• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Upaya Penuhi Kroto Pakan Ternak, Disperpa Kota Magelang Gelar Pelatihan Budidaya Semut Rang-Rang

on .

MAGELANG-Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang hari selasa-rabu, 19-20 Maret 2019 di Aula Disperpa menyelenggarakan pelatihan budidaya semut rang-rang bagi masyarakat. Peserta pelatihan sejumlah 40 orang berasal dari 3 kecamatan di Kota Magelang.Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi SDM peternakan dalam budidaya semur rang-rang, mengingat potensi pasar kroto untuk sumber pakan ternak (burung) dalam trend yang positif.

 

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko, dalam samnbutannya menyatakan bahwa dalam manajement usaha budidaya ternak, pakan merupakan faktor penting untuk peningkatan produksi dan produktivitas ternak, baik ternak produksi (pangan) serta hobiis atau kesayangan. Kroto sebagai pakan burung kicau ketersediaannya sangat terbatas dan belum banyak orang yang mengusahakan budidaya semut rang-rang sebagai penghasil kroto. “Untuk memenuhi pakan burung yang berupa kroto ini, Disperpa Kota Magelang terpanggil untuk menggelar pelatihan budidaya semut rang-rang bagi masyarakat peternakan sehingga ketersediaan pakan kroto bisa dipenuhi oleh masyarakat Kota Magelang sendiri,”ujarnya.

Berkenaan dengan pelaksanaan pelatihan, Eri menyatakan bahwa pelatihan dilaksanakan selama 2 hari di Aula Disperpa dan Orientasi Lapangan (OL) ke Yogyakarta. Pada hari pertama peserta diberikan teori materi tentang budidaya semut serta teknis dan prospek bisnis budidaya semut rang-rang yang disampaikan oleh Polbangtan Magelang. Pada hari kedua peserta mengikuti praktek lapangan ,melalui kegiatan OL di pembudidaya kroto yang beralamat di Patihan, Bantul, Yogyakarta. “Kami berharap peserta dapat melihat, mengetahui dan mengaplikasikan pengetahuan budidaya semut rang-rang yang telah dipraktekkan baik dari teknis penataan kandang rak dan pemeliharaan koloni semut rang-rang,” tambahnya.

Di penghujung kegiatan, peserta pelatihan selain mendapatkan bukti sertifikat hasil pelatihan, juga mendapat bahan percontohan berupa paket toples semut rang-rang untuk dibudidayakan di rumah. Terkait bahan percontohan untuk peserta, Eri menandaskan bahwa pihaknya (Disperpa Kota Magelang) akan terus melakukan pembinaan dan pendampingan kepada peserta budidaya semut rang-rang sehingga bahan percontohan tersebut dapat berkembang menjadi usaha produktif yang dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga petani ternak. (among_wibowo, red)

Liputan Khusus : Aloe vera Kota Magelang, Studi Tiru Goes to Batu-Jawa Timur

on .

MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang memperkuat branding komoditas Aloe vera di Kota Magelang. Setelah beberapa waktu lalu menggelar pelatihan Aloe vera selama 3 hari di Aula Disperpa, minggu kemarin (12-15 Maret 2019), sejumlah 40 orang penggiat Aloe vera angkatan IV dari 3 kecamatan di Kota Magelang mengikuti kunjungan dan pelatihan studi tiru ke binaan Dinas Pertanian Kota Batu Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan yang didanai dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tersebut merupakan hasil Musrenbang Kota Magelang dan Pokok-Pokok Pikiran Komisi B DPRD Kota Magelang. Rombongan yang dipimpin Kepala Bidang Pertanian, Agus Dwi Windarto itu disambut langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kota Batu, Sugeng Pramono didampingi para Kepala Bidang lingkup Dinas Pertanian Kota Batu.

Pertemuan pembuka diawali dengan ramah tamah, saling tukar cinderamata dan sharing informasi kedinasan mengenai potensi dan strategi pembangunan pertanian di masing-masing Kota, Batu dan Magelang. Terkait studi tiru, Dinas Pertanian Kota Batu sangat mendukung terjalinnya sinergi dan kerjasama di sektor pertanian antara Kota Magelang dan Kota Batu. Sugeng menyampaikan bahwa strategi pengembangan sektor pertanian di Kota Batu berorientasi klaster (pengelompokan) dan berwawasan wisata. Dicontohkannya, di wilayahnya sudah terdapat kampung padi, kampung anggrek, kampung aloe vera dan masih banyak lainnya. “Semuanya selain berorientasi klaster juga berwawasan wisata, untuk mendukung tagline Kota Wisata Batu,”imbuhnya.

Sementara itu Agus Dwi Windarto mewakili Kadisperpa Kota Magelang sangat mengharapkan peserta dapat menimba ilmu dan praktek budidaya maupun olahan Aloe vera sebanyak mungkin untuk memperkuat branding Aloe vera sebagai idola baru di Kota Magelang. “Kami merasa bersyukur bila nantinya sebagian peserta juga dapat menghasilkan produk olahan Aloe vera sebagai oleh-oleh khas Magelang yang baru,”tambahnya.

Dalam studi tiru ini peserta mendapatkan kesempatan pertama untuk mengunjungi kebun budidaya Aloe vera milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Anggalesta di Kelurahan Ngaglik. Di lokasi kebun seluas 0,5 ha tersebut peserta mendalami materi budidaya Aloe vera, permasalahan dan prospek pemasarannya langsung dari narasumber yang sekaligus Ketua Gapoktan, Ali Aji.

