Perkuat Urban Farming, Disperpa Kota Magelang Gelar Pelatihan Manajemen Ransum Pakan Kelinci
MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang kemarin (25/04) di Aula Disperpa Jl. Kartini No,.3 Magelang menggelar Pelatihan Manajemen Ransum Pakan Kelinci yang diikuti oleh 15 orang peserta dari komunitas kelinci Kota Magelang. Kegiatan ini dalam rangka mendukung pengembangan Urban Farming. Tampil sebagai narasumber dalam pelatihan ini Dr.Ir.CM. Sri Lestari, M.Sc dan Sutaryo,S.Pt.M.P.Ph.D. Keduanya merupakan dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam pointer yang disampaikan Kepala BIdang Peternakan dan Perikanan, Hadiono mengharapkan kegiatan pelatihan seperti ini dapat menjadi salah satu solusi dalam manajemen pakan ternak kelinci. Ditegaskannya hal ini penting mengingat berdasarkan data ketersediaan bahan baku seperti jagung dan tepung ikan masih sangat terbatas karena sebagian besar masih import dari luar negeri. “Kalau manajemen ransum pakan kelinci ini dapat dikuasai insyaAllah semakin banyak anggota komunitas yang sukses dalam beternak kelinci. Dan tentunya dapat menular pada suksesnya pengembangan urban farming di Kota Magelang,”jelasnya.
Dalam kesempatan ini narasumber pelatihan, Sri Lestari memaparkan bahwa saat ini menjadi sebuah Pekerjaaan Rumah (PR) yang besar bagi peternak untuk mengubah psikis masyarakat untuk mengkonsumsi daging khususnya kelinci. Daging kelinci, lanjutnya, merupakan produk unggulan karena kelinci masih dianggap sebagai hewan pet piaraan yang lucu. Dia menuturkan fungsi recording sangat perlu dalam pemilihan bibit unggul. “Oleh karenanya segitiga pokok dalam ternak kelinci adalah Bibit, Pakan dan Management pemeliharaan,”jelasnya.
Ditambahkan oleh Sutaryo, narasumber lainnya, pembuatan pakan menjadi hal vital dalam segitiga ternak kelinci tersebut karena 60% total biaya produksi ternak adalah pakan. Dia menyarankan kepada peserta pelatihan yang intens beternak harus bisa membuat pakan sendiri karena akan menekan biaya, dan hasil akan lebih maksimal. “Tentunya kita juga harus membuat komposisi pakan yang tepat,”tandasnya.
Seperti diketahui dalam pelatihan ini peserta dilatih untuk membuat langsung ransum menjadi pelet mengingat kelinci merupakan hewan pengerat. Sehingga saat memakan pelet, kelinci akan mengeluarkan saliva (air liur) yang kaya akan berbagai enzim.
Terkait pelatihan, sejumlah peserta sangat terkesan dan merasakan manfaat untuk usaha ternaknya. Agung,warga Sanden-Kramat Selatan mengatakan setelah mengikuti pelatihan dirinya baru menyadari bahwa komposisi pakan kelinci sebenarnya tidak terlalu rumit. Sedangkan Muklasin, warga Kecamatan Pakis merasa sangat termotivasi untuk membuat pakan sendiri secara mandiri, karena dalam pelatihan ini di ajarkan secara detail bukan hanya teori tapi langsung praktek. Lain halnya dengan Fahri, warga Bogeman dan Nuryanto, warga Kecamatan Mungkid. Mereka merasa setelah mengikuti pelatihan, pembuatan pakan kelinci sangat mudah diaplikasikan. “Keseimbangan pakan menjadi kunci penting untuk perkembangan ternak kelinci,"tegasnya. (amw, red)