• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Putus Rantai Penularan Virus Corona, RPH Kota Magelang Gelar Disinfeksi BKC 20%

on .

MAGELANG – Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerjasama dengan Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Tengah kemarin (02/04/2020) menggelar penyemprotan secara menyeluruh pada semua bagian bangunan, peralatan dan mesin yang ada di lingkungan UPT Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Magelang. Kegiatan penyemprotan disinfektan berbahan aktif benzalkonium chlorida (BKC) 20% itu direncanakan sebanyak 4 kali dengan interval penyemprotan seminggu sekali. Penyemprotan desinfektan melibatkan personil gabungan Disnak Provinsi Jateng dan UPT RPH Kota Magelang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko mengapresiasi dukungan Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Tengah untuk operasionalisasi RPH Kota Magelang yang lebih baik, khususnya dalam memutus rantai penularan virus Corona. Eri mengatakan kegiatan ini sebagai upaya preventif bersama dengan dinas vertikal (Disnak Provinsi Jateng, red) guna menangkal penyebaran virus Corona yang saat ini sudah menjadi pandemi dunia itu. Selain itu kegiatan disinfeksi ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi para pelaku usaha pemotongan hewan dan penjualan daging di Kota Magelang. Pihaknya menegaskan akan terus melakukan langkah-langkah preventif secara berkelanjutan bersinergi dengan instansi lain dalam upaya memutus siklus virus yang dikenal dengan nama Corona Viruse Disease 19 (Covid-19). “Kami akan upayakan disinfeksi ini secara rutin yang dibarengi dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta physical distancing bagi SDM di RPH secara tertib dan disiplin,”tandasnya.

Terpisah Kepala UPT RPH Kota Magelang, Diana Widiastuti menambahkan disinfektan berbahan aktif benzalkonium chlorida (BKC) 20% terhitung sulit didapatkan di pasaran dan kalaupun ada harganya sangat mahal. Ia menyampaikan rasa syukurnya karena RPH Kota Magelang termasuk satu dari tiga RPH di Jawa Tengah yang mendapatkan dukungan langsung kegiatan disinfeksi dari Disnak Provinsi Jawa Tengah. lnya “Kegiatan ini sebagai tanggap darurat yang dimaksudkan untuk menjaga setiap aktivitas di RPH Kota Magelang aman dari momok penyebaran Covid 19,”katanya.

Diana menjelaskan bahwa selain kegiatan disinfeksi, RPH Kota Magelang juga terus melakukan sejumlah langkah strategis. Antara lain memberikan informasi seputar Covid-19 yang akurat secara lisan, melalui media sosial, menempel informasi di papan pengumuman RPH, penerapan budaya PHBS (penyediaan sabun cuci tangan, pembagian masker dan protokol operasional kegiatan RPH) dan pengaturan jam kerja bagi ASN dan THL RPH sebagai implementasi physical distancing. “Petugas keamanan, kebersihan, keurmaster, juru sembelih dan petugas laboratorium setelah bekerja, kami haruskan pulang supaya dapat segera mandi dan membersihkan badannya,”tandasnya.

        Disinggung tren penyembelihan hewan, Diana memaparkan bahwa secara tren pada bulan Rajab, Sya’ban dan pertengahan Ramadhan biasanya jumlah pemotongan hewan memang mengalami penurunan. Namun kali ini kondisinya semakin diperparah adanya wabah Covid 19. Terinformasi rata-rata per hari jumlah penyembelihan hewan sapi di RPH Kota Magelang antara 10-12 ekor. Belakangan setelah munculnya wabah Covid 19 jumlah penyembelihan hewan sapi menurun menjadi sekitar 6-8 ekor saja per hari. “Kemungkinan konsumen daging masih takut untuk pergi berbelanja ke pasar-pasar tradisional, disamping tuntutan untuk berhemat di masa sulit ini,”imbuhnya. (among_wibowo, red)

Tangkal Penyebaran Virus Covid-19, Disperpa Kota Magelang Semprot Disinfektan dan Terapkan WFH Parsial

on .

MAGELANG –Dinas Pertanian dan Pangan Kota (Disperpa) Kota Magelang hari ini (23/03/2020) terus melakukan upaya antisipatif menangkal pandemi virus Corona. Kegiatan dilakukan dengan menyemprotkan disinfektan secara menyeluruh pada semua bagian dalam dan luar ruangan di kompleks perkantoran Disperpa Jalan Kartini Nomor 3 Magelang. Sejumlah petugas Disperpa dilibatkan dalam kegiatan penyemprotan disfektan tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mensterilkan kompleks kantor Disperpa dari resiko penularan virus yang viral dan menjadi momok masyarakat dunia saat ini.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko ditemui di ruang kerjanya menjelaskan bahwa kegiatan penyemprotan disinfektan di kantornya merupakan bagian dari kegiatan tanggap darurat untuk sterilisasi lokasi kantor Disperpa, setelah sebelumnya juga dilakukan di Kebun Bibi Senopati (KBS). Eri mengharapkan kegiatan disinfeksi semacam ini dapat menjadi SOP rutin bersama, tidak hanya ketika menghadapi pandemi virus Corona seperti saat ini. “Sebagai garda terdepan stake holder pertanian Kota Magelang, kami merasa perlu untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada ASN, THL, petani dan pelaku agribisnis lainnya dalam beraktivitas, utamanya pada saat pandemi Covid 19 seperti sekarang ini,”katanya.

