• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Disperpa Kota Magelang Akan Modernisasi RPH Dengan Electric Railing System

on .

MAGELANG - Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang akan memodernisasi UPT Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dengan Electric Railing System. Tujuannya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat veteriner mengingat selama ini RPH menjadi garda terdepan dalam ketersediaan daging hewan yang ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal) bagi masyarakat.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko menyatakan UPT RPH Kota Magelang tidak hanya melayani pemotongan hewan dari dalam Kota tetapi juga luar Kota Magelang seperti wilayah Kabupaten Magelang. Terinformasi RPH Kota Magelang yang didirikan sejak tahun 1990 itu terus berkembang hingga sekarang. “Setiap tahun kita upayakan peningkatan kinerja dan kualitasnya agar semakin dipercaya masyarakat,”ujarnya.

 

Sebagai wujud peningkatan pelayanan tahun 2019 ini Disperpa menyiapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 250 juta untuk memperbaiki lantai area penyembelihan dengan bahan yang berkualitas dan tidak licin. Tahun ini pula kita akan hadirkan railing system secara elektrik untuk menggantung karkas atau hewan setelah disembelih untuk proses kelet (menguliti, red),”katanya.

Eri menginformasikan bahwa anggaran untuk Electric Railing System dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pertanian tahun 2019 senilai Rp 890 juta. Fungsi alat ini untuk menggantung hewan setelah disembelih dan proses pengulitan. Manfaatnya agar air dan darah dapat turun ke bawah dan keluar dari leher ternak yang telah disembelih. “Nantinya proses pengulitan tidak lagi diletakkan di bawah sehingga kualitas daging lebih bersih, sehat dan awet. Harapan kami sistem ini akan mempercepat proses pelayanan pemotongan hewan,”tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala UPT RPH Diana Widiastuti menambahkan UPT RPH stiap hari beroperasi untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat veteriner terutama pada saat penyembelihan yang berlangsung dini hari setelah jam 00.00 WIB hingga pagi hari. Saat ini pihaknya menyiagakan sejumlah Juru Sembelih Halal (JULEHA) setiap harinya. Adapun pedagang yang dilayani setiap hari adalah para pegadang daging di sejumlah pasar tradisional di wilayah Magelang.

Diana menyatakan setiap hari, RPH Kota Magelang rata-rata melayani pemotongan sapi 9-12 ekor bahkan menjelang lebaran jumlahnya bisa meningkat hingga 15 ekor sapi per hari. Terkait biaya Diana menjelaskan bahwa sesuai Perda, 1 ekor sapi, kuda, babi dan kerbau jantan Rp 25 ribu. “Kalau sapi dan kerbau betina non produktif Rp 35 ribu/ekor,”jelasnya.

Terkait proses penanganan hewan yang akan disembelih, Diana mengatakan RPH mengawali proses dengan pemeriksaan kesehatan hewan. Awalnya hewan yang akan dipotong ditenangkan dulu, dicek kesehatannya dan selanjutnya penyembelihan. Setelah hewan disembelih dilakukan pengecekan pasca penyembelihan. “Jadi kami tidak sekedar melayani pemotongan ternak saja, tetapi juga pencegahan beredarnya daging tidak sehat seperti daging gelonggongan, kontaminasi cacing dan lainnya,”tukasnya. (among_wibowo, red)

Kendalikan Populasi Anjing dan Kucing, Disperpa – PDHI Cabang Jateng III Gelar Kegiatan Steril Subsidi

on .

MAGELANG – Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerjasama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jateng III pada hari sabtu (6/4) di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), Jl. Pahlawan Kota Magelang menggelar Kegiatan Steril Subsidi untuk ternak anjing dan kucing. Kegiatan dimaksudkan untuk menekan jumlah populasi anjing dan kucing di wilayah Magelang. Tak kurang dari 40 ekor hewan kesayanagan (2 ekor anjing dan 38 ekor kucing) berbagai spesies menjadi pasien kegiatan steril subsidi.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko menyatakan bahwa kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun dalam upaya mengendalikan populasi hewan kesayangan khususnya anjing dan kucing. Pihaknya melalui Puskeswan menyediakan lokasi yang representatif untuk kegiatan tersebut dan memberikan discount biaya hingga 60% dari biaya normal. Dijelaskannya untuk biaya steril kucing jantan normalnya sesuai Perda mencapai 500ribu -700 ribu, dalam kegiatan ini hanya dikenai biaya 200 ribu. Demikian pula untuk kucing betina dari biaya normal 800rb -1 juta menjadi 350 rb. “Untuk anjing umumnya biaya steril mencapai lebih dari 1 juta, namun dalam kegiatan steril subsidi ini pemilik hewan kesayangan hanya perlu merogoh kocek 500 ribu – 750 ribu saja,”tandasnya.

