• Magelang Kota Sejuta Bunga
    Berangkat dari sebutan "Sebagai Tuin Van Java" (Kota Kebun atau Tamannya Pulau Jawa), Magelang dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga. Ibarat bunga, Kota Magelang ...
    Read more
  • Ayo Ke Magelang
    Ayo Ke Magelang

    Never Ending Eating-eating & Walking-walking ...

  • Taman Wisata Candi Borobudur
    Taman Wisata Candi Borobudur

    Mari berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, objek wisata favorit di Indonesia...

  • Magelang (1)
    Magelang (1)
  • Magelang (2)
    Magelang (2)
  • Magelang (3)
    Magelang (3)
  • Magelang (4)
    Magelang (4)
  • Magelang (5)
    Magelang (5)
  • Magelang (6)
    Magelang (6)
  • Magelang (7)
    Magelang (7)
  • Magelang (8)
    Magelang (8)
  • Magelang (9)
    Magelang (9)
  • Magelang (10)
    Magelang (10)
  • Magelang (11)
    Magelang (11)
  • Magelang (12)
    Magelang (12)
  • Magelang (13)
    Magelang (13)

Peduli Dampak Covid-19, Paguyuban P2L-LUPM Binaan Disperpa Kota Magelang Gelar Bakti Sosial

on .

MAGELANG –Paguyuban Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Kota Magelang bekerjasama dengan Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM) Sri Rejeki Kelurahan Magelang, keduanya binaan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang, hari kamis (23/04/2020) menggelar kegiatan bakti sosial di wilayah Kota Magelang. Dalam bakti sosial itu P2L membagikan 75 Paket bahan pangan dan 125 pcs masker. Sasaran kegiatan Peduli Dampak Covid-19 antara lain Pondok Pesantren Tidar Dudan Kelurahan Tidar Utara, Pondok Tahfidz Qur’an Al Ma’unah Tulung Kelurahan Magelang, Pondok Selamat Perum Depkes Kelurahan Kramat Utara serta anak yatim dan ibu-ibu hamil yang kurang mampu di Kampung Karangwuni Kluyon dan Kampung Karanggading (sekitar RA Masyithoh 8).

Ketua Paguyuban P2L Kota Magelang, Nur Kholifah Budiasih mengungkapkan bakti sosial bertujuan untuk membantu meringankan beban sebagian masyarakat Kota Magelang yang terdampak pandemi Covid 19. Menurutnya bantuan paket bahan pangan yang terdiri dari beras dan aneka sayuran (sawi, kubis, jipang, cabai rawit, cabai merah dan bawang putih) sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat di masa sulit ini. “Alhamdulillah kami masih bisa berkontribusi membantu masyarakat lain yang lebih membutuhkan dari hasil produksi sayuran paguyuban kami sendiri, sekaligus mengasah kepedulian kami terhadap sesama,”katanya.

Terinformasi Paguyuban P2L Lestari Kota Magelang terdiri dari 6 Kelompok Wanit Tani (KWT) antara lain KWT Kartini (Wates), KWT Simoleg (Cacaban), KWT Nusa Indah 3 (Jurangombo Utara), KWT Matahari (Jurangombo Selatan), KWT Manunggal (Potrobangsan) dan KWT Maju Makmur (Kramat Utara). Keenam KWT ini aktif dalam pengembangan budidaya tanaman sayuran dengan memanfaatkan pekarangan di lingkungan sekitar KWT. Sedangkan Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM) Sri Rejeki Kelurahan Magelang yang juga merupakan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) saat ini aktif dalam produksi padi, penyediaan dan distribusi beras bersubsidi ke Toko Tani Indonesia (TTI) di Kota Magelang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko didampingi Kabid Pangan, C.Dwi Ratri, dan Kasi Konsumsi dan Keamanan Pangan, Lina Wanti, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan bakti sosial hasil sinergi Paguyuban P2L dan Gapoktan Sri Rejeki. Eri menegaskan di era pandemi Covid 19, peran serta elemen masyarakat di sektor pertanian seperti Paguyuban P2L dan LUPM sangat vital dalam memproduksi bahan pangan. Selain terus berproduksi, mereka juga perlu bahu membahu untuk memupuk rasa peduli terhadap sesama, saling menguatkan. Pandemi Covid-19, lanjutnya, bukan hanya mengancam keselamatan jiwa masyarakat, namun juga mengancam ketahanan ekonomi masyarakat. Penghasilan masyarakat yang bekerja di sektor informal tidak hanya turun namun besar peluang tidak memiliki penghasilan sama sekali. “Tingkatkan terus produksi pangan dan jangan lupa peduli terhadap sesama,”pesannya

