Tampil Lagi di Stan Disperpa Kota Magelang, Beras Medium Gapoktan Sri Rejeki Ludes Diborong Pengunjung CFD Rindam

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG – Setelah beberapa waktu lalu beras medium yang dipasarkan Stan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang diserbu pengunjung Car Free Day (CFD) Rindam, minggu (28/07) stan Disperpa kembali dipenuhi masyarakat. Memasarkan beras medium yang sama (produksi Gapoktan Sri Rejeki Kelurahan Magelang), dalam waktu singkat stok beras 350 kg itu ludes diborong pengunjung CFD. Puluhan pengunjung silih berganti datang hanya untuk membeli beras yang dibanderol seharga Rp 8.800/kg atau Rp 44.000 per kemasan 5 kg itu. Respon positif masyarakat tentunya semakin menebalkan asa baik Disperpa maupun Gapoktan Sri Rejeki bahwa potensi pemasaran beras medium masih sangat terbuka di Kota Magelang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko melalui Kasi Ketersediaan dan Distribusi Pangan, M.Makfud menyatakan pihaknya terus berupaya mempromosikan beras medium untuk pasaran Toko Tani Indonesia (TTI) pada setiap gelaran CFD. Harapannya dapat meraih respon positif dari masyarakat pengunjung. Menurutnya kegiatan CFD sangat penting untuk ajang mempromosikan semua bentuk layanan maupun produksi yang dihasilkan oleh Disperpa, baik melalui UPT maupun mitra binaannya. “Alhamdulillah kali ini kami sudah sukses 3 kali mempromosikan sekaligus ujicoba pemasaran beras medium produksi Gapoktan Sri Rejeki,”ungkapnya.

Terinformasi pada kegiatan penyediaan beras medium untuk Toko Tani Indonesia (TTI), Kota Magelang mendapatkan alokasi satu Gapoktan sebagai operator kegiatan Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM), yaitu Gapoktan Sri Rejeki. Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) memberikan bantuan dalam bentuk alat dan mesin pertanian untuk prosesing beras senilai kurang lebih Rp 100 juta (saat ini masih proses pengadaan di tingkat Provinsi) dan dana operasional Rp 60 juta. Hingga sejauh ini kegiatan penyediaan beras medium sudah berjalan dan mampu memproduksi sekitar hampir 7 ton beras medium dalam kurun waktu 2 bulan terakhir.

Dalam kesempatan tersebut Makfud menambahkan pertimbangan dilaksanakannya kegiatan LUPM tidak lain karena seringnya harga komoditas pangan mengalami fluktuasi yang dapat merugikan petani, pelaku distribusi, dan konsumen baik secara ekonomi maupun kesejahteraan. Permasalahan utama yang terjadi selama ini yaitu tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen yang mengakibatkan keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha. “Harga yang tinggi di tingkat konsumen tidak menjamin petani (produsen) mendapatkan harga yang layak, sehingga diperlukan keseimbangan harga yang saling menguntungkan, baik di tingkat produsen maupun tingkat konsumen,”katanya.

Ditempat terpisah, pengurus Gapoktan Sri Rejeki M. Slamet Haryanto menegaskan operasionalisasi LUPM di Gapoktan Sri Rejeki, sudah berjalan hampir 2 bulan dan mensupply hampir 7 ton beras medium ke sejumlah TTI di Kota Magelang. Bahkan sampai awal bulan Juli, produk berasnya 2 kali dipromosikan Disperpa di Soropadan Agro Expo 2019 dan CFD Rindam 2 minggu lalu. Gapoktannya berkomitmen terus memproduksi beras medium untuk TTI. Semoga nantinya bantuan alsintan untuk prosesing dalam jangka panjang dapat memberi nilai tambah untuk panenan petani di Kota Magelang, khususnya di Gapoktan Sri Rejeki,”timpalnya

