (petani) dan konsumen (terutama perusahaan besar) dan penerapan One Region One Price (satu lokasi satu harga). “Bila kelimanya dapat diimplementasikan maka petani akan semakin berjaya dan sejahtera,”imbuhnya.

         Terinformasi Soropadan Agro Expo (SAE) 2019 akan berlangsung mulai hari kamis-senin, 4-8 Juli 2019 di Pusat Pelayanan Agribisnis Petani (PPAP) Sndeng prestooropadan. Jl Raya Magelang-Semarang KM.13, Soropadan, Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah menyajikan sejumlah kegiatan dan penjualan produk-produk pertanian di 120 stan pameran dari seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. (amw, red)

Usung Konsep Kota Toea, Disperpa Kota Magelang Promosikan Produk Unggulan Pertanian Kota Magelang

on .

MAGELANG-Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang kembali mempromosikan produk unggulan pertanian Kota Magelang melalui kegiatan Soropadan Agro Expo (SAE) 2019. Kegiatan berlangsung mulai hari kamis-senin, 4-8 Juli 2019 di Pusat Pelayanan Agribisnis Petani (PPAP) Soropadan. Jl Raya Magelang-Semarang KM.13, Soropadan, Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (Jateng).

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko menyatakan sebagai delegasi Kota Magelang di even tahunan itu Disperpa sudah berpartisipasi sebanyak sembilan kali, dan kali ini mengusung konsep Kota Toea sebagai pengingat Magelang sebagai Kota tertua keempat di Indonesia setelah Palembang, Salatiga dan Kediri. Eri berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang untuk mempromosikan Kota Magelang Moncer Serius sekaligus memperkuat branding Magelang Kota Sejuta Bunga (MKSB). “Selain itu yang tidak kalah pentingnya, kami juga ingin mempromosikan potensi pertanian perkotaan di Kota Magelang,”tegasnya.

Eri menjelaskan selain desain dan tampilan stand Disperpa yang terbilang megah, sejumlah produk pertanian, pangan, peternakan dan perikanan unggulan juga ditampilkan. Dia berharap dari kegiatan pameran ini produk dan pelaku utama/pelaku usaha di bidang pertanian tersebut dapat semakin go public, semakin dikenal di luar daerah. “Disperpa sudah memiliki sejumlah pelaku utama binaan yang dapat dibanggakan, mulai dari tanaman hias/anggrek/aglaoenema, peternakan (RPH, Puskeswan, ternak kelinci prestasi), perikanan dan terakhir Gapoktan Sri Rejeki yang mulai sukses memproduksi beras untuk supply ke Toko Tani Indonesia. Poktan Kenikir juga akan tampil sendiri dengan sejumlah produk tanaman hias aglaonema di SAE 2019 ini. Kami berharap mereka semua sebagai mitra Disperpa dapat berkembang usahanya,”jelasnya.

Ditanya produk unggulan yang akan ditampilkan, Eri mengatakan produk unggulan yang ditampilkan cukup banyak. Tapi untuk membuat penasaran calon pengunjung SAE, dia tidak memaparkan secara detail produk-produk yang ditampilkan. “Yang jelas setiap tahun, stan Disperpa selalu banjir pengunjung khususnya para penggemar anggrek dan aglaonema,”timpalnya.

Terinformasi penyelenggaraan Soropadan Agro Expo (SAE) 2019 merupakan salah satu pameran pertanian terbesar di Provinsi Jawa Tengah dan khusus tahun ini menurut informasi akan dibuka langsung Menteri Pertanian, Amran Sulaiman dan dihadiri setidaknya 15 Duta Besar Negara Sahabat. SAE 2019 kali ini mengangkat tema “Korporasi Petani dan Integrasi Teknologi Informasi Menuju Petani Semakin Sejahtera”. Tahun ini SAE bakal memperkenalkan cashless, cara melakukan pemasaran produk-produk pertanian menggunakan teknologi informasi, peluncuran aplikasi android Agro Jowo, business matching, dan masih banyak lagi.

Sebanyak 120 stan pameran dari Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan pengusaha swasta akan memeriahkan gelaran SAE 2019. Diperkirakan akan ada bussines matching yang tindak lanjutnya menggunakan digital. Kegiatan ini mempertemukan sekitar 20 pengusaha dengan penjualnya dan sudah terinventarisir produk-produknya unggulan apa yang akan dilakukan bussines matchingnya. Saat bussines matching berlangsung akan dilakukan negosiasi, dengan harapan akan terjadi kesepakatan jangka panjang. Sehingga para petani memiliki kepastian siapa yang akan menampung produknya. (among_wibowo, red)

Antisipasi Dampak Musim Kemarau Panjang, Disperpa Kota Magelang Rakor Intensifikasi Padi dan Palawija

on .

MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang selasa (02/07) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pengembangan Intensifikasi Padi dan Palawija di aula Disperpa. Rakor dihadiri Narasumber KTNA Provinsi Jawa Tengah, Penyuluh Pertanian Kota Magelang dan sekitar 30 orang pengurus kelompok tani (poktan) se-Kota Magelang. Agenda Rakor membahas intensifikasi padi dan palawija serta pengaturan pola tanam dan tata kelola air irigasi sebagai antisipasi terhadap datangnya musim kemarau panjang tahun ini sebagai dampak perubahan iklim.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam pengarahannya yang disampaikan Kasi Tanaman Pangan dan Hortikultura,Ahmad Sholikhun menyatakan pentingnya untuk mengintensifkan lahan pertanian di Kota Magelang mengingat semakin sempitnya lahan sawah produktif. Menurutnya pemilihan jenis tanaman perlu disesuaikan dengan ketersediaan air, karena berkaitan dengan kelangsungan hidup tanaman tersebut. “Sawah di Kota Magelang selama ini pola tanamnya padi-padi-padi. Ini yang perlu diubah menjadi padi-padi-palawija/hortikultura,”ujarnya.

Ahmad Sholikhun menegaskan petani di Kota Magelang perlu segera mengubah mindset pola tanam yang selama ini dijalankan. Pihaknya sangat menyayangkan sikap petani yang kadang seringkali terkesan memaksakan tanam padi sementara ketersediaan air tidak mencukupi hingga akhir pertanaman.”Monggo Bapak Ibu petani yang hadir di sini (aula) bisa mengevaluasi dan mengantisipasi kegiatan budidaya sehingga tidak terjadi dampak yang merugikan diri sendiri akibat kekeliruan pemilihan jenis tanaman pada saat air terbatas,”jelasnya.

Sejalan dengan arahan Disperpa, Kusnindaryanto, narasumber yang sekaligus pengurus KTNA Provinsi Jawa Tengah memberikan solusi cerdas untuk petani. Menurutnya pada saat air irigasi melimpah, petani bisa saja mengusahakan budidaya mina padi(perpaduan budidaya padi dan kolam ikan). Sedangkan pada saat kemarau panjang, karena ketersediaan air terbatas bisa berbudidaya tanaman palawija seperti jagung, kedelai dan sayuran. “Monggo dicoba bila ketersediaan air melimpah, saya menyarankan panjenengan untuk melaksanakan mina padi. Keuntungan berlipat karena sekali panen bisa dapat padi dan ikan dalam waktu yang hampir bersamaan,”tegasnya memotivasi peserta rakor.

Sementara itu Penyuluh Pertanian Madya, Among Wibowo dalam kesempatan Rakor meminta jajaran pengurus poktan di Kota Magelang untuk benar-benar merapatkan barisan mengantisipasi dampak cuaca ekstrim seperti kemarau panjang. Dia menekankan agar petani dapat menanam komoditas yang dibutuhkan pasar, tidak asal tanam jenis komoditas yang mungkin tidak laku di pasar. “Produksi apa yang dibutuhkan pasar, jangan hanya memasarkan apa yang bisa diproduksi karena belum tentu laku,”katanya.

Terkait prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) bahwa musim penghujan tahun ini baru akan turun sekita Oktober, Among menilai sebagai bagian dari dampak perubahan iklim global khususnya El Nino Southern Oscilation (ENSO) diyakini sebagai penyebab kekeringan. Bila benar-benar terjadi dampak untuk petani jelas terasa. Di beberapa daerah, lanjutnya, tanaman padi berakhir puso bahkan gagal panen. “Perlu respon cepat dengan menyiagakan pompa air terutama dari sungai untuk mendukung kegiatan pertanian,” tukasnya.

       Di akhir kegiatan, Among meminta petani untuk tidak memaksakan diri tanam di musim kemarau panjang. Dan ini membutuhkan penyuluhan dari pemerintah dan kearifan lokal untuk waktu tanam yang tepat. “Silakan berkonsultasi dengan penyuluh pertanian masing-masing, juga berbagi pengalaman antar petani di dalam organisasi tani,” timpalnya (amw, red)