Menurut Ali Aji, di Gapoktannya terdapat 6 lokasi budidaya di lahan dan sejumlah lokasi budidaya di polibag. Gapoktan Anggalesta terdiri dari 6 poktan, tetapi yang fokus pada pengembangan komoditas Aloe vera hanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Rejeki. KWT Sri Rejeki ini sudah banyak menghasilkan produk olahan berbahan dasar Aloe vera. Tercatat tidak kurang dari 12 jenis olahan yang sudah dihasilkan. “Kesemuanya sudah dipasarkan secara komersial di Pusat Oleh-Oleh maupun pemasaran online,”tandasnya.

Sementara itu Ketua KWT Sri Rejeki, Sumarmi yang juga sebagai narasumber kegiatan ini membenarkan bahwa kelompoknya yang terdiri dari 30an orang anggota itu sudah eksis sejak 2011 dengan banyak produk. Menurut Sumarmi, yang juga akrab dipanggil dengan Bu Mamik itu, resep keberhasilan dan kontinyuitas usaha bersama anggotanya adalah pada pembagian tugas. Setiap anggota tidak ada yang nganggur, semua mempunyai tugas memproduksi 1-2 produk olahan dan tidak sama satu dengan lainnya. “Resep lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah gunakan modal sendiri dan upayakan produk segera memperoleh perijinan (P-IRT) dari instansi terkait,” imbuhnya.

Di penghujung kegiatan, peserta mengikuti praktek pembuatan 3 jenis olahan yaitu stick, nata dan instan Aloe vera. Selama 3 jam, peserta yang terbagi menjadi 3 kelompok itu melaksanakan praktek pembuatan olahan Aloe vera. Hasil praktek dicicipi bersama-sama sehingga masing-masing kelompok dapat mengukur keberhasilannya dalam menyerap ilmu dan ketrampilan dari narasumber.

Sejumlah peserta menyatakan kepuasannya setelah mengikuti kegiatan praktek ini, karena wawasan dan ketrampilan dalam membuat olahan Aloe vera meningkat. Salah satu peserta, Suwartomo mengatakan ada pengalaman baru yang belum pernah dia dapatkan dari pelatihan di tempat lain. Harapan dia selain dapat mengembangkan komoditas Aloe vera secara komersial di Kota Magelang juga menambah persaudaraan dan jejaring sesama penggiat komoditas Aloe vera. “ Ya, harapannya kita semua sebagai peserta ini dapat bekerjasama dan dapat manfaat ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Magelang,”ujarnya.

 

Peserta lainnya,Cory Febri, atau akrab dipanggil mbak Cory ini sehari-harinya sudah dapat menghasilkan sejumlah produk antara lain stik dan nata punya kesan lain. “Saya berangkat ke Batu dengan satu tujuan, belajar bagaimana caranya membuat instan Aloe vera. Sepertinya itu sangat prospek untuk dikomersialkan di Kota Magelang. Mudah-mudahan bisa sukses seperti harapan saya,”katanya sambil bersemangat. (among_wibowo,red)

Pastikan Pupuk dan Pestisida Tersedia Sesuai Prinsip 6 Tepat, Disperpa Kota Magelang Gelar Rakor Tim KP3

on .

MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang melalui Tim Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pada hari Senin (18/3) di Aula Disperpa Jl. Kartini No.3. Rapat yang dihadiri lintas OPD itu antara lain menghadirkan tim internal Disperpa (Bidang Pertanian dan Penyuluh Pertanian), Polresta Magelang Kota, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kesehatan (DKK), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Bagian Perekonomian. Rapat bertujuan untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida di Kota Magelang secara terpadu lintas OPD.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko saat memimpin rapat menyampaikan bahwa pupuk dan pestisida merupakan saprodi yang sangat menentukan dalam pencapaian produksi pangan nasional. Pupuk dan pestisida harus tersedia sesuai prinsip 6 Tepat yaitu tepat mutu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat harga, tepat waktu dan tepat tempat. Menurutnya khusus penyediaan pupuk bersubsidi, pihaknya telah memiliki kendali melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi, disamping juga menggandeng hanya 1 Kios Pupuk Lengkap (KPL) Magersari dan mengoptimalkan pemanfaatan Kartu Tani sebagai media pembelian pupuk bersubsidi.

Kota Magelang pada tahun 2019 mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi sejumlah 73 ton pupuk Urea dan 54 ton pupuk NPK Phonska. Adapun harga eceran tertinggi (HET) untuk pupuk Urea Rp 1.800/kg dan untuk pupuk NPK Phonska Rp 2.500/kg. Pembelian dapat dilakukan secara eceran menurut kebutuhan petani pada saat pembelian.

Terkait pestisida, pihaknya mendorong Tim KP3 Kota Magelang aktif mengecek peredaran dan perijinan pestisida yang diperdagangkan di kios. Dia meminta setiap anggota Tim KP3 dapat secara rutin terjun ke lapangan untuk melihat situasi peredaran dan distribusi kedua jenis barang yang dikatergorikan barang dalam pengawasan tsb. “Saya berharap Tim KP3 yang keanggotaannya lintas OPD ini dapat menjalankan peran sesuai tupoksi masing-masing secara rutin (triwulanan), sehingga terjalin sinergi yang baik untuk tercapainya tujuan pengawasan pupuk dan pestisida, “tandasnya.

Terinformasi sepanjang tahun 2018 hingga triwulan I tahun 2019 ini situasi peredaran dan distribusi pupuk bersubsidi dan pestisida di Kota Magelang masih aman dan terkendali. Tidak ada kasus mencolok ditemukan misalnya seperti kelangkaan pupuk, penjualan pupuk bersubsidi melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) maupun pestisida ilegal/tidak terdaftar/kadaluarsa (among_wibowo, red)