        Sementara itu pendamping kegiatan LUPM Gapoktan Sri Rejeki, Among Wibowo yang juga Penyuluh Pertanian Magelang Tengah menambahkan bahwa prinsipnya kegiatan tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok strategis, integrasi rantai distribusi pemasaran agar lebih efisien, harga konsumen dapat ditransmisikan dengan baik kepada harga petani (produsen), informasi pasar antar wilayah berjalan dengan baik, mencegah terjadinya pemasukan pangan ke pasar suatu wilayah hanya boleh dipasok oleh pelaku usaha tertentu, dan mencegah penyalahgunaan market power oleh pelaku usaha tertentu. Kegiatan LUPM, lanjutnya, secara tidak langsung berperan untuk mengatasi anjloknya harga pada masa panen raya dan tingginya harga pada saat paceklik. “LUPM menjadi instrumen Pemerintah untuk menahan gejolak harga dalam situasi tertentu, sebagai mekanisme yang berkelanjutan baik pada saat suplai melimpah dan kurang atau sebagai stabilisator dalam menjaga pasokan pangan,”jelasnya. (amw, red)

AKI Masih Rendah, Forikan Kota Magelang Gelar Pelatihan Pada Kampanye Gemarikan Bagi Kader PKK

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG - Ketua TP PKK Kota Magelang, Yetty Biakti kemarin (24/07) membuka pelatihan pada Kegiatan Kampanye Gemar Makan Ikan (Gemarikan) bagi kader PKK se-Kota Magelang tahun 2019 di Kebun Bibit Senopati (KBS) Magelang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para kader PKK tentang pentingnya mengkonsumsi ikan, terutama untuk kesehatan tulang manusia. Selain itu diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu dalam mengolah ikan menjadi aneka ragam olahan. Kegiatan yang dihadiri ratusan peserta dari unsur Dinas Kelautan dan Provinsi (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang, Darma Wanita se-Kota Magelang dan Forikan Kota Magelang itu terselenggara melalui kegiatan Pengembangan Logistik, Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2019.

Dalam sambutannya, Yetty Biakti yang juga istri Walikota Magelang sekaligus Ketua Forikan Kota Magelang itu menekankan perlunya pelatihan pada kampanye Gemarikan untuk menambah wawasan dan pengetahuan seputar olahan hasil perikanan, lengkap dengan komposisi gizi yang terkandung di dalamnya. “Nantinya saya berharap para peserta dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari acara ini untuk dapat dikembangkan menjadi usaha yang produktif dan menguntungkan,”ujarnya.

Selain itu, Yetty juga menekankan pentingnya kegiatan Kampanye Gemarikan di Kota Magelang khususnya bagi anak-anak usia balita hingga usia sekolah. Hal ini sebagai bagian upaya penanaman kesadaran sejak dini tentang arti pentingnya makan ikan bagi kesehatan dan kecerdasan. “Kampanye Gemarikan masih sangat dibutuhkan dan akan terus kita gelorakan secara terus-menerus di Kota Magelang,”katanya.

Ditambahkannya, terkait kampanye Gemarikan, PKK mempunyai peran dalam pemberdayaan masyarakat, unsur penggerak pembangunan dan pilar keluarga sebagaimana tugas pokok yang dimilikinya. PKK, lanjutnya, harus menjadi aktor utama dalam mengajak dan menggerakkan keluarga dan lingkungan sekitarnya agar terbiasa dengan budaya makan ikan. Kampanye Gemarikan yang mengambil tagline “Ayo Makan Ikan Agar Sehat, Cerdas dan Kuat” itu juga diharapkan dapat meningkatkan AKI sehingga berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya para pelaku utama hasil perikanan.

Sementara itu Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko melalui Sekretaris Disperpa, Susmiyati menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada DKP Provinsi Jawa Tengah yang telah mengalokasikan kegiatan Kampanye Gemarikan Tahun 2019 di Kota Magelang. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa sesuai data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Angka Konsumsi Ikan (AKI) di Indonesia tahun 2017 baru mencapai 47 kg/kapita/tahun. Sementara itu AKI di Kota Magelang meskipun mengalami kenaikan, baru mencapai 23,25 kg/kapita/tahun. Angka ini pun masih di bawah AKI ideal untuk kesehatan yaitu lebih dari 31 kg/kapita/tahun. Apalagi dibandingkan dengan AKI negara tetangga, seperti Malaysia (70 kg/kapita/tahun), Korea (60 kg/kapita/tahun) dan Jepang (140 kg/kapita/tahun).

