Disperpa Kota Magelang Gelar “LCM B2SA Untuk Ibu Hamil, Ayah dan Anak” Antar TP PKK Kelurahan
MAGELANG – Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang hari kamis (08/09/2022) menggelar “Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang Dan Aman (LCM B2SA) untuk Ibu Hamil (30tahun),Ayah (35 tahun) dan Anak (3 tahun)” di Gedung Wanita Kota Magelang. Kegiatan lomba yang berlangsung sehari itu bekerjasama dengan Pokja III TP PKK Kota Magelang dan diikuti peserta 17 TP PKK Kelurahan se-Kota Magelang. Bertindak sebagai Juri dari SMKN 3 Kota Magelang, Dinas Kesehatan Kota Magelang dan TP PKK Kota Magelang. Tampil sebagai pemenang secara berturut-turut Kelurahan Rejowinangun Utara (Juara I), Kelurahan Kedungsari (Juara II), Kelurahan Wates (Juara III), Kelurahan Kemirirejo (Juara Harapan I), Kelurahan Kramat Selatan (Juara Harapan II) dan Kelurahan Rejowinangun Selatan (Juara Harapan III).
Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya menjelaskan gelaran LCM B2SA tahun 2022 merupakan wujud dari komitmen Disperpa untuk bersama-sama masyarakat mengimplementasikan percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal.Kegiatan LCM B2SA juga sebagai tindak lanjut Perpres No. 22 Tahun 2009 dan Pergub No. 41 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.
Lebih lanjut, Eri berharap pelaksanaan LCM B2SA dapat mendorong upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan lokal di kota Magelang, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan produktivitas sumber daya manusia. “Kegiatan lomba diharapkan dapat lebih mendorong minat masyarakat agar mau menerapkan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. Selain itu untuk mengangkat kembali citra makanan khas daerah yang selama ini kalah bersaing dengan makanan modern,”katanya.
Dalam kesempatan itu, Eri mengajak masyarakat untuk melaksanakan 3 langkah penting yaitu 1) Melakukan kampanye, sosialisasi dan promosi secara konsisten percepatan penganekaragaman konsumsi pangan yang bergizi seimbang dan aman berbasis sumberdaya lokal; 2) Penyuluhan kepada ibu rumah tangga dan remaja, terutama ibu hamil, ibu menyusui dan wanita usia subur tentang manfaat mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman; dan 3) Pemanfaatan pekarangan dan potensi pangan di sekitar lingkungan. “Mari bersama-sama untuk menggiatkan 3 langkah penting, agar apa yang menjadi tujuan dan harapan kita semua bisa terwujud,”tegasnya.
Terinformasi lebih dari 90% masalah kesehatan terkait dengan makanan. Faktor penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan gizi dan keamanan pangan. Ketidak seimbangan gizi akibat konsumsi pangan yang tidak beraneka ragam telah membawa dampak dan munculnya masalah gizi ganda, yaitu gizi kurang dan gizi lebih.
Penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya untuk memantapkan atau membudayakan pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan seimbang serta aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif dean produktif. Indikator untuk mengukur tingkat keanekaragaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat adalah dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH), pada tahun 2021 ini skor PPH Kota Magelang baru mencapai 89,5 dari standar nasional 100.
Terjadinya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan akan diikuti dengan peningkatan keadaan gizi masyarakat, sehingga prevalensi status gizi kurang pada balita akan menurun. Meskipun status gizi masyarakat tidak hanya ditentukan oleh faktor konsumsi pangan, tetapi juga oleh faktor lain seperti kualitas pengasuhan dan ada atau tidaknya penyakit infeksi, namun peningkatan konsumsi pangan tentunya telah berkonstribusi dalam perbaikan status gizi masyarakat.
Selama ini upaya penganekaragaman konsumsi pangan telah dilaksanakan oleh masing-masing sector, namun masih ditemui permasalahan. Permasalahan utama yang dihadapi dalam penganekaragaman konsumsi pangan dewasa ini, antara lain : (1) belum tercapainya skor mutu keragaman dan keseimbangan konsumsi gizi sesuai harapan (skor PPH baru mencapai 89,5 tahun 2021 dari standar nasional 100), (2) adanya kecenderungan penurunan proporsi konsumsi pangan berbasis sumberdaya local, (3) lambatnya perkembangan, penyebaran dan penyerapan teknologi pengolahan pangan local untuk meningkatkan kepraktisan dalam pengolahan, nilai gizi, nilai ekonomi, nilai social, citra dan daya terima, (4) kurangnya fasilitasi pemberdayaan ekonomi untuk meningkatkan aksesibilitas pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman.
Terpisah Kabid Ketahanan Pangan, C. Dwi Ratri menambahkan Lomba Cipta Menu B2SA diharapkan dapat mendorong kreativitas masyarakat dalam memilih, menentukan, menyusun, dan menciptakan menu B2SA serta membangun budaya keluarga untuk mengonsumsi aneka menu makanan B2SA dalam pemenuhan kebutuhan gizi sehari-hari, dengan memanfaatkan potensi pangan yang ada di sekitar rumah (pekarangan). ”Sebagai wujud dorongan dan motivasi, Disperpa memberikan Piala, Piagam dan Hadiah Uang Tunai kepada 6 pemenang yang terdiri dari Juara I, II, III dan Juara Harapan I, II, III dengan total hadiah sebesar Rp 6.750.000,- (Enam juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah),”tandasnya. (among_wibowo, red)