• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Trend Kunjungan Semakin Meningkat, Disperpa Optimalkan Fungsi Kebun Bibit Senopati

on .

*Edisi HUT Kota Magelang ke-1113

“Ayo Ke Magelang 2020 Menuju Kota Magelang Moncer Serius”

(Bagian III)

 

MAGELANG-Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang makin gigih mewujudkan branding sebagai Kota Sejuta Bunga. Melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) lahan seluas 4.000 meter persegi disulap menjadi etalase bunga yang dinamakan Pusat Perbenihan/Perbibitan Hortikultura atau lebih dikenal dengan nama Kebun Bibit Senopati. Sejak diresmikan 30 Maret 2015, kebun ini telah menjadi pusat pembibitan beragam tanaman hias. Setiap hari masyarakat dari dalam dan luar Kota Magelang dapat mengunjunginya secara gratis.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko kemarin (18/4) di ruang kerjanya menyatakan terus melakukan upaya optimalisasi fungsi Kebun Bibit Senopati dan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat, komunitas pecinta tanaman hias pun diajak mengisi kios yang ada di kompleks kebun bibit. Seiring bertambahnya jumlah wisatawan, sejumlah pelatihan budidaya tanaman hias juga kerap digelar di Kebun Bibit Senopati. “Ke depan selain diharapkan tampil lebih segar, atraktif dan dekoratif, metamorfosa Kebun Bibit Senopati juga diarahkan untuk tidak hanya menyuguhkan perbanyakan tanaman bunga saja, namun juga tanaman buah-buahan,”jelasnya.

 

Kepala Bidang Pertanian, Agus Dwi Windarto didampingi pengelola kebun, Muatip mengatakan, bahwa setiap harinya ratusan pengunjung datang ke kebun ini. Saat mereka datang secara rombongan, pengunjung bisa mencapai 700 orang per hari. Sementara pada hari libur, pengunjung bisa mencapai 1.200 orang. “Kebun bibit ini tidak hanya untuk tempat pembibitan, tapi juga difungsikan sebagai sarana edukasi, dan rekreasi,” ujarnya.

 Seperti diketahui kegiatan edukasi yang sudah dilaksanakan meliputi sejumlah pelatihan budidaya tanaman hias bagi masyarakat umum. Beragam metode perbanyakan tanaman juga dipraktekkan, seperti teknik okulasi, cangkok dan setek. “Anak usia dini juga kami ajak untuk belajar menanam tanaman dan cara merawatnya, agar mereka gemar bercocok tanam,”tukasnya.

Muatip menambahkan sampai saat ini Kebun Bibit Senopati sudah memiliki koleksi 250 jenis tanaman. Tanaman-tanaman koleksi dikembangkan dan dipelihara di green house Kebun Bibit Senopati. Beberapa tanaman langka yang menjadi koleksi antara lain cakar macan, ketapang kencana dan begonia. “Setiap empat bulan sekali, ada penggantian tanaman dan pola tanamnya. Supaya pengunjung tidak bosan, dan setiap datang ke sini ada yang baru,” imbuhnya. (among_wibowo, red)

Disperpa Kota Magelang-Republik Terwelu Gelar Sarasehan Edukasi Kelinci Rex

on .

MAGELANG- Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan Urban Farming di Kota Magelang. Hal ini tampak dalam sinerginya dengan komunitas Republik Terwelu untuk menggelar kegiatan Sarasehan Untuk Edukasi Kelinci Rex. Kegiatan sarasehan yang dilaksanakan kemarin (14/4) di aula Disperpa itu sukses menghadirkan sejumlah pelaku usaha kelinci Kota Magelang (Republik Terwelu). Tampil sebagai narasumber kegiatan, Septian Puguh Widyarko, pakar kelinci Rex, yang juga menjabat Presiden Indonesia Rex Rabbit Comunity.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam pointer yang disampaikan Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan, Hadiono menyatakan tujuan kegiatan sarasehan adalah untuk melakukan edukasi dalam mainframe Urban Farming. Selain itu pertemuan juga sebagai upaya persiapan Lomba Battle Of Giant 2 yang akan digelar pada tanggal 9 Nopember 2019 di Bakorwil Magelang. Disperpa, lanjutnya, akan terus memberikan pendampingan dan dukungan kepada komunitas-komunitas ternak, termasuk komunitas kelinci. Hal ini tak lepas dari kondisi lahan pertanian di Kota Magelang yang semakin menyempit. “Kami mengharapkan pengembangan urban farming dapat menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik sebagai penghasilan utama maupun penghasilan sampingan,"tegasnya.

 

Ketua Panitia Sarasehan, Aryono Septa didampingi Basuki dari komunitas Republik Terwelu berpendapat bahwa edukasi yang tepat sasaran dengan narasumber yang berkompeten akan memberikan hasil yang maksimal. Menurutnya hal-hal yang bersifat edukasi ini sangat mendasar dan penting bagi peternak kelinci. “Semakin banyak peternak kelinci insyaAllah semakin banyak rejeki bagi kita semua,”katanya.

