• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Perkuat Urban Farming, Disperpa Kota Magelang Gelar Pelatihan Manajemen Ransum Pakan Kelinci

on .

MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang kemarin (25/04) di Aula Disperpa Jl. Kartini No,.3 Magelang menggelar Pelatihan Manajemen Ransum Pakan Kelinci yang diikuti oleh 15 orang peserta dari komunitas kelinci Kota Magelang. Kegiatan ini dalam rangka mendukung pengembangan Urban Farming. Tampil sebagai narasumber dalam pelatihan ini Dr.Ir.CM. Sri Lestari, M.Sc dan Sutaryo,S.Pt.M.P.Ph.D. Keduanya merupakan dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam pointer yang disampaikan Kepala BIdang Peternakan dan Perikanan, Hadiono mengharapkan kegiatan pelatihan seperti ini dapat menjadi salah satu solusi dalam manajemen pakan ternak kelinci. Ditegaskannya hal ini penting mengingat berdasarkan data ketersediaan bahan baku seperti jagung dan tepung ikan masih sangat terbatas karena sebagian besar masih import dari luar negeri. “Kalau manajemen ransum pakan kelinci ini dapat dikuasai insyaAllah semakin banyak anggota komunitas yang sukses dalam beternak kelinci. Dan tentunya dapat menular pada suksesnya pengembangan urban farming di Kota Magelang,”jelasnya.

Dalam kesempatan ini narasumber pelatihan, Sri Lestari memaparkan bahwa saat ini menjadi sebuah Pekerjaaan Rumah (PR) yang besar bagi peternak untuk mengubah psikis masyarakat untuk mengkonsumsi daging khususnya kelinci. Daging kelinci, lanjutnya, merupakan produk unggulan karena kelinci masih dianggap sebagai hewan pet piaraan yang lucu. Dia menuturkan fungsi recording sangat perlu dalam pemilihan bibit unggul. “Oleh karenanya segitiga pokok dalam ternak kelinci adalah Bibit, Pakan dan Management pemeliharaan,”jelasnya.

Ditambahkan oleh Sutaryo, narasumber lainnya, pembuatan pakan menjadi hal vital dalam segitiga ternak kelinci tersebut karena 60% total biaya produksi ternak adalah pakan. Dia menyarankan kepada peserta pelatihan yang intens beternak harus bisa membuat pakan sendiri karena akan menekan biaya, dan hasil akan lebih maksimal. “Tentunya kita juga harus membuat komposisi pakan yang tepat,”tandasnya.

Seperti diketahui dalam pelatihan ini peserta dilatih untuk membuat langsung ransum menjadi pelet mengingat kelinci merupakan hewan pengerat. Sehingga saat memakan pelet, kelinci akan mengeluarkan saliva (air liur) yang kaya akan berbagai enzim.

Terkait pelatihan, sejumlah peserta sangat terkesan dan merasakan manfaat untuk usaha ternaknya. Agung,warga Sanden-Kramat Selatan mengatakan setelah mengikuti pelatihan dirinya baru menyadari bahwa komposisi pakan kelinci sebenarnya tidak terlalu rumit. Sedangkan Muklasin, warga Kecamatan Pakis merasa sangat termotivasi untuk membuat pakan sendiri secara mandiri, karena dalam pelatihan ini di ajarkan secara detail bukan hanya teori tapi langsung praktek. Lain halnya dengan Fahri, warga Bogeman dan Nuryanto, warga Kecamatan Mungkid. Mereka merasa setelah mengikuti pelatihan, pembuatan pakan kelinci sangat mudah diaplikasikan. “Keseimbangan pakan menjadi kunci penting untuk perkembangan ternak kelinci,"tegasnya. (amw, red)

Pertajam Prestasi, Republik Terwelu Rengkuh 6 Gelar ISS di Yogyakarta

on .

