• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Dorong Tumbuhnya UMKM Perikanan, Disperpa Kota Magelang Gelar Pelatihan Teknologi Budidaya Perikanan

on .

MAGELANG-Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang kembali menggelar pelatihan di sub sektor perikanan bagi pelaku utama dan pelaku usaha perikanan. Kali ini pelatihan yang mengambil judul Teknologi Budidaya Perikananitu dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada hari Rabu – Kamis, 24–25 April 2019 di Balai RW 5 Kelurahan Potrobangsan. Peserta pelatihan sejumlah 25 orang terdiri dari para pembudidaya dari 3 Kecamatan di Kota MagelangAdapun narasumber pelatihan adalah Iwan Hamid (praktisi perikanan bersertifikat CBIB/CPIB dari Mina Sejahtera Salaman Magelang) dan WInarto(Penyuluh Perikanan Swadaya dari Turi- Sleman).

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan,Hadiono menegaskan pelatihan ini sebagai langkah awal pengembangan potensi perikanan budidaya di Kota Magelang. Diharapkan setelah pelatihan ini dapat ditindaklanjuti dengan melakukan sosialisasi kepada anggota kelompok yang lain sehingga kegiatan budidaya perikanan menjadi kegiatan wirausaha yang berorientasi hasil/profit. “Peluang usaha pembudidaya ikan tentunya tidak hanya sebagai hobi atau sambilan tetapi memungkinkan naik level menjadi pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang pada gilirannya akan meningkatkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani ikan,’paparnya.

Kegiatan pelatihan dimaksudkan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para pembudidaya ikan di Kota Magelang khususnya dalam hal CBIB dan Pembuatan pakan serta menggairahkan kembali usaha budidaya ikan dan peningkatan produksi perikanan yang nantinya diharapkan dapat menjadi usaha yang mandiri. Adapun tujuan adalah :

  1. Memotivasi kelompok utama pembudidaya ikan akan pentingnya penerapan cara budidaya ikan yang baik dalam meningkatkan mutu hasil perikanan;
  2. Pembudidaya mampu memahami langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat memenuhi kriteria cara budidaya ikan yang baik;
  3. Meningkatkan pengetahuan dan penggunaan teknologi terapan bagi pembudidaya ikan yang dapat diaplikasikan pada kegiatan budidaya perikanan, khususnya budidaya ikan di lahan sempit.

Dikatakannya lebih lanjut Pemerintah Kota Magelang akan terus memberikan dukungan baik itu pembinaan, sarana dan prasarana serta teknologi untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat dalam memproduksi berbagai produk perikanan. Dengan potensi perikanan budidaya yang ada, semangat pembudidayanya dan hubungan kerjasama dengan Masyarakat Perikanan Kota Magelang (MPKM), Disperpa optimis bahwa pembangunan perikanan di Kota Magelang masih dapat terus ditingkatkan melalui sejumlah program unggulan dan skala prioritas yang tepat. “Semoga pelatihan ini dapat menjadi tonggak awal penyadaran potensi dan peluang perikanan Kota Magelang sesuai kondisi masyarakat yang semakin cerdas dan maju,”tandasnya.

Dalam kesempatan ini narasumber, Iwan Hamid menyampaikan point-point yang perlu diperhatikan dalam budidaya lele. Menurutnya Sumber Daya Manusia (SDM), lokasi kolam, konstruksi kolam, manajemen air, kualitas benih lele, pakan serta pengendalian hama dan penyakit ikan menjadi point penting yang mutlak untuk dipenuhi. SDM merupakan hal yang utama mengingat para pembudidaya harus bekerja dengan antusias dan senantiasa disiplin.“Kunci utama untuk menjadi seorang pembudidaya lele yang tangguh adalah tidak mudah putus asa. Pembudidaya juga diharapkan untuk mau belajar dan belajar agar semuanya mudah dikerjakan,”tukasnya.

Lain halnya dengan Winarto, narasumber lainnya pada pelatihan ini. Dia mengupas tuntas teknologi produksi pakan ikan. Materi yang diberikan utamanya mengenai pemilihan bahan baku pakan. Disini peserta belajar menghitung formula pakan yang dibuat berdasarkan potensi ketersediaan bahan baku yang ada di Kota Magelang.Pada bagian akhir dilakukan praktek menghitung formulasi pakan dan praktek pembuatannya dengan mesin dan teknologi sederhana.