Sementara itu narasumber sarasehan, Septian Puguh Widyarko menyatakan dirinya sengaja mengulas tuntas cara pemilihan bibit hingga cara memaksimalkan potensi kelinci, baik untuk breeding for fun maupun untuk lomba dalam sarasehan ini. Menurutnya banyak ilmu yang perlu dipelajari mulai dari aspek pakan sampai dengan aspek pemilihan warna kelinci untuk breeding. "Harapan saya semoga peternak kelinci kota Magelang semakin paham dan mau beternak kelinci Rex, karena beternak jenis ini tidaklah susah, dan hasilnya pun sangat bagus terutama bulu karpetnya,”jelasnya.

Sejumlah peserta sarasehan menyatakan puas dengan edukasi kali ini. Salah satu peserta, Fuad Pengot Mochanafi warga Trunan Tidar Selatan mengatakan bahwa ilmu terkait budidaya kelinci Rex ternyata banyak dan variatif. “Ilmu yang didapat sangat banyak mulai dari pemilihan bibit hingga pemilihan warna dalam mengawinkan induk kelinci sehingga sangat membantu saya dalam breeding," ungkapnya.

Rio, peserta lainnya dari Pinggir Wates menambahkan dirinya mendapatkan banyak pencerahan terkait ilmu tentang keseimbangan pakan. Dikatakannya keseimbangan pakan dapat memberikan hasil yang maksimal untuk kualitas kelinci. “Jadi pakan yang baik itu ternyuata bukan hanya pelet namun juga rumput kering yang punya peran sentral dalam breeding kelinci Rex,"tukasnya. (among_wibowo, red)

Disperpa Kota Magelang Gerakkan KWT Demi Perkuat Ketahanan Pangan Masyarakat

on .

*Edisi HUT Kota Magelang ke-1113

“Ayo Ke Magelang 2020 Menuju Kota Magelang Moncer Serius”

(Bagian II)

 

MAGELANG-Wajah Kota Magelang terus berubah seiring kemajuannya sebagai Kota Jasa. Kendati demikianPemerintah Kota (Pemkot) Magelang terus berupayamemperkuat ketahanan pangan di masa depan. Sebagai upaya pengembangan Integrated Urban Farming, Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) memiliki sejumlah action plan untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat Kota Magelang.Melalui Bidang Ketahanan Pangan, Disperpa gencar melaksanakan pembinaan dan pendampingan Kelompok Wanita Tani (KWT) melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Saat ini jumlahnya mencapai 17 KWT se-Kota Magelang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko melalui Kabid Ketahanan Pangan, Taat Suciati menjelaskan dengan adanya KRPL masyarakat didorong untuk memanfaatkan pekarangan lahan sempit di lingkungannya dengan budidaya tanaman sayuran, peternakan dan perikanan. Orientasi kegiatan ini secara internal untuk meningkatkan peran serta masyarakat ,khususnya kaum hawa, dalam menggeluti dunia pertanian perkotaan. Di sisi lain, menjawab permasalahan krisis ruang terbuka hijau. Selain berkontribusi meningkatkan ruang terbuka hijau, KRPL masyarakat juga berkonrtibusi terhadap produksi sayuran, ternak dan ikan serta mengurangi pengeluaran belanja keluarga,” ujarnya.

Disperpa, lanjutnya juga terus berupaya meningkatkan angka Pola Pangan Harapan (PPH) dan pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) di Kota Magelang. Upaya ini sejalan dengan program diversifikasi pangan, agar masyarakat tidak tergantung hanya pada konsumsi beras. KWT didorong untuk membudidayakan tanaman sumber pangan lokal, seperti singkong, jagung, midro, uwi dan talas. Selanjutnya bahan tersebut diolah menjadi makanan dengan tampilan menarik dan bergizi tinggi.

Taat Suciati menegaskan saat ini juga sedang disusun Peraturan Wali Kota (Perwal) tentang Pengembangan Pangan Lokal. Perwal tersebut diharapkan menjadi payung hukum bagiDisperpa ketika mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan pangan lokal. Sehingga Kota Magelang dapat lebih fokus dalam pengembangan dan pengolahan pangan lokal (diversifikasi pangan).”Setelah adanya perwal, kami akan melakukan sosialisasi kepada pengusaha katering agar mengolah pangan lokal, termasuk untuk jamuan rapat kedinasan,”tandasnya.


Ditempat terpisah, Kasi Ketersediaan dan Distribusi Pangan, M.Makfud menambahkan bahwa untuk memperkuat sektor pangan, sejumlah kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kota Magelang juga mendapatkan bantuan pemerintah melalui APBN maupun APBD. Terbaru ada 2 poktan, Ngudi Makmur I (Kramat Selatan) dan Marsudikismo (Cacaban) memperoleh bantuan masing-masing gabah 2,5 ton untuk kegiatan layanan tunda jual.

       Sementara itu gapoktan Sri Rejeki (Magelang), tambahnya, sedang dalam tahap pengusulan memperoleh bantuan alsintan untuk kegiatan off farm senilai 100 juta plus dana operasional 60 juta melalui kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM). “Targetnya gapoktan dapat mensuplai beras kemasan @5 kg sejumlah 50 ton setahun ke Toko Tani Indonesia yang ada di Kota Magelang dengan harga yang terjangkau masyarakat,”tandasnya. (among_wibowo,red)