• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Mengenal Lebih Dekat Olahan Aloe vera Selmutz, Produk Unggulan Kota Magelang Binaan Disperpa

on .

MAGELANG – Olahan Aloe vera atau lebih dikenal dengan Lidah Buaya mulai menunjukkan geliat sebagai produk unggulan olahan pertanian di Kota Magelang. Salah satu merk ternama adalah Selmutz milik Cory Febri. Ditemui di rumahnya Wates Prontaan RT 05/RW 03 Magelang hari selasa (10/12/2019), Cori menceritakan awal mula dirinya menekuni usaha olahan Aloe vera. Berawal dari sejumlah pelatihan budidaya hingga teknik pengolahan Aloe vera yang diikutinya di Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang sejak tahun 2015, Cori berhasil mengembangkan sejumlah produk olahan berbahan baku Aloe vera. Dengan bendera merk SELMUTZ, ia sukses melakukan diversifikasi olahan Aloe vera menjadi antara lain serbuk instan Aloeverase, selai Aloe vera, nata de Aloe dan cake Aloe vera.

Lebih lanjut Cori Febri menjelaskan pospek olahan Aloe vera masih sangat terbuka mengingat respon masyarakat sangat positif atas kehadiran olahan non beras itu. Terbukti sejak menjadi binaan Disperpa pada bulan April 2016 lalu, produk buatannya laku keras di sejumlah even di dalam dan luar Kota Magelang. “Saat ini melalui pasar online dan reseller, selai Aloe vera dan serbuk instan Aloeverase merk SELMUTZ rata-rata per bulan laku terjual hingga 150 packing. Omzet per bulan berkisar 3-4 juta,”ungkapnya.

Kesuksesan mengembangkan produk olahan Aloe vera, rupanya menular positif pada sang empunya produk. Sejak tahun 2018, Cori seringkali didapuk sebagai narasumber pada Kegiatan Pelatihan Pembuatan Produk Olahan Aloe vera di Disperpa Kota Magelang, Balai Pelatihan Pertanian Provinsi Jawa Tengah di Soropadan, Temanggung dan PKK Kota Magelang. Selain itu rumah produksinya juga kerap menerima kunjungan masyarakat dari luar daerah seperti Kabupaten Magelang, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Tulungagung. “Mereka datang untuk membuktikan dan minta dilatih proses pembuatan produk olahan Aloe vera untuk dikembangkan di daerahnya masing-masing,”tegasnya.

Ditanya kendala yang dihadapinya, Cori mengatakan sejauh ini pemasaran dan ketersediaan bahan baku masih menjadi permasalahan yang perlu segera diatasi. Terkait pemasaran, dirinya berharap banyak promosi dan pemasaran online mampu mendongkrak penjualan produknya. Sementara untuk bahan baku, Cori berupaya untuk menggandeng pelaku budidaya Aloe vera di Kota Magelang. “Saya berharap sinergi dengan pembudidaya Aloe vera seperti Mas Bowo di Tidar Campur (Tidar Selatan, red) dapat terus berkembang,”tandasnya.

 

Terinformasi mengkonsumsi lidah buaya (Aloe vera) secara rutin diyakini memiliki puluhan khasiat kesehatan. Sepuluh khasiat utama itu antara lain sebagai anti oksidan, menyembuhkan luka bakar, mengurangi plak gigi, mengobati kanker tenggorokan, mengurangi konstipasi, menurunkan gula darah, menghidrasi tubuh, menutrisi tubuh, meningkatrkan fungsi lever dan mengendalikan asam lambung. Selain bermanfaat untuk kesehatan tubuh kita, lidah buaya secara spesifik juga membantu merawat kecantikan kulit.

Dikutip dari sejumlah sumber, Ahli kecantikan dari India, Dr. Deepali Bhardwaj mengungkapkan bahwa lidah buaya kaya akan vitamin C, E, dan beta karoten yang diperlukan kulit untuk selalu sehat. Lidah buaya bisa melembabkan kulit tanpa membuatnya berminyak atau melindungi kelembaban kulit di tengah udara dingin. Manfaat lidah buaya untuk kulit lainnya adalah berguna untuk menghilangkan noda kulit, mengobati luka bakar, hingga mengatasi stretch mark. Selain itu lidah buaya juga mengandung enzim proteolytic yang bisa memperbaiki sel kulit mati di kulit kepala. Zat ini juga memberi manfaat lidah buaya untuk menyembuhkan kerontokan rambut, melembabkan rambut, dan menjadikannya kuat.

      Tak berhenti disini, lidah buaya juga dapat digunakan untuk membantu program penurunan berat badan. Fenomena ini diperkuat oleh Britt Brandon, penulis buku The Everything Guide to Aloe Vera for Health. Brandon mengungkapkan bahwa lidah buaya akan meningkatkan efektivitas diet karena tingginya kandungan asam amino, enzim, dan sterol di dalamnya. Menurutnya lidah buaya juga tinggi protein yang terbukti mampu meningkatkan perkembangan otot dan memberikan suntikan energi ketika menjalani program diet.