Terinformasi potensi luas lahan budidaya perikanan di Kota Magelang sekitar 6,68 Ha dengan jumlah pembudidaya 400 orang. Rata-rata kepemilikan lahan budidaya perikanan hanya sekitar 160 m². Dengan luas kepemilikan lahan yang demikian sempit, perlu perubahan mindset dari yang bersifat hobi/kesenangan saja atau usaha sampingan menjadi mata pencaharian utama untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Kondisi tersebut perlu didukung dengan upaya meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya Cara Budidaya Ikan yang Baik. Selain itu orientasi produksi perikanan budidaya yang lebih kepada upaya memenuhi kebutuhan pemancingan, kebutuhan pangan sendiri dan pemasaran ikan konsumsi tingkat lokal, sehingga arti pentingnya sertifikasi produk perikanan belum tersosialisasi secara merata kepada para pelaku perikanan. (amw, red)

Perkuat Urban Farming, Disperpa Kota Magelang Gelar Pelatihan Manajemen Ransum Pakan Kelinci

on .

MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang kemarin (25/04) di Aula Disperpa Jl. Kartini No,.3 Magelang menggelar Pelatihan Manajemen Ransum Pakan Kelinci yang diikuti oleh 15 orang peserta dari komunitas kelinci Kota Magelang. Kegiatan ini dalam rangka mendukung pengembangan Urban Farming. Tampil sebagai narasumber dalam pelatihan ini Dr.Ir.CM. Sri Lestari, M.Sc dan Sutaryo,S.Pt.M.P.Ph.D. Keduanya merupakan dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam pointer yang disampaikan Kepala BIdang Peternakan dan Perikanan, Hadiono mengharapkan kegiatan pelatihan seperti ini dapat menjadi salah satu solusi dalam manajemen pakan ternak kelinci. Ditegaskannya hal ini penting mengingat berdasarkan data ketersediaan bahan baku seperti jagung dan tepung ikan masih sangat terbatas karena sebagian besar masih import dari luar negeri. “Kalau manajemen ransum pakan kelinci ini dapat dikuasai insyaAllah semakin banyak anggota komunitas yang sukses dalam beternak kelinci. Dan tentunya dapat menular pada suksesnya pengembangan urban farming di Kota Magelang,”jelasnya.

Dalam kesempatan ini narasumber pelatihan, Sri Lestari memaparkan bahwa saat ini menjadi sebuah Pekerjaaan Rumah (PR) yang besar bagi peternak untuk mengubah psikis masyarakat untuk mengkonsumsi daging khususnya kelinci. Daging kelinci, lanjutnya, merupakan produk unggulan karena kelinci masih dianggap sebagai hewan pet piaraan yang lucu. Dia menuturkan fungsi recording sangat perlu dalam pemilihan bibit unggul. “Oleh karenanya segitiga pokok dalam ternak kelinci adalah Bibit, Pakan dan Management pemeliharaan,”jelasnya.

Ditambahkan oleh Sutaryo, narasumber lainnya, pembuatan pakan menjadi hal vital dalam segitiga ternak kelinci tersebut karena 60% total biaya produksi ternak adalah pakan. Dia menyarankan kepada peserta pelatihan yang intens beternak harus bisa membuat pakan sendiri karena akan menekan biaya, dan hasil akan lebih maksimal. “Tentunya kita juga harus membuat komposisi pakan yang tepat,”tandasnya.

Seperti diketahui dalam pelatihan ini peserta dilatih untuk membuat langsung ransum menjadi pelet mengingat kelinci merupakan hewan pengerat. Sehingga saat memakan pelet, kelinci akan mengeluarkan saliva (air liur) yang kaya akan berbagai enzim.