Eri menambahkan pihaknya juga menindaklanjuti instruksi Walikota Magelang yang diperkuat dengan Surat Edaran Sekretaris Daerah Kota Magelang untuk menerapkan Work From Home (Bekerja Dari Rumah) bagi sebagian karyawan ASN dan THL secara bergantian (parsial, red). Terinformasi para ASN di Disperpa Kota Magelang mulai menjalankan WFH mulai 23-31 Maret 2020. Bidang, Seksi, UPT dan staf di setiap ruangan secara bergantian menjalankan pekerjaan di kantor dan di rumah sehingga fungsi pelayanan kepada masyarakat dapat tetap berjalan seperti biasanya.

Menurutnya WFH ini sangat vital sebagai upaya berkontribusi memutus rantai penularan virus Corona di Kota Magelang. Dengan implementasi WFH di Disperpa secara otomatis akan mengurangi mobilitas karyawannya ke kantor sehingga dapat meminimalisir resiko penularan virus tersebut. “Kami berharap para ASN dan THL tetap berkinerja yang terbaik, bekerja menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada saat ini. Mudah-mudahan pandemi ini dapat segera berakhir sehingga kita dapat bekerja normal sebagaimana biasanya,”tandasnya

      Pada akhir kesempatan Eri juga mengajak semua elemen masyarakat agar dapat terus berkontribusi secara bersama-sama menekan resiko penyebaran virus Corona dengan stay at home (berdiam diri di rumah), melaksanakan social distancing (menjaga jarak sosial) ketika berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya dan meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam lingkungan sosialnya masing-masing. Salah satunya dengan budaya CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dan penggunaan hand sanitizer setiap selesai beraktivitas. “Upaya Pemerintah untuk mengatasi pandemi global ini akan dapat berjalan sukses dengan dukungan kesadaran dan ketaatan masyarakat kepada Pemerintahnya,”pungkasnya (among_wibowo, red)

Kembangkan Percontohan Urban Farming, Kadisperpa Panen Melon dan Kangkung Hidroponik

on .

MAGELANG – Semakin menyempitnya lahan pertanian produktif di Kota Magelang tidak berarti menutup peluang pengembangan komoditas pertanian di wilayah Kota Sejuta Bunga. Tantangan berkurangnya luas lahan pertanian justru menuntut Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang untuk semakin inovatif mengoptimalkan pilihan teknologi dalam bingkai Urban Farming. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi hidroponik (budidaya tanaman tanpa media tanah).

Upaya mengenalkan teknologi hidroponik kepada masyarakat sudah dimulai Disperpa sejak awal Januari 2020 di area kantor Disperp Jalan Kartini No. 3 Magelang. Adapun komoditas yang diujicoba terdiri dari melon dan kangkung. Hasil panennya secara kualitas relatif lebih baik daripada budidaya secara konvensional khususnya dari segi kebersihan hasil panen. Berat melon jingga produksi Sakata yang dipanen (pada umur 75 HSS) itu rata-rata mencapai 1,2-1,5 kg dengan derajat kemanisan lebih dari 10 brix. Sementara sayur kangkung yang dipanen (pada umur 30 HSS) itu tampak sangat hijau dan bersih. Dan yang menarik lagi hampir seluruh bagian tanaman, termasuk pangkal batangnya layak dikonsumsi.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko di sela-sela panen perdana melon dan kangkung hidroponik hari selasa (17/03/2020) mengungkapkan optimismenya alternatif pilihan teknologi hidroponik layak dan ideal untuk diadopsi masyarakat/petani dalam pengembangan urban farming di Kota Magelang. Menurut Eri, lahan pekarangan dapat menjadi potensi baru untuk aktivitas pertanian perkotaan berkonsep Urban Farming. “Saat ini lahan pertanian produktif Kota Magelang tinggal menyisakan areal seluas 161,34 hektar dengan rincian 142,83 hektar dan tegalan 18,51 hektar,”jelasnya.

Terkait ujicoba teknologi hidroponik, Eri membenarkan bahwa Disperpa sejak awal Januari 2020 concern melakukan ujicoba budidaya melon dan kangkung secara hidroponik. Hal ini demi memperkuat instrumen riset dan percontohan bagi masyarakat yang selama ini memiliki minat untuk memanfaatkan pekarangan di sekitarnya. Ia menambahkan, masyarakat perlu dorongan yang lebih untuk dapat mengimplementasikan Urban Farming. “Untuk itu harapan kami, para tokoh masyarakat di Kota Magelang dapat terus mendorong warganya untuk mengoptimalkan lahan pekarangannya (walaupun sempit) untuk aktivitas pertanian yang produktif,”katanya.

       Terinformasi dalam ujicoba teknologi hidroponik itu, jumlah populasi tanaman melon sebanyak 20 tanaman, sedangkan jumlah tanaman kangkung sebanyak 30 rumpun tanaman. Rata-rata berat mencapai 1,2-1,5 kg dengan derajat kemanisan sekitar 10 brix. Sedangkan rata-rata berat rumpun kangkung mencapai 0,5 kg. Hasil ujicoba perdana tersebut secara umum cukup memuaskan dan berpotensi terus ditingkatkan secara kuantitas dan kualitas hasilnya. Hal terpenting dari ujicoba perdana ini dapat memetakan (mapping) kendala-kendala selama proses budidaya tanaman secara hidroponik. (among_wibowo, red)