MAGELANG-Republik Terwelu, komunitas kelinci binaan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang kembali meraih 6 gelar Indonesia Speciality Show (ISS) di Yogyakarta. Lomba yang digelar di Jogja City Mall pada minggu lalu (21/04) itu diikuti lebih dari 80 peserta dari Yogyakarta, Magelang, Solo, Semarang dan Sukoharjo. Adapun juri lomba terdiri dari 5 Juri Nasional yaitu Septian Puguh, Wibowo, Adi Rosdiantoro, Adhisuryo Wibowo dan Purwo. Tema lomba kali ini adalah Lounching Indonesia Speciality Show dengan 5 kelas lomba kelinci antara lain Nederland Dwarf, Holland Loop, Rex, New Zealand dan Flemish Giant.

Septian Puguh sebagai pioneer ISS, mengungkapkan bahwa lomba ini sebagai babak baru dalam lomba perkelincian di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu komunitas-komunitas kelinci yang ada untuk melombakan jenis-jenis kelinci yang ada, seperti event WCC di Amerika Serikat. “Harapan kami antar komunitas menjadi lebih rekat dan guyup, secara bisnis dapat lebih berkembang,” ujarnya.

Seperti diketahui, dalam ISS kali ini 3 orang anggota Republik Terwelu meraih 6 gelar yaitu Fuad Muchanafi (warga Trunan) untuk kategori New Zealand (2 Best Of Opposite), Aryono Septa (warga Sanggrahan) untuk kategori Flemish Giant (2 Best Of Breed) dan Anang (warga Pakis) untuk kategori Flemish Giant (2 Best Of Opposite). Terkait prestasi tersebut, Fuad Muchanafi, salah satu pemenang lomba, menyampaikan terima kasih kepada komunitas yang selalu mendukung perjuangannya. “Tanpa dukungan komunitas niscaya hasil ini dapat menjadi langkah maju untuk kelinci Kota Magelang,"tukasnya.

Salah satu pemenang lomba lainnya, Aryono Septa menuturkan dalam even ini terbukti sekali lagi kualitas kelinci Magelang sangat luar biasa, sehingga menjadi motivasi untuk teman teman. Dia juga mengajak hobiis kelinci di Kota Magelang untuk tidak ragu beternak kelinci. "Beternak kelinci itu mudah, asal berangkat dari niat yang baik dan dilakukan dengan passion,” katanya.

Para pemenang lomba sepakat bahwa ilmu-ilmu yang pernah diperoleh dalam pelatihan-pelatihan di Disperpa menjadi penunjang yang sangat penting dalam mempersiapkan kelinci untuk lombaa. “Alhamdulilah ilmu yang sudah disampaikan Disperpa melalui pelatihan-pelatihan sangat berguna bagi kami, dalam memperkuat mental dalam berkompetisi dan sebagai ajang pembuktian bagi kami,"tandasnya mewakili sejumlah rekan-rekan komunitas Republik Terwelu

        Dihubungi terpisah, Sugiyanto, Kasi Peternakan pada Bidang Peternakan Disperpa Kota Magelang mengatakan turut bangga atas prestasi yang diraih binaannya. Pihaknya akan semakin fokus mendukung aktivitas komunitas Kelinci Kota Magelang untuk menghasilkan kelinci-kelinci berkualitas dan meraih prestasi yang lebih tinggi demi mengharumkan nama Kota Magelang di kancah nasional,”katanya. (amw, red)

Masuki Musim Kemarau, Disperpa Kota Magelang Kembali Ujicoba Padi Raksasa PIM

on .

        MAGELANG - Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang kembali akan melakukan ujicoba demplot padi PIM di lahan persawahan Cacaban, kecamatan Magelang Tengah. Padi asal Blitar, Jawa Timur ini diyakini memiliki keunggulan produktivitas dibandingkan padi varietas lainnya. Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko kemarin (22/04) di ruang kerjanya menyatakan memasuki musim kemarau tahun 2019, Disperpa Kota Magelang difasilitasi kegiatan demonstrasi plot (plot) dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah.