            Terkait pelaksanaan kegiatan, Kepala Puskeswan, Heru Trisusila menjelaskan pihaknya beberjasama dengan PDHI Cabang Jateng III dan melibatkan 20 dokter hewan, 4 paramedis dan 2 mahasiswa FKH UGM. Adapun untuk mempercepat proses steril hewan kesayangan ini, Puskeswan menyiapkan 10 meja operasi untuk 20 dokter hewan dan didampingi sejumlah paramedis. Ditanya terkait tahapan yang harus dilalui hewan yang menjalani proses steril, Heru menjelaskan ada 4 tahapan mulai screening, anestesi, operasi (OH dan Kastrasi) dan pasca operasi. “Kalau perkiraan waktu yang diperlukan untuk steril, untuk kucing betina sekitar 1-1,5 jam, sedangkan untuk jantan sekitar 0,5 -1 jam,”imbuhnya.

            Di lain pihak, Ika, warga Bogeman Kelurahan Panjang menyatakan kepuasannya atas pelayanan steril untuk ternak kucingnya. Selama ini Ika selalu menantikan program seperti ini sudah cukup lama, tapi baru memperoleh informasi pada tahun ini. Dia merasa bersyukur dapat mengikuti kegiatan tersebut karena dapat menghemat biaya yang cukup signifikan. “Ya, saya terima kasih kepada para dokter hewan yang telah memberikan pelayanan terbaik untuk kucing saya,”ujarnya. (among_wibowo,red)

Fantantis, Kota Magelang Sabet 2 Juara ECO Rabbit Contest 4 di Yogyakarta

on .

MAGELANG – Satu lagi prestasi ditorehkan keluarga besar Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang. Dua peternak kelinci Kota Magelang meraih juara pada Kontes Kelinci ECO4 Yogyakarta yang digelar minggu lalu (24/3) di Sleman City Mall. Kontes berskala nasional itu diikuti tak kurang dari 117 peserta dari sejumlah daerah seperti Bandung, Purwokerto, Solo, Semarang, Magelang, Malang dan Magetan.

Adalah kelinci milik Fuad Mochanafi (Trunan-Tidar Selatan) dan Aryono Septa (Sanggrahan-Wates) yang sukses menyabet gelar juara nasional. Kelinci milik Fuad Mochanafi menyabet juara Best Opposite Breed ( BOSB ) untuk kategory New Zealand. Sedangkan kelinci milik Aryono Septa meraih Best Of Breed ( BOB ) untuk kategory Flemish Giant. Kedua peternak kelinci asal Kota Magelang ini tergabung dalam Komunitas “Republik Truwellu”, salah satu asosiasi kelinci binaan Disperpa Kota Magelang.

            Saat dikonfirmasi, Fuad Mochanafi membenarkan prestasi yang diraihnya bersama Aryono Septa. Dirinya berharap penghargaan ini dapat memberi aura positif dan menular ke komunitas peternak di Kota Magelang. “Ya tentunya dapat menambah semangat saya dalam beternak kelinci,” ungkap Fuad bangga. Dalam kesempatan lainnya, Aryono Septa menambahkan bahwa prestasi yang diraih tersebut sebagai buah dari konsistensi perjuangan bersama komunitas kelinci di Kota Magelang. "Prestasi kami merupakan bukti bahwa kualitas kelinci Magelang dapat bersaing di tingkat Nasional, asalkan mendapat kesempatan dan edukasi yang benar," tandasnya.

            Seperti diketahui kegiatan kontes kelinci ECO 4 di Yogyakarta itu masuk dalam kalender tahunan dan berskala nasional. Pihak penyelenggara, Mulyono yang juga KPK Sehati (Komunitas Peternak Kelinci Yogyakarta,red) menyatakan bahwa visi dan misi kegiatan adalah untuk lebih mengenalkan kelinci kepada masyarakat serta menjalin silaturahmi antar peternak kelinci di berbagai daerah. “Kebetulan dalam penyelenggaraan kali ini bertajuk “Tribute To Almarhum Muhamad Azhari, Kegigihan dalam Dunia Kelinci,” ungkapnya.

Rinto selaku Ketua Panitia Kegiatan menjelaskan jenis kelinci yang di lombakan pada acara ini meliputi New Zealand, Rex, Mini Rex, Holland Loop, ND, Lion Head, Fuzzy Loop, dan Flemish Giant, dengan Juri Nasional Adi Rosdiantoro dan Adhisuryo Wibowo. Dalam kesempatan ini dirinya mengucapkan terima kasih kepada komunitas rabbit breeder seluruh Indonesia yang telah berpartisipasi dalam acara ECO Rabbit Contest 4 Yogyakarta. “Alhamdulillah berkat dukungan semua pihak, acara dapat berjalan lancar, meriah dan sukses. Semoga dapat mendorong semakin majunya perkelincian Indonesia pada umumnya dan Yogyakarta–Magelang pada khususnya," tukasnya.

            Dihubungi terpisah, Sugiyanto, Kasi Peternakan pada Bidang Peternakan Disperpa Kota Magelang mengatakan turut bangga atas prestasi yang diraih binaannya. Pihaknya akan terus mendukung aktivitas komunitas Kelinci Kota Magelang untuk menghasilkan kelinci-kelinci berkualitas dan meraih prestasi yang lebih tinggi demi mengharumkan nama Kota Magelang di kancah nasional,”katanya. (among_wibowo, red)