         Lidah buaya, baik saat dikonsumsi atau dioleskan getahnya mengandung banyak manfaat sehat. Pastikan bahwa lidah buaya yang akan digunakan adalah lidah buaya segar sehingga manfaatnya akanmaksimal. (among_wibowo, red)

Raih Nilai Tertinggi, Puskeswan Kota Magelang Sabet Plakat Utama Abdibaktitani Kementan Tahun 2019

on .

MAGELANG- Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) kembali meraih prestasi membanggakan di bidang pertanian. Adalah Puskeswan (UPT Klinik Hewan dan Laboratorium Keswan) yang menorehkan prestasi nasional itu dengan menyabet peringkat pertama penghargaan Abdibaktitani Tahun 2019 untuk kategori Unit Kerja Pelayanan Publik (UKPP) Berprestasi Utama. Penyerahan Penghargaan Abdibaktitani Tahun 2019 dihelat pada hari jumat (29/11/2019), dirangkaikan dengan Upacara HUT Korpri Tingkat Kementerian Pertanian RI. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo secara simbolis menyerahkan langsung penghargaan kepada para pemenang, sementara plakat diserahkan oleh Kepala Biro Organisasi Kementerian Pertanian.

Kepala Disperpa Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko mengapresiasi penghargaan Abdibaktitani yang diraih Puskeswan (UPT Klinik Hewan dan Laboratorium Keswan). Menurutnya lomba atau penghargaan ini diharapkan dapat memudahkan tercapainya sasaran pembangunan dan reformasi birokrasi, sekaligus menginisiasi peningkatan kualitas pelayanan publik di bidang pertanian. Pemberian penghargaan Plakat Utama Abdibaktitani tahun 2019, lanjutnya, diharapkan akan dapat memotivasi peningkatan semangat perbaikan dan inovasi pelayanan menuju pelayanan prima. “Untuk itu saya bersyukur atas raihan Plakat Utama Abdibaktitani. Saya berharap Puskeswan tidak cepat berpuas dan terus berbenah demi terwujudnya pelayanan prima yang lebih baik kepada masyarakat Kota Magelang,”tegasnya.

Kepala UPT Klinik Hewan dan Laboratorium Kesehatan Hewan, Heru Trisusila yang mewakili Kepala Disperpa Kota Magelang dalam penerimaan penghargaan tersebut menjelaskan bahwa prestasi yang diukir Puskeswan Kota Magelang dalam ajang penghargaan Abdibaktitani tahun 2019 sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian No 786/KPTS/KP.590/M/11/2019 tertanggal 22 Nopember 2019. Puskeswan, lanjutnya meraih peringkat pertama dengan nilai tertinggi 89,22, menyisihkan lebih dari 40 UKPP di seluruh Indonesia. “Dari keikutsertaan yang pertama kali ini, Puskeswan Kota Magelang langsung berhasil meraih peringkat pertama Plakat Utama,”katanya

Heru mengungkapkan dalam kesempatan ramah tamah dengan Mentan Syahrul Yasin Limpo dan sejumlah pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Pertanian, di mata Mentan semua yang hadir sebagai penerima penghargaan adalah representasi UKPP berprestasi. Ia menceritakan, Mentan yang akrab disapa SYL itu juga mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan. “Selamat kepada para penerima penghargaan, yang datang kesini berprestasi berarti sudah mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik dan sesuai aturan,”ujar Heru menirukan statement Mentan SYL.

     Dijelaskannya, penghargaan Abdibaktitani merupakan ajang penilaian UKPP Berprestasi sekaligus untuk menilai kualitas pelayanan. Salah satu point penting dalam penilaian itu adalah inovasi yang diterapkan dalam mendukung pelayanan. Setelah diraihnya Plakat Utama Abdibaktitani, lanjutnya, Puskeswan akan semakin fokus dalam upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada pasien. Setiap UKPP perlu melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan sebaik-baiknya untuk membantu masyarakat dalam pelayanan yg diberikan. “Sesuai arahan pak Mentan, lini pelayanan dalam bekerja perlu mengimplementasikan 3 hal yaitu Maju, Mandiri dan Modern sehingga dapat mendukung program-program dari Kementerian Pertanian. Harmonisasi juga perlu terus dilakukan antara Pusat dan Daerah,”pungkasnya. (among_wibowo, red)

Belum Sebulan, Kota Magelang Ciptakan 2 Rekor Baru Panen Ubinan Padi Sawah, Tertinggi 13,2 Ton GKP/ha

on .

MAGELANG – Belum sebulan mencapai rekor tertinggi panen ubinan padi sawah, Kota Magelang rabu (27/11/2019) kembali menciptakan rekor baru ubinan padi sawah di penghujung tahun 2019. Seperti diketahui rekor panen ubinan yang baru dipecahkan pada hari kamis lalu (21/11/2019) lalu mencapai 12,64 ton GKP/hektar, hari rabu kembali dipertajam menjadi 13,2 ton GKP/ha. Hasil ubinan ini terangkum melalui kegiatan panen ubinan padi sawah oleh petugas BPS Kota Magelang bersama petani di titik sampel Kampung Tulung Kelurahan Magelang.