Terkait pelatihan, sejumlah peserta sangat terkesan dan merasakan manfaat untuk usaha ternaknya. Agung,warga Sanden-Kramat Selatan mengatakan setelah mengikuti pelatihan dirinya baru menyadari bahwa komposisi pakan kelinci sebenarnya tidak terlalu rumit. Sedangkan Muklasin, warga Kecamatan Pakis merasa sangat termotivasi untuk membuat pakan sendiri secara mandiri, karena dalam pelatihan ini di ajarkan secara detail bukan hanya teori tapi langsung praktek. Lain halnya dengan Fahri, warga Bogeman dan Nuryanto, warga Kecamatan Mungkid. Mereka merasa setelah mengikuti pelatihan, pembuatan pakan kelinci sangat mudah diaplikasikan. “Keseimbangan pakan menjadi kunci penting untuk perkembangan ternak kelinci,"tegasnya. (amw, red)

Pertajam Prestasi, Republik Terwelu Rengkuh 6 Gelar ISS di Yogyakarta

on .

MAGELANG-Republik Terwelu, komunitas kelinci binaan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang kembali meraih 6 gelar Indonesia Speciality Show (ISS) di Yogyakarta. Lomba yang digelar di Jogja City Mall pada minggu lalu (21/04) itu diikuti lebih dari 80 peserta dari Yogyakarta, Magelang, Solo, Semarang dan Sukoharjo. Adapun juri lomba terdiri dari 5 Juri Nasional yaitu Septian Puguh, Wibowo, Adi Rosdiantoro, Adhisuryo Wibowo dan Purwo. Tema lomba kali ini adalah Lounching Indonesia Speciality Show dengan 5 kelas lomba kelinci antara lain Nederland Dwarf, Holland Loop, Rex, New Zealand dan Flemish Giant.

Septian Puguh sebagai pioneer ISS, mengungkapkan bahwa lomba ini sebagai babak baru dalam lomba perkelincian di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu komunitas-komunitas kelinci yang ada untuk melombakan jenis-jenis kelinci yang ada, seperti event WCC di Amerika Serikat. “Harapan kami antar komunitas menjadi lebih rekat dan guyup, secara bisnis dapat lebih berkembang,” ujarnya.

Seperti diketahui, dalam ISS kali ini 3 orang anggota Republik Terwelu meraih 6 gelar yaitu Fuad Muchanafi (warga Trunan) untuk kategori New Zealand (2 Best Of Opposite), Aryono Septa (warga Sanggrahan) untuk kategori Flemish Giant (2 Best Of Breed) dan Anang (warga Pakis) untuk kategori Flemish Giant (2 Best Of Opposite). Terkait prestasi tersebut, Fuad Muchanafi, salah satu pemenang lomba, menyampaikan terima kasih kepada komunitas yang selalu mendukung perjuangannya. “Tanpa dukungan komunitas niscaya hasil ini dapat menjadi langkah maju untuk kelinci Kota Magelang,"tukasnya.

Salah satu pemenang lomba lainnya, Aryono Septa menuturkan dalam even ini terbukti sekali lagi kualitas kelinci Magelang sangat luar biasa, sehingga menjadi motivasi untuk teman teman. Dia juga mengajak hobiis kelinci di Kota Magelang untuk tidak ragu beternak kelinci. "Beternak kelinci itu mudah, asal berangkat dari niat yang baik dan dilakukan dengan passion,” katanya.

Para pemenang lomba sepakat bahwa ilmu-ilmu yang pernah diperoleh dalam pelatihan-pelatihan di Disperpa menjadi penunjang yang sangat penting dalam mempersiapkan kelinci untuk lombaa. “Alhamdulilah ilmu yang sudah disampaikan Disperpa melalui pelatihan-pelatihan sangat berguna bagi kami, dalam memperkuat mental dalam berkompetisi dan sebagai ajang pembuktian bagi kami,"tandasnya mewakili sejumlah rekan-rekan komunitas Republik Terwelu

        Dihubungi terpisah, Sugiyanto, Kasi Peternakan pada Bidang Peternakan Disperpa Kota Magelang mengatakan turut bangga atas prestasi yang diraih binaannya. Pihaknya akan semakin fokus mendukung aktivitas komunitas Kelinci Kota Magelang untuk menghasilkan kelinci-kelinci berkualitas dan meraih prestasi yang lebih tinggi demi mengharumkan nama Kota Magelang di kancah nasional,”katanya. (amw, red)