Sebagai upaya meningkatkan AKI, menumbuhkan kesadaran individu dan kelompok masyarakat tentang arti penting mengkonsumsi ikan, KKP menginisiasi Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) sejak tahun 2004. Kampanye Gemarikan, lanjutnya saat ini menjadi gerakan nasional yang dilaksanakan secara berjenjang hingga ke lapisan bawah masyarakat, termasuk di Kota Magelang. Kegiatan Gemarikan di Kota Magelang memiliki sasaran utama pada anak-anak usia balita hingga masa sekolah. Hal tersebut sebagai upaya penanaman kesadaran sejak dini tentang arti pentingnya makan ikan bagi kesehatan dan kecerdasan. “Dalam kesempatan ini kami berterima kasih kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah yang telah bekerjasama dengan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kota Magelang menggelar kegiatan kampanye Gemarikan untuk kader PKK se-Kota Magelang,”ungkapnya.

Adapun terkait kegiatan pelatihan, sejumlah peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan dan berharap dapat mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan mengolahikan di lingkungan keluarga dan sekitarnya. Dalam kesempatan ini peserta diberikan souvenir olahan ikan yang dapat dikonsumsi untuk hidangan keluarga di rumah.“Mudah-mudahan ilmu dari pelatihan pengolahan ikan ini dapat saya terapkan di rumah dan dilingkungan sekitar,”kata peserta yang enggan disebutkan namanya.

Terinformasi kegiatan kampanye Gemarikan bagi Kader PKK Kota Magelang ini disertai pelatihan dengan menghadirkan dua narasumber. Kedua narasumber adalah Dr. AinunNaim, Sp.OTdari RSUD Tidar Kota Magelang dan Chef Slamet Susilo dari Family Catering Temanggung. Ainun Naim memaparkan tentang manfaatikan bagi kesehatan tulang manusia dan nutrisi yang terkandung pada beberapa jenis ikan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Sedangkan Chef Slamet Susilo menyampaikan materi tentang diversifikasi menu olahan ikan beserta praktik pembuatan 2 (dua) menu olahan, yaitu bola-bola ikan dan tempura ikan. (among_wibowo, red)

Setelah Raup Omzet 34 Juta di SAE 2019, Kini Poktan Kenikir Garap Area Taman Teknologi Pertanian di Kabupaten Tegal

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG – Setelah meraih sukses besar meraup 34 juta di Soropadan Agro Expo (SAE) 2019 lalu, Poktan Kenikir kembali menorehkan prestasi baru. Kali ini poktan tanaman hias binaan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang itu mendapatkan kepercayaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal untuk pembuatan taman di area Taman Teknologi Pertanian, Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Taman seluas ratusan meter itu nantinya akan dipergunakan untuk perhelatan Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) bulan Oktober mendatang.

Hal ini terungkap dalam Pertemuan Evaluasi Kegiatan Poktan bersama Disperpa Kota Magelang, kemarin (18/07) di RM Bu Tatik Mertoyudan-Magelang. Kegiatan tersebut dihadiri Kasi Prasarana dan Sarana Pertanian, Penyuluh Pertanian, anggota poktan Kenikir dan perwakilan Bank Magelang. Dalam kesempatan itu dilakukan evaluasi terhadap partisipasi Poktan dalam kegiatan SAE 2019, pengenalan kredit mikro Promaster dari Bank Magelang, persiapan Poktan dalam kegiatan pembuatan taman di Kabupaten Tegal dan persiapan rencana partisipasi Poktan dalam kegiatan Magelang Agri Flori 2019 yang akan digelar pada 20-22 September 2019 di Gedung Ahmad Yani Magelang.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam pointer yang disampaikan Kasi Prasarana dan Sarana Pertanian, Yhan Noercahyo Wibowo sangat mengapresiasi kesuksesan Poktan Kenikir dalam kegiatan SAE 2019. Yhan berharap sukses tersebut dapat terus dipertahankan dan menular pada kelompok tanaman hias lainnya. Khusus untuk penyelenggaraan Magelang Agri Flori 2019, lanjutnya, kelompok kami harapkan dapat tampil lebih maksimal lagi baik untuk stan pameran maupun dalam kontes Aglaonema tingkat Nasional. “Monggo Bapak Ibu untuk rembugan secara internal apakah setiap anggota akan tampil masing-masing atau tampil secara kelompok,”ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Bank Magelang mengenalkan produk Pro Master yang dapat diakses untuk penguatan modal poktan Kenikir. Suyamto, Kabag Marketing Bank Magelang menyampaikan bahwa kredit Promaster sudah dimanfaatkan sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Kota Magelang. Namun untuk pelaku agribisnis masih baru tahap pengenalan. Kepada poktan Kenikir, Bank Magelang memberikan peluang secara perorangan ataupun kelompok untuk mengakses kredit Promaster. “Kredit Promaster dengan plafon kreditnya 2, 5 juta, peminjam tanpa disertai agunan, bunganya hanya 3% per tahun dan dapat dicicil selama 24 bulan, “katanya.