          Eri menyatakan demplot padi PIM musim ini akan dilaksanakan seluas 1 hektar (ha) pada akhir bulan april hingga awal bulan mei 2019. Adapun rakitan teknologi yang digunakan berbeda dari musim sebelumnya dan lebih lengkap sesuai rekomendasi. Demplot ini didampingi penanaman padi varietas lainnya (ciherang dan IR-64) seluas sekitar 3,5 ha. Sehingga total luas pertanaman di hamparan kurang lebih 4,5 ha.

Koordinator Penyuluh Pertanian, Sam Wahyono menjelaskan sebelum pelaksanaan demplot yang dimaksud Kepala Disperpa, KJF Penyuluh Pertanian menggelar Bimbingan Teknis (Bintek) Penguatan Kapasitas Penyuluh dan Penyuluh Swadaya di Balai Penyuluh Pertanian. Kegiatan yang dilaksanakan kemarin (22/04) di rumah Syukur, salah satu petani poktan Marsudikismo Cacaban, dihadiri oleh pejabat Distanbun Provinsi jateng, penyuluh pertanian Kota Magelang dan sekitar 30 orang petani sekaligus penyuluh swadaya di Kota Magelang. Tujuan kegiatan ini tidak lain untuk memberikan gambaran dasar pelaksanaan demplot dan bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan sehingga petani dapat berhasil dalam usahatani padinya.

Ketika dikonfirmasi alasan melakukan ujicoba kembali padi PIM, Sam menjelaskan dasarnya adalah potensi hasil yang diperoleh jika tanaman dapat berproduksi optimal dan tidak ada ganggung cuaca seperti musim sebelumnya. Seperti diketahui, musim kemarin Disperpa sudah pernah melaksanakan demplot padi PIM di lahan bengkok seluas 1.500 meter persegi, akhir tahun 2018 lalu. Padi PIM memiliki karakteristik yang khas, antara lain tinggi tanaman yang bisa mencapai 2 meter, bulir padi lebih berisi dan banyak per tanaman, serta perawatan lebih mudah. "Musim lalu kita tanam secara organik, namun karena curah hujan yang sangat tinggi, tanaman setinggi 2 meter itu mudah roboh dan memicu serangan jamur," katanya.

Ditempat terpisah, Among Wibowo, Penyuluh Pertanian Madya pada Disperpa menyatakan padi PIM sangat berpotensi untuk mencapai produksi tinggi bila ditanam pada musim kemarau seperti saat ini. Resiko serangan jamur seperti musim lalu dapat diminimalisir karena cuaca yang lebih mendukung. “Musim ini insyaAllah berbagai antisipasi dilakukan termasuk dengan mengintensifkan aplikasi fungisida untuk mencegah dan melindungi bibit padi PIM sejak dini di lokasi persemaian. Kami belajar banyak dari musim lalu, semoga dapat memenuhi ekspektasi para petani Kota Magelang,”ujarnya

Among menambahkan umur panen padi PIM sekitar 115 hari setelah tanam (HST) dengan potensi tinggi tanaman mencapai 160-200 cm. Ditegaskannya, bukan tinggi tanaman yang menjadi ukuran, tetapi produktivitas/malai yang dihasilkan yang menjadi ukuran keberhasilan demplot ini. “Kita ini harapannya kepada petani, anakan banyak dan panen gabahnya juga banyak. Kalau jerami melimpah jangan dibakar, kembalikan ke tanah untuk menambah unsur silikat yang berfungsi menegakkan tanaman padi agar tidak mudah roboh,”jelasnya.

Terkait rakitan teknologi yang akan digunakan, Among yang juga Penyuluh Pertanian di Kecamatan Magelang Tengah itu memaparkan menggunakan prinsip Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) antara lain tanam bibit muda, pengairan berselang, penyiangan (matun) secara rutin, pemupukan berimbang dan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. “Khusus untuk hasil panen nantinya direncanakan sebagian sebagai sumber benih untuk disebarluaskan di kelompok tani di Kota Magelang, dan sebagian lagi untuk uji organoleptik (uji rasa, red),”tandasnya. (amw_red)