        Di akhir kesempatan Eri menggarisbawahi bahwa sektor pertanian dan pangan tidak boleh berhenti berproduksi. Sektor pertanian diharapkan menjadi leading sector disaat sektor lainnya lumpuh akibat pandemi virus Corona. Peran Petani dan KWT sangat strategis dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat utamanya mendukung pemenuhan 11 bahan kebutuhan pokok masyarakat. “Oleh karena itu, Pemerintah harus hadir untuk memastikan para petani terus memproduksi bahan pangan,”tandasnya. (among_wibowo, red)

Vidcon Dengan Dishanpan Jateng, Kadisperpa Pastikan Ketersediaan Pangan Triwulan II Masih Aman Dengan Harga Stabil

on .

MAGELANG – Merebaknya pandemi virus Corona (Covid 19) memaksa seluruh Kabupaten dan Kota Di Provinsi Jawa Tengah untuk kembali mencermati dan memastikan kecukupan ketersediaan 11 bahan pangan pokok di wilayah masing-masing. Tak terkecuali Kota Magelang. Melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa), Kota Magelang terus memantau perkembangan stok dan harga 11 bahan pangan pokok di pasaran. Hal ini dilakukan demi menjamin ketersediaan seluruh bahan pangan pokok dengan harga yang relatif stabil bagi masyarakat Kota Magelang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam video conference (vidcon) melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting dengan Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jateng hari rabu (08/04/2020) di aula Disperpa mengungkapkan bahwa meskipun ada tekanan kondisi pandemi Covid 19, sesuai data prognosa kebutuhan dan ketersediaan bahan pangan jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Tahun 2020, ketersediaan 11 bahan pangan pokok di Kota Magelang untuk 3 bulan ke depan (Triwulan II, April-Juni 2020) masih aman dan diperkirakan harga masih relatif stabil. Ke-11 bahan pangan pokok yang dimaksud adalah beras medium, jagung, gula, bawang putih, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam dan ikan.

Eri secara rinci juga menjelaskan bahwa ketersediaan bahan pangan pokok Kota Magelang banyak disupport dari wilayah sekitar. Hanya sebagian kecil saja produksi di dalam Kota Magelang. Namun sebagai Kota Jasa, Kota Magelang menjadi sentra pemasaran bahan pangan pokok masyarakat yang produksinya dari wilayah sekitar. Dari sisi ketersediaan selama April-Juni 2020, lanjut Eri, stok yang tersedia untuk setiap bahan pangan pokok sebagai berikut : beras medium (3.673 ton), jagung (74 ton), gula (297 ton), bawang putih (72 ton), bawang merah (116 ton), cabai besar (79 ton), cabai rawit (77 ton), daging sapi (227 ton), daging ayam ras (262 ton), telur ayam (277 ton) dan ikan (625 ton). “Jumlah kebutuhan konsumsi Kota Magelang untuk setiap jenis bahan pangan pokok tersebut masih di bawah angka ketersediaan di pasaran,”tegasnya.

Terinformasi untuk pantauan harga bahan pangan pokok di pasar-pasar tradisional dalam beberapa hari terakhir relatif masih stabil. Harga beras medium Rp10.500-Rp11.000/kg, jagung Rp 6.000-Rp 7.000/kg, gula Rp17.500-Rp 18.000, bawang putih Rp38.000-Rp40.000/kg, bawang merah Rp 35.000-Rp40.000/kg, cabai besar Rp35.000-Rp39.000/kg, cabai rawit Rp42.000-Rp45.000/kg, daging sapi Rp120.000-Rp130.000/kg, daging ayam ras Rp32.000-Rp34.000/kg dan telur ayam Rp25.000-26.000/kg.