Sementara itu, Among Wibowo, Penyuluh Pertanian Madya menekankan pentingnya poktan Kenikir untuk memperkuat legalitas poktan, melakukan diversifikasi usaha dan menjaga kepercayaan konsumen. Terkait legalitas poktan, Among menyatakan siap membantu proses penerbitan SK Kepala Disperpa dan penyusunan AD/ART untuk memudahkan poktan memenuhi persyaratan administrasi dalam pengerjaan taman di sejumlah lokasi di Jawa Tengah. “Untuk diversifikasi usaha, poktan sebaiknya membuat 2 divisi, yakni Divisi Taman dan Divisi Tanaman,”tandasnya.

Terkait perkembangan usaha poktan, Kurniawan, Ketua Poktan Kenikir menyatakan kebanggaannya segenap anggota dapat saling dukung untuk meningkatkan kinerja dan suksesnya poktan Kenikir dalam setiap even yang diikuti. Terinformasi selama ini poktan Kenikir yang hanya beranggotakan 12 orang itu fokus pada tanaman hias aglaonema dan berkembang dalam perawatan, pengecatan dan penataan taman kota. Dari hari ke hari semakin banyak instansi pemerintah yang melirik dan mengapresiasi taman hasil karya Poktan Kenikir. “Resepnya cuma satu, branding, selalu guyub rukun dan fokus pada usaha kelompok,”ujarnya.

Di akhir kesempatan, Suharyono, sekretaris Poktan Kenikir mengucapkan terima kasih atas dukungan Disperpa Kota Magelang yang selama ini dalam berbagai kesempatan seringkali melibatkan kelompoknya. Dia menambahkan selain sukses meraup omzet 34 juta pada SAE 2019, kelompoknya juga diberikan kesempatan untuk menjadikan green house di arena SAE untuk showroom hingga bulan Desember. Dan yang paling membanggakan karya taman celosia di arena SAE awal Juli lalu itu sempat dikunjungi dan mendapatkan apresiasi Gubernur Jawa Tengah dan rombongan. “Berawal dari situlah kami mulai dikenal hingga dipercaya membuat taman di Taman Teknologi Pertanian Slawi dan insya Allah dilanjut di 3 kabupaten lainnya,”pungkasnya. (amw, red).

Diaudit DKP Provinsi Jateng, Dua Kelompok Binaan Disperpa Kota Magelang Berpeluang Raih Sertifikat CBIB

Ditulis oleh pertanian on . Posted in Berita

MAGELANG- Tim Auditor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah hari Senin (15/07) menggelar audit terhadap Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) binaan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang. Kegiatan audit dilaksanakan di 2 lokasi, yakni di areal kolam budidaya Pokdakan Tidar Manfaat Barokah Kelurahan Tidar Utara dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Nusa Indah 3 Kelurahan Jurangombo Utara. Hal ini membuka peluang kedua kelompok tersebut untuk meraih sertifikat Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB).

Tim Auditor DKP Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 2 (dua) orang, yaitu Arif Rahman Hakim dan Rohita Arum. Kegiatan tersebut dikawal langsung Kabid Peternakan dan Perikanan Disperpa, Kasi Perikanan dan Penyuluh Perikanan Magelang Selatan. Turut hadir dalam kegiatan audit, sejumlah pengurus dari kedua kelompok baik Pokdakan Tidar Manfaar Barokah maupun KWT Nusa Indah.

