Genjot Urban Farming, Disperpa Kota Magelang Gelar Pelatihan Budidaya dan Pemasaran Jamur Tiram
MAGELANG – Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang hari senin (24/02/2020) menggelar kegiatan Pengembangan Urban Farming dan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian di Aula Disperpa Jl. Kartini Kota Magelang. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk Pelatihan Budidaya Jamur Tiram itu diikuti 35 peserta dari wilayah Kota Magelang. Tampil sebagai narasumber yaitu Muhammad Sumedi Purbo (Sanggar Tani Media Agro Merapi) dan Faris Ikmawanto (Penggiat Bisnis Jamur Tiram Magelang). Tema yang diusung kedua narasumber adalah Prospek Pengembangan Jamur Tiram di Indonesia dan Strategi Pemasaran Jamur Tiram.
Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya mengungkapkan luas lahan pertanian produktif di Kota Magelang dari tahun ke tahun semakin menyempit. Data luas lahan sawah di Kota Magelang saat ini tersisa 142,83 ha saja. Sebagai antisipasi kondisi tersebut, lanjut Eri, DisperpaKota Magelang saat ini fokus dan terus menggenjot upaya pengembangan pertanian perkotaan (urban farming) di lahan sempit. Berbagai jurus dilakukan untuk menjaga eksistensi sektor pertanian di Kota Magelang. Salah satunya dengan mendorong masyarakat/hobiis untuk mengembangkan agribisnis hortikultura seperti komoditas jamur.
Lebih lanjut Eri Widyo Saptoko didampingi Kabid Pertanian, Uswatun Hasanah menyatakan instansinya terus fokus memasyarakatkan urban farming di Kota Magelang melalui sejumlah komoditas. Pemilihan komoditas jamur tiram sangat mempertimbangkan kemudahan masyarakat dalam budidaya dan ceruk pasar yang masih sangat terbuka. “Kami mengharapkan pelatihan ini dapat meningkatkan kompetensi SDM pertanian di Kota Magelang khususnya dalam budidaya dan pemasaran jamur tiram. Disamping pula mendukung dan memperkaya orientasi masyarakat dalam mengembangkan dan memasyarakatkan pertanian perkotaan (urban farming),”jelasnya.
Salah satu narasumber, M. Sumedi Purbo, menyatakan seperti tahun lalu pihaknya sangat antusias mendukung dan menjalin kerjasama dalam pengembangan agribisnis jamur tiram di Kota Magelang. Dia menandaskan bahwa sebenarnya filosofi jamur merupakan jalan menuju makmur. Terinformasi sejumlah keunggulan dalam agribisnis jamur, antara lain bahan baku untuk budidaya jamur tiram melimpah, (umumnya berupa pemanfaatan bahan limbah industri), alam di Indonesia mendukung untuk agribisnis jamur sepanjang tahun, tehnologi budidaya relatif sederhana dan tidak perlu lahan luas, ramah lingkungan, bebas pestisida, sehat dan menyehatkan, pangsa pasar terbuka luas, baik lokal maupun ekspor, secara analisis ekonomi menguntungkan bahkan dapat memberdayakan masyarakat banyak.dan mampu menciptakan agribisnis pendukung hulu-hilir (Industri media, pengolahan, kompos, dll).
Dalam kesempatan tersebut Sumedi juga memaparkan jenis dan manfaat sejumlah jamur antara lain jamur Tiram, Ling zhi, Kuping dan Shiitake. Secara umum jamur berkhasiat untuk proses pencegahan dan pemulihan sejumlah penyakit berat seperti stroke, syaraf, jantung dan kanker. Selain dikonsumsi segar, jamur juga dapat diolah menjadi sirup, campuran teh/kopi, keripik dan berbagai olahan lainnya. Ditanya kunci sukses agribisnis jamur tiram, Sumedi mengatakan sabar dan tekun, disamping juga memahami kebutuhan hidup jamur tiram. Dia menambahkan, merawat jamur ibaratnya merawat bayi sehingga perlu kesungguhan untuk memahami kehidupan jamur. “Kunci awalnya pada media, sterilisasi media dan lokasi budidaya. Selanjutnya perlu senantiasa menjaga suhu (kurang dari 30 C) dan kelembaban (60-80%), serta ventilasi udara dan kebutuhan yang minimal terhadap sinar matahari,”tandasnya.
Sementara narasumber lainnya, Faris Ikmawanto melanjutkan strategi pemasaran jamur bisa melalui pemasaran secara offline maupun online. Produsen jamur harus pandai memilih jenis media pemasaran yang tepat. Menurutnya strategi pemasaran yang tepat dapat memperluas segmen pasar dan meningkatkan volume penjualan. Tak kurang ada 6 langkah yang dapat dilakukan untuk mensiasati pemasaran jamur tiram antara lain penentuan target pasar, mempertahankan kualitas jamur tiram, melengkapi dengan label dan kemasan yang menarik, menjaga kontinyuitas pasokan, diversifikasi ukuran kemasan bilamana jamur dipasarkan dalam bentuk segar dan menawarkan beragam inovasi produk kuliner serba jamur. “Semuanya monggo bisa dipilih sesuai dengan sikon masing-masing unit usaha agribisnis,”pungkasnya. (among_wibowo,red).