Kadisperpa bersama BPS Kota Magelang, unsur TNI, Kelurahan dan Petani Dalam Kegiatan Panen Simbolis Kegiatan SLPHT beberapa waktu lalu

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko mengapresiasi penajaman rekor hasil ubinan padi sawah di Kota Magelang. Eri menegaskan sinergi semua pihak terkait mulai petani, penyuluh pertanian hingga Bidang pertanian punya kontribusi positif atas capaian tersebut. Untuk itu ia meminta capaian hasil ubinan tersebut untuk terus dipertahankan dan menjadi penyemangat untuk berbuat lebih baik dalam musim tanam selanjutnya.

Dikatakannya Kota Magelang sebagai wilayah terkecil di provinsi Jawa Tengah, masih memiliki kontribusi dalam penyediaan pangan khususnya beras di Jawa Tengah meskipun tidak cukup signifikan terhadap peningkatan produksi padi nasional. Sampai saat ini, lanjut Eri, di Kota Magelang masih terdapat 142,83 ha lahan pertanian produktif berbentuk sawah irigasi teknis yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian. “Angka-angka panen ubinan yang diperoleh di lahan petani semakin menguatkan optimisme bahwa produksi padi sawah di Kota Magelang tahun 2019 akan mampu melampaui sasaran produksi 2.359ton GKP,”tegasnya.

Petugas BPS Kota Magelang Melaksanakan Ubinan Padi Sawah Bersama Petani

Dalam kesempatan ini Eri menekankan pihaknya (Disperpa) terus mendorong petani untuk menerapkan prinsip-prinsip SLPHT dalam Budidaya Tanaman Sehat (BTS). Melalui BTS, petani akan memperoleh peningkatan kuantitas dan kualitas hasil panen padi, perbaikan daya dukung lingkungan sawah sekaligus pelestarian keseimbangan ekosistem dan rantai makanan di persawahan. “Saya berharappetani sebagai pelaku utama pertanian untuk terus mencoba inovasi baru dan mengikuti rekomendasi penyuluh pertanian,”tandasnya.

Terinformasi adalah Lukas Radja Tuka, petani pemecah rekor ubinan panen padi tertinggi di Kota Magelang. Petani binaan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang itu saat ini tergabung dalam Poktan Subur Makmur Gapoktan Sri Rejeki. Menurut pengakuannya tidak ada yang berbeda dalam perlakuan selama budidaya padi sawah dengan petani lainnya. Di lahan seluas 1.200 meter persegi, Lukas menanam padi unggul lokal yang sering disebutnya padi galur, varietas yang juga sering ditanam rekan-rekannya. Namun ada satu hal yang menarik dalam aplikasi pupuk. Kalau biasanya petani banyak menggunakan pupuk urea, kali ini Lukas hanya menggunakan pupuk majemuk dan pupuk organik. “Saya menggunakan pupuk npk cuma 25 kg dan sebagian besar lainnya menggunakan pupuk organik,”ujarnya.

Ia tidak menyangka hasil ubinan musim ini di lahannya menjadi yang tertinggi di Kota Magelang. Padahal biasanya ia hanya mampu panen di kisaran 7,5-8 ton GKP/hektar. Menurut Lukas, ketekunannya bersama keluarga untuk merawat tanaman padi sawah berbuah hasil yang membanggakan. “Kalau. kita sayang dengan tanaman yang kita budidayakan, tanaman pun akan membalasnya dengan hasil baik pula sesuai harapan kita,”jelasnya.

Kadisperpa, Eri Widyo Saptoko menyerahkan nasi tumpeng kepada Sumadi (Poktan Subur Makmur Magelang) pada kegiatan SLPHT beberapa waktu lalu

Terkait hasil tersebut, Among Wibowo, Penyuluh Pertanian Madya di Kecamatan Magelang Tengah mengungkapkan kegembiraannya. Sejauh ini dengan 2 kali pemecahan rekor panen ubinan di wilayahnya dengan interval waktu kurang dari seminggu merupakan sebuah prestasi luar biasa bagi petaninya di Kampung Tulung Kelurahan Magelang. Budaya kompetisi antar petani dan menjalankan teknis budidaya sesuai rekomendasi pemerintah menjadi pemicu utama para petani untuk terus mendongkrak produktivitas lahannya masing-masing.

      Beberapa teknis budidaya padi sawah yang direkomendasikan Among untuk dijalankan petani antara lain pergiliran varietas, tanam bibit muda, pengairan berselang, pemupukan berimbang, PHT dan penanganan panen. “Petani di Tulung (Kelurahan Magelang, red) perlahan sudah mulai menyadari dan mengikuti saran dan masukan petugas pertanian di lapangan. Termasuk pergiliran varietas, yang saya nilai krusial pada saat petani menghadapi musim tanam ekstrim,”pungkasnya. (amw, red)