         Di akhir vidcon, Eri meminta dukungan Dishanpan Provinsi Jateng agar alokasi kegiatan yang berbasis pekarangan dapat dioptimalkan untuk wilayah perkotaan seperti Kota Magelang. “Fasilitasi kegiatan untuk optimalisasi pekarangan semacam KRPL dan OPP untuk wilayah perkotaan akan dapat meningkatkan ketahanan pangan masyarakat di wilayah perkotaan sekaligus meminimalisir terjadinya stunting,”tandasnya. (among_wibowo, red)

Putus Rantai Penularan Virus Corona, RPH Kota Magelang Gelar Disinfeksi BKC 20%

on .

MAGELANG – Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerjasama dengan Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Tengah kemarin (02/04/2020) menggelar penyemprotan secara menyeluruh pada semua bagian bangunan, peralatan dan mesin yang ada di lingkungan UPT Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Magelang. Kegiatan penyemprotan disinfektan berbahan aktif benzalkonium chlorida (BKC) 20% itu direncanakan sebanyak 4 kali dengan interval penyemprotan seminggu sekali. Penyemprotan desinfektan melibatkan personil gabungan Disnak Provinsi Jateng dan UPT RPH Kota Magelang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko mengapresiasi dukungan Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Tengah untuk operasionalisasi RPH Kota Magelang yang lebih baik, khususnya dalam memutus rantai penularan virus Corona. Eri mengatakan kegiatan ini sebagai upaya preventif bersama dengan dinas vertikal (Disnak Provinsi Jateng, red) guna menangkal penyebaran virus Corona yang saat ini sudah menjadi pandemi dunia itu. Selain itu kegiatan disinfeksi ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi para pelaku usaha pemotongan hewan dan penjualan daging di Kota Magelang. Pihaknya menegaskan akan terus melakukan langkah-langkah preventif secara berkelanjutan bersinergi dengan instansi lain dalam upaya memutus siklus virus yang dikenal dengan nama Corona Viruse Disease 19 (Covid-19). “Kami akan upayakan disinfeksi ini secara rutin yang dibarengi dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta physical distancing bagi SDM di RPH secara tertib dan disiplin,”tandasnya.

Terpisah Kepala UPT RPH Kota Magelang, Diana Widiastuti menambahkan disinfektan berbahan aktif benzalkonium chlorida (BKC) 20% terhitung sulit didapatkan di pasaran dan kalaupun ada harganya sangat mahal. Ia menyampaikan rasa syukurnya karena RPH Kota Magelang termasuk satu dari tiga RPH di Jawa Tengah yang mendapatkan dukungan langsung kegiatan disinfeksi dari Disnak Provinsi Jawa Tengah. lnya “Kegiatan ini sebagai tanggap darurat yang dimaksudkan untuk menjaga setiap aktivitas di RPH Kota Magelang aman dari momok penyebaran Covid 19,”katanya.

Diana menjelaskan bahwa selain kegiatan disinfeksi, RPH Kota Magelang juga terus melakukan sejumlah langkah strategis. Antara lain memberikan informasi seputar Covid-19 yang akurat secara lisan, melalui media sosial, menempel informasi di papan pengumuman RPH, penerapan budaya PHBS (penyediaan sabun cuci tangan, pembagian masker dan protokol operasional kegiatan RPH) dan pengaturan jam kerja bagi ASN dan THL RPH sebagai implementasi physical distancing. “Petugas keamanan, kebersihan, keurmaster, juru sembelih dan petugas laboratorium setelah bekerja, kami haruskan pulang supaya dapat segera mandi dan membersihkan badannya,”tandasnya.

        Disinggung tren penyembelihan hewan, Diana memaparkan bahwa secara tren pada bulan Rajab, Sya’ban dan pertengahan Ramadhan biasanya jumlah pemotongan hewan memang mengalami penurunan. Namun kali ini kondisinya semakin diperparah adanya wabah Covid 19. Terinformasi rata-rata per hari jumlah penyembelihan hewan sapi di RPH Kota Magelang antara 10-12 ekor. Belakangan setelah munculnya wabah Covid 19 jumlah penyembelihan hewan sapi menurun menjadi sekitar 6-8 ekor saja per hari. “Kemungkinan konsumen daging masih takut untuk pergi berbelanja ke pasar-pasar tradisional, disamping tuntutan untuk berhemat di masa sulit ini,”imbuhnya. (among_wibowo, red)