Koordinator Auditor DKP, Arif Rahman menerangkan bahwa pelaksanaan audit dilakukan untuk seluruh tahapan dalam kegiatan budidaya ikan. Antara lain persiapan wadah/kolam budidaya, pemilihan benih, pemberian pakan, penggunaan obat-obatan dan proses pemanenan hasil. Arif menceritakan lebih lanjut, dampak budidaya ikan terhadap lingkungan di sekitar juga menjadi unsur dalam proses audit oleh tim. Ruang lingkup Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) antara lain keamanan pangan pada usaha pembesaran ikan, penggunaan pakan dan obat-obatan, keamanan pangan pada saat panen dan pasca panen, verifikasi, tindakan koreksi dan pencatatan usaha pembudidayaan ikan. Pengendalian usaha budidaya ikan yang baik diwujudkan dalam penerapan CBIB. “Adapun unit budidaya ikan yang telah menerapkan CBIB akan mendapat sertifikat dari Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),”imbuhnya.

Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko dalam pointer yang disampaikan oleh Kabid Peternakan dan Perikanan, Hadiono menegaskan bahwa sektor perikanan masih menjadi salah sektor pembangunan yang berkontribusi dalam penyediaan pangan yang bermutu dan bergizi bagi masyarakat. Karena itu, kualitas dan keamanan produk menjadi faktor penting dalam kegiatan produksi hasil perikanan, utamanya budidaya ikan. “Sertifikasi menjadi indikator penerapan standar mutu untuk memberikan jaminan kepada konsumen, bahwa produk yang disertifikasi telah memenuhi standarmutu yang ditetapkan. Jaminannya diantaranya kualitas dan keamanan baik dari segi proses maupun produk akhir,”ungkapnya.

Sementara itu Kurnia Hardjanto, Penyuluh Perikanan Kecamatan Magelang Selatan menjelaskan bahwa sertifikasi merupakan upaya pemerintah dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap pelaku usaha agar memenuhi standar mutu produksi pangan. Pendampingan dan pembinaan kelompok perikanan pada Disperpa Kota Magelang, lanjutnya, diarahkan pada penguatan jaminan keamanan dan mutu produk perikanan. Antara lain melalui sertifikasi kegiatan perikanan, mulai Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) hingga Kelayakan Pengolahan Ikan. “Sertifikasi kegiatan dan produk hasil perikanan ini sejalan dengan program pembangunan daerah yang tercantum dalam RPJMDKota Magelang Tahun 2016-2021,”tandas Kurnia.

Seperti diketahui beberapa waktu lalu, Disperpa mengajukan 2 (dua) kelompok perikanan untuk proses sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB), yaitu Pokdakan Tidar Manfaat Barokah dan KWT Nusa Indah 3. Pokdakan Tidar Manfaat Barokah berlokasi di Tidar Dudan, Kelurahan Tidar Utara, Kecamatan Magelang Selatan. Sedangkan KWT Nusa Indah 3 berlokasi di Jagoan 3, Kelurahan Jurangombo Utara, Kecamatan Magelang Selatan.

           Pokdakan Tidar Manfaat Barokah (TMB) yang dibentuk pada tanggal 9 September 2013 dan diketuai M. Dzaky Zamani memiliki visi untuk“Mewujudkan Tidar Dudan Sebagai Sentra Lele Yang Bermanfaat Serta Barakah”. Pokdakan TMB memiliki kegiatan utama pembesaran ikan lele, dengan dukungan unit usaha lainnya berupa unit pembenihan skala rumah tangga dan unit pengolahan ikan. Potensi produksi ikan kelompok untuk saat ini adalah 1 ton/tahun. Adapun KWT Nusa Indah 3 yang diketuai Nur Kholifah Budiase memiliki visi untuk “Terwujudnya KWT Nusa Indah 3 yang mandiri dan produktif serta mampu mensejahterakan anggota”. Kelompok Wanita ini memiliki kegiatan pembesaran ikan lele, dengan dukungan unit usaha lainnya berupa pengolahan dan pertanian. Potensi produksi ikan kelompok untuk saat ini adalah 500 kg/tahun. (